1.27.2008

Lembah Lollipop

Yg manakah Anda saat ini?? Bob atau Bib ??

Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang
melewati lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan
setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama.
Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop
yang berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti
berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk
mengambil dan menikmati kelezatan mereka.

Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil.
Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat
jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat
banyak didepannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia
simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen
tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis maka ia
memacu langkahnya
supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.

Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah
permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah
batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang
lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana
perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat?
Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau
kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat." Bob terdiam
mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan
tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen
lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang
membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu,
"Permennya saya lupa makan!"

Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen
lolipop.
"Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu tapi
kamu sudah sangat jauh di depan saya." "Kenapa kamu memanggil saya?" tanya
Bob. "Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama.
Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah
sekali!" Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. "Lalu tadi ada seorang
kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia
beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak
menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama." Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia
lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk
mengumpulkan permen-permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan
tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk
memasukkan semua permen itu ke dalam tas
karungnya.

Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal
dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang
berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana
saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia." Ia pun berkata dalam
hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop
sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja.
Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita
menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi
lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.

Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia? Jika saya
tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya mereka
menjawab, "Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya
sudah
menikah... nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat
suami saya lebih mencintai saya... nanti pada saat saya telah meraih semua
impian saya... nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar... "

Pemikiran ¡nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat
¡sekarang'. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan
tentang masa ¡nanti' bahagia. Terkadang jika saya renungkan hal tersebut,
ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk
masa ¡nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi
rasanya tidak pernah sampai di masa ¡nanti' bahagia itu. Ritme hidup yang
sangat cepat... target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya
kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak
pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.

Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat
kita
duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita
mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama
keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras
dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup menjadi lebih indah.

Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran;
memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari
setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah
anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari
begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri. Kita
akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih
damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih
bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah
permen lolipop.

No comments: