Tanggal: Selasa, 28 Desember 2010
Bacaan : Mazmur 42:1-6
Setahun: Zakharia 5-8; Wahyu 19
Nats: Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam
diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi
kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mazmur 42:6)
Judul:
MENGAPA INI TERJADI?
Sungguh tak terperi duka dan derita yang dirasakan Sardiyanto,
pria paruh baya yang berasal dari Jawa Tengah itu. Ia selalu
meneteskan air mata ketika mengenang peristiwa tragis yang terjadi
tiga tahun silam. Bagaimana tidak, ia harus kehilangan lima anggota
keluarganya sekaligus dalam peristiwa nahas tragedi hilangnya
pesawat komersial nasional jurusan Surabaya-Manado pada tanggal 1
Januari 2007. Sardiyanto tidak sendirian, ada banyak keluarga lain
yang juga turut kehilangan orang-orang dalam kecelakaan tersebut.
Ketika kita mengalami peristiwa menyedihkan, kerap timbul pertanyaan
di hati, "Mengapa ini terjadi? Mengapa saya harus mengalami ini?"
Dan, kita tidak menemukan jawabnya. Ya, dalam hidup ini ada banyak
peristiwa yang terjadi tanpa alasan atau jawaban yang memuaskan.
Bencana alam yang meluluhlantakkan dan meninggalkan luka begitu
dalam; penyakit berat yang tiba-tiba datang mendera tubuh; kegagalan
demi kegagalan; dan persoalan yang seolah-olah tidak berujung.
Begitulah, banyak hal dalam hidup ini yang terjadi begitu saja.
Maka, baiklah kita meresponsnya bukan dengan gugatan atau pun
protes, melainkan dengan hati yang berserah dan tetap bersyukur.
Seperti pemazmur yang dalam segala duka dan derita, tekanan jiwa dan
kegelisahannya yang dialami, ia berharap kepada Allah dan tetap
bersyukur kepada-Nya (ayat 6). Maka, marilah kita berhenti mencari
jawaban.
Jalani saja hidup ini dengan rela. Mungkin itu tidak serta merta
akan menyelesaikan masalah, tetapi minimal tidak akan menimbulkan
masalah baru atau menambah berat masalah yang sudah ada --AYA
BERDAMAI DENGAN KENYATAAN
KERAP MERUPAKAN JAWABAN DARI BANYAK PERTANYAAN
Mazmur 42:1-6
1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. (42-2)
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah
jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2 (42-3) Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.
Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3 (42-4) Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena
sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
4 (42-5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku
gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan
manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara
sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang
yang mengadakan perayaan.
5 (42-6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam
diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi
kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
6 (42-7) Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat
kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari
gunung Mizar.
Showing posts with label E-Worship. Show all posts
Showing posts with label E-Worship. Show all posts
12.29.2010
SEJARAH NATAL
The Plain Truth about Christmas
Herbert W. Armstrong
SEJARAH NATAL
Kata Christmas (Natal) yang artinya Mass of Christ atau disingkat Christ-Mass, diartikan sebagai hari untuk merayakan kelahiran "Yesus". Perayaan yang diselenggarakan oleh non-Kristen dan semua orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja Kristen Katolik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran itu? Sebab Natal itu bukan ajaran Bible (Alkitab), dan Yesus pun tidak pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk dalam ajaran Kristen Katolik Roma pada abad ke empat ini adalah berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.
Karena perayaan Natal yang diselenggarakan di seluruh dunia ini berasal dari Katolik Roma, dan tidak memiliki dasar dari kitab suci, maka marilah kita dengarkan penjelasan dari Katolik Roma dalam Catholic Encyclopedia, edisi 1911, dengan judul "Christmas", anda akan menemukan kalimat yang berbunyi sebagai berikut:
"Christmas was not among the earliest festivals of Church …the first evidence of the feast is from Egypt. Pagan customs centering around the January calends gravitated to christmas."
"Natal bukanlah diantara upacara-upacara awal Gereja …bukti awal menunjukkan bahwa pesta tersebut berasal dari Mesir. Perayaan ini diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari ini, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus."
Dalam Ensiklopedi itu pula, dengan judul "Natal Day," Bapak Katolik pertama, mengakui bahwa:
"In the Scriptures, no one is recorded to have kept a feast or held a great banquet on his birthday. It is only sinners (like Paraoh and Herod) who make great rejoicings over the day in which they were born into this world."
"Di dalam kitab suci, tidak seorang pun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini."
Encyclopedia Britannica, yang terbit tahun 1946, menjelaskan sebagai berikut:
"Christmas was not among the earliest festivals of the church…It was not instituted by Christ or the apostles, or by Bible authority. It was picked up of afterward from paganism."
"Natal bukanlah upacara - upacara awal gereja. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible (Alkitab) juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala."
Encyclopedia Americana terbitan tahun 1944 juga menyatakan sebagai berikut:
"Christmas…It was, according to many authorities, not celebrated in the first centuries of the Christian church, as the Christian usage in general was to celebrate the death of remarkable persons rather than their birth…" (The "Communion," which is instituted by New Testament Bible authority, is a memorial of the death of Christ.) "…A feast was established in memory of this event (Christ's birth) in the fourth century. In the fifth century the Western Church ordered it to be celebrated forever on the day of the old Roman feast of the birth of Sol, as no certain knowledge of the day of Christ's birth existed."
"Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut.." ("Perjamuan Suci" yang termaktub dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus.) "…Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad keempat Masehi. Pada abad kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari "Kelahiran Dewa Matahari." Sebab tidak seorang pun yang mengetahui hari kelahiran Yesus."
Sekarang perhatikan! Fakta sejarah telah membeberkan kepada kita bahwa mulai lahirnya gereja Kristen pertama sampai dua ratus atau tiga ratus tahun kemudian - jarak waktu yang lebih lama dari umur negara Amerika Serikat - upacara Natal tidak pernah dilakukan oleh umat Kristen. Baru setelah abad keempat, perayaan ini mulai diselenggarakan oleh orang-orang Barat, Roma dan Gereja. Menjelang abad kelima, Gereja Roma memerintahkan untuk merayakannya sebagai hari raya umat Kristen yang resmi.
THE PLAIN TRUTH ABOUT CHRISTMAS
By Herbert W. Armstrong
Terjemahan dalam bahasa Indonesia oleh Masyhud SM. dalam buku Misteri Natal.
Sumbangan A.C. Zulvan (zac@agro.lyman.co.id)
Herbert W. Armstrong
SEJARAH NATAL
Kata Christmas (Natal) yang artinya Mass of Christ atau disingkat Christ-Mass, diartikan sebagai hari untuk merayakan kelahiran "Yesus". Perayaan yang diselenggarakan oleh non-Kristen dan semua orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja Kristen Katolik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran itu? Sebab Natal itu bukan ajaran Bible (Alkitab), dan Yesus pun tidak pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk dalam ajaran Kristen Katolik Roma pada abad ke empat ini adalah berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.
Karena perayaan Natal yang diselenggarakan di seluruh dunia ini berasal dari Katolik Roma, dan tidak memiliki dasar dari kitab suci, maka marilah kita dengarkan penjelasan dari Katolik Roma dalam Catholic Encyclopedia, edisi 1911, dengan judul "Christmas", anda akan menemukan kalimat yang berbunyi sebagai berikut:
"Christmas was not among the earliest festivals of Church …the first evidence of the feast is from Egypt. Pagan customs centering around the January calends gravitated to christmas."
"Natal bukanlah diantara upacara-upacara awal Gereja …bukti awal menunjukkan bahwa pesta tersebut berasal dari Mesir. Perayaan ini diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari ini, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus."
Dalam Ensiklopedi itu pula, dengan judul "Natal Day," Bapak Katolik pertama, mengakui bahwa:
"In the Scriptures, no one is recorded to have kept a feast or held a great banquet on his birthday. It is only sinners (like Paraoh and Herod) who make great rejoicings over the day in which they were born into this world."
"Di dalam kitab suci, tidak seorang pun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini."
Encyclopedia Britannica, yang terbit tahun 1946, menjelaskan sebagai berikut:
"Christmas was not among the earliest festivals of the church…It was not instituted by Christ or the apostles, or by Bible authority. It was picked up of afterward from paganism."
"Natal bukanlah upacara - upacara awal gereja. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible (Alkitab) juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala."
Encyclopedia Americana terbitan tahun 1944 juga menyatakan sebagai berikut:
"Christmas…It was, according to many authorities, not celebrated in the first centuries of the Christian church, as the Christian usage in general was to celebrate the death of remarkable persons rather than their birth…" (The "Communion," which is instituted by New Testament Bible authority, is a memorial of the death of Christ.) "…A feast was established in memory of this event (Christ's birth) in the fourth century. In the fifth century the Western Church ordered it to be celebrated forever on the day of the old Roman feast of the birth of Sol, as no certain knowledge of the day of Christ's birth existed."
"Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut.." ("Perjamuan Suci" yang termaktub dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus.) "…Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad keempat Masehi. Pada abad kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari "Kelahiran Dewa Matahari." Sebab tidak seorang pun yang mengetahui hari kelahiran Yesus."
Sekarang perhatikan! Fakta sejarah telah membeberkan kepada kita bahwa mulai lahirnya gereja Kristen pertama sampai dua ratus atau tiga ratus tahun kemudian - jarak waktu yang lebih lama dari umur negara Amerika Serikat - upacara Natal tidak pernah dilakukan oleh umat Kristen. Baru setelah abad keempat, perayaan ini mulai diselenggarakan oleh orang-orang Barat, Roma dan Gereja. Menjelang abad kelima, Gereja Roma memerintahkan untuk merayakannya sebagai hari raya umat Kristen yang resmi.
THE PLAIN TRUTH ABOUT CHRISTMAS
By Herbert W. Armstrong
Terjemahan dalam bahasa Indonesia oleh Masyhud SM. dalam buku Misteri Natal.
Sumbangan A.C. Zulvan (zac@agro.lyman.co.id)
SEJAUH LANGIT DARI BUMI
Tanggal: Sabtu, 25 Desember 2010
Bacaan : Mazmur 103:10-14
Setahun: Zefanya 1-3; Wahyu 16
Nats: Tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih
setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia (Mazmur 103:11)
Judul:
SEJAUH LANGIT DARI BUMI
Sejauh langit dari bumi/begitu besarnya kasih-Mu/penuhi hati kami
yang rindu/menyembah-Mu, Yesus/Sejauh langit dari bumi/begitu
besarnya kasih-Mu/Kaulah Tuhan, kekuatanku, sukacitaku ...".
Sebenarnya sudah kerap saya menyanyikan pujian ini, tetapi suatu
kali hati saya sungguh tersentak ketika melantunkannya.
Ya, kasih-Nya kepada kita begitu panjang, begitu lebar, begitu
dalam, begitu tinggi. Bahkan, meski jarak dan keberadaan manusia
dengan Tuhan begitu jauh dan begitu berbeda, Dia bersedia menembus
semuanya itu, bersedia turun begitu rendah, dengan menjelma menjadi
manusia yang kecil dan lemah. Sejauh langit dari bumi Dia tempuh,
Dia seberangi, demi menyelamatkan seluruh anak-Nya yang tak tahu
jalan ke surga, jika bukan Tuhan sendiri yang menghampiri.
Sungguh kasih yang sukar untuk digambarkan. Kasih yang begitu besar
hingga menutupi begitu banyaknya kesalahan kita. Kasih-Nya membalas
dengan tak setimpal pemberontakan kita (ayat 10). Bahkan,
disingkirkan-Nya jauh-jauh pelanggaran kita (ayat 12). Sungguh,
kasih-Nya adalah kasih Bapa yang terbaik dari segala bapa yang
pernah ada, bagi orang-orang yang takut akan Dia. Benar, bagi
"orang-orang yang takut akan Dia" (ayat 11, 13).
Natal merupakan pengingat yang kuat bagi kita, bahwa semua jarak dan
penghalang yang memisahkan manusia dengan Allah, telah Kristus
lewati dan seberangi demi menjangkau kita. Dia telah lebih dulu
menghampiri kita, maka mari hampiri Dia. Dia telah lebih dulu
mengasihi kita, karena itu mari kasihi Dia. Dia telah lebih dulu
melayani kita, maka mari layani Dia. Selamat Natal! --AW
KASIH TUHAN SUNGGUH TAK MASUK NALAR
SUPAYA HARGA PENEBUSAN JIWA KITA DAPAT TERBAYAR
Mazmur 103:10-14
10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan
tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih
setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita
pelanggaran kita.
13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang
kepada orang-orang yang takut akan Dia.
14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
Bacaan : Mazmur 103:10-14
Setahun: Zefanya 1-3; Wahyu 16
Nats: Tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih
setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia (Mazmur 103:11)
Judul:
SEJAUH LANGIT DARI BUMI
Sejauh langit dari bumi/begitu besarnya kasih-Mu/penuhi hati kami
yang rindu/menyembah-Mu, Yesus/Sejauh langit dari bumi/begitu
besarnya kasih-Mu/Kaulah Tuhan, kekuatanku, sukacitaku ...".
Sebenarnya sudah kerap saya menyanyikan pujian ini, tetapi suatu
kali hati saya sungguh tersentak ketika melantunkannya.
Ya, kasih-Nya kepada kita begitu panjang, begitu lebar, begitu
dalam, begitu tinggi. Bahkan, meski jarak dan keberadaan manusia
dengan Tuhan begitu jauh dan begitu berbeda, Dia bersedia menembus
semuanya itu, bersedia turun begitu rendah, dengan menjelma menjadi
manusia yang kecil dan lemah. Sejauh langit dari bumi Dia tempuh,
Dia seberangi, demi menyelamatkan seluruh anak-Nya yang tak tahu
jalan ke surga, jika bukan Tuhan sendiri yang menghampiri.
Sungguh kasih yang sukar untuk digambarkan. Kasih yang begitu besar
hingga menutupi begitu banyaknya kesalahan kita. Kasih-Nya membalas
dengan tak setimpal pemberontakan kita (ayat 10). Bahkan,
disingkirkan-Nya jauh-jauh pelanggaran kita (ayat 12). Sungguh,
kasih-Nya adalah kasih Bapa yang terbaik dari segala bapa yang
pernah ada, bagi orang-orang yang takut akan Dia. Benar, bagi
"orang-orang yang takut akan Dia" (ayat 11, 13).
Natal merupakan pengingat yang kuat bagi kita, bahwa semua jarak dan
penghalang yang memisahkan manusia dengan Allah, telah Kristus
lewati dan seberangi demi menjangkau kita. Dia telah lebih dulu
menghampiri kita, maka mari hampiri Dia. Dia telah lebih dulu
mengasihi kita, karena itu mari kasihi Dia. Dia telah lebih dulu
melayani kita, maka mari layani Dia. Selamat Natal! --AW
KASIH TUHAN SUNGGUH TAK MASUK NALAR
SUPAYA HARGA PENEBUSAN JIWA KITA DAPAT TERBAYAR
Mazmur 103:10-14
10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan
tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih
setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita
pelanggaran kita.
13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang
kepada orang-orang yang takut akan Dia.
14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
12.22.2010
PERJUMPAAN YANG MENGUBAHKAN
Tanggal: Senin, 8 November 2010
Bacaan : Yohanes 4:1-14
Setahun: Yeremia 43-45; Ibrani 5
Nats: Siapa saja yang minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi siapa
saja yang minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan
haus untuk selama-lamanya (Yohanes 4:13,14)
Judul:
PERJUMPAAN YANG MENGUBAHKAN
Pernahkah hati Anda tertambat pada sesuatu atau seseorang? Sesuatu
yang menambat hati kita pasti istimewa dan mengesankan; lalu
menciptakan kenangan tersendiri dalam ingatan. Lebih dari itu,
mungkin ia juga dapat mengubah jalan kehidupan kita selanjutnya.
Demikianlah yang terjadi pada suatu siang di Sikhar. Ada dua orang
yang belum pernah saling jumpa. Mereka tampak berbeda. Yang satu
lelaki, yang satu perempuan; yang satu Yahudi, yang lain Samaria;
yang satu haus dan tak punya timba, yang satu lagi siap mengambil
air dengan timba. Kedua orang ini bertemu di sumur. Alangkah
mengejutkan karena lelaki tanpa timba yang haus itu justru memiliki
air hidup yang membuat siapa pun yang meminumnya tak haus lagi.
Sementara perempuan yang siap menimba, ternyata adalah pihak yang
mendambakan air hidup itu.
Penjumpaan dan percakapan dengan lelaki itu begitu memesona dan
mengubah hidup perempuan Samaria ini. Ia berubah-dari perempuan yang
status sosialnya direndahkan karena kehidupan seksual yang
mencengangkan, menjadi perempuan penginjil (ayat 28, 29). Ya!
Setelah berjumpa dengan Yesus, ia bersaksi bahwa dahaga hatinya
telah lenyap, diganti dengan air hidup yang terus mengalir. Mengapa?
Sebab Yesus menyentuh hati yang haus dan mengalirkan kehidupan baru
di hati perempuan itu.
Apabila Anda mengalami dahaga jiwa yang membuat Anda merasa hampa
dan mencari-cari, datanglah dan mintalah air hidup kepada Yesus.
Minta Tuhan berkarya; mengubah, memperbarui, dan menyegarkan segenap
aspek hidup Anda-pikiran, perkataan, tindakan, karakter, dan
sebagainya --DKL
KRISTUS MENAWARKAN AIR KEHIDUPAN
SUPAYA SETELAH MEMINUMNYA, KITA TAK PERNAH LAGI KEHAUSAN
Yohanes 4:1-14
1 Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah
mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak
dari pada Yohanes
2 --meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan
murid-murid-Nya, --
3 Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.
4 Ia harus melintasi daerah Samaria.
5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar
dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh
perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari
kira-kira pukul dua belas.
7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air.
Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau,
seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab
orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia
Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum!
niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan
kepadamu air hidup."
11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba
dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air
hidup itu?
12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang
memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri
dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus
lagi,
14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia
tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan
Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya,
yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Bacaan : Yohanes 4:1-14
Setahun: Yeremia 43-45; Ibrani 5
Nats: Siapa saja yang minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi siapa
saja yang minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan
haus untuk selama-lamanya (Yohanes 4:13,14)
Judul:
PERJUMPAAN YANG MENGUBAHKAN
Pernahkah hati Anda tertambat pada sesuatu atau seseorang? Sesuatu
yang menambat hati kita pasti istimewa dan mengesankan; lalu
menciptakan kenangan tersendiri dalam ingatan. Lebih dari itu,
mungkin ia juga dapat mengubah jalan kehidupan kita selanjutnya.
Demikianlah yang terjadi pada suatu siang di Sikhar. Ada dua orang
yang belum pernah saling jumpa. Mereka tampak berbeda. Yang satu
lelaki, yang satu perempuan; yang satu Yahudi, yang lain Samaria;
yang satu haus dan tak punya timba, yang satu lagi siap mengambil
air dengan timba. Kedua orang ini bertemu di sumur. Alangkah
mengejutkan karena lelaki tanpa timba yang haus itu justru memiliki
air hidup yang membuat siapa pun yang meminumnya tak haus lagi.
Sementara perempuan yang siap menimba, ternyata adalah pihak yang
mendambakan air hidup itu.
Penjumpaan dan percakapan dengan lelaki itu begitu memesona dan
mengubah hidup perempuan Samaria ini. Ia berubah-dari perempuan yang
status sosialnya direndahkan karena kehidupan seksual yang
mencengangkan, menjadi perempuan penginjil (ayat 28, 29). Ya!
Setelah berjumpa dengan Yesus, ia bersaksi bahwa dahaga hatinya
telah lenyap, diganti dengan air hidup yang terus mengalir. Mengapa?
Sebab Yesus menyentuh hati yang haus dan mengalirkan kehidupan baru
di hati perempuan itu.
Apabila Anda mengalami dahaga jiwa yang membuat Anda merasa hampa
dan mencari-cari, datanglah dan mintalah air hidup kepada Yesus.
Minta Tuhan berkarya; mengubah, memperbarui, dan menyegarkan segenap
aspek hidup Anda-pikiran, perkataan, tindakan, karakter, dan
sebagainya --DKL
KRISTUS MENAWARKAN AIR KEHIDUPAN
SUPAYA SETELAH MEMINUMNYA, KITA TAK PERNAH LAGI KEHAUSAN
Yohanes 4:1-14
1 Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah
mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak
dari pada Yohanes
2 --meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan
murid-murid-Nya, --
3 Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.
4 Ia harus melintasi daerah Samaria.
5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar
dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh
perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari
kira-kira pukul dua belas.
7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air.
Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau,
seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab
orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia
Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum!
niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan
kepadamu air hidup."
11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba
dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air
hidup itu?
12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang
memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri
dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus
lagi,
14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia
tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan
Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya,
yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
MISIONARIS DOMESTIK
Tanggal: Rabu, 3 November 2010
Bacaan : Roma 10:8-14
Setahun: Yeremia 30-31; Filemon
Nats: Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak
mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia,
jika tidak ada yang memberitakan-Nya? (Roma 10:14)
Judul:
MISIONARIS DOMESTIK
Penduduk Indonesia saat ini sudah melewati angka 230 juta jiwa.
Seiring dengan itu, jumlah misionaris yang melayani di Indonesia
juga bertambah. Mengapa? Sebab hati mereka gelisah melihat begitu
banyaknya jiwa di Indonesia belum mendengar kabar baik tentang
Kristus-yang menyelamatkan manusia yang tak berdaya menyelamatkan
dirinya sendiri. Saking besarnya keinginan mereka untuk menyampaikan
Injil, para misionaris rela bersusah-susah belajar bahasa Indonesia,
memahami dan beradaptasi dengan budaya dan tradisi yang kental,
bahkan harus hidup bersama suku-suku tertentu dalam waktu yang tidak
singkat. Satu tujuan besar yang melandasi tekad mereka: agar semua
mendengar Injil.
Ayat-ayat di bacaan kita mengingatkan bahwa Allah kita adalah Tuhan
bagi semua orang yang mau berseru kepada-Nya (ayat 12). Bahwa setiap
orang yang berseru kepada-Nya akan diselamatkan. Namun agar orang
selamat, maka ia harus mendengar (ayat 14). Dan tak ada suara dari
langit yang akan diperdengarkan, melainkan dari mulut-mulut orang
percaya yang telah lebih dulu diselamatkan, seperti para misionaris
itu, dan kita.
Sebagai orang Indonesia, kita tentu sudah sangat fasih memakai
bahasa kita sendiri, serta sudah sangat paham adat dan budaya yang
berlaku di daerah kita tinggal. Singkatnya, kita memiliki modal yang
jauh lebih banyak dibandingkan para misionaris yang memberi diri
itu. Akan tetapi, sudahkah kita menyampaikan kabar tentang Kristus
pada orang-orang di sekitar kita tinggal? Sudahkah mereka
mendengarnya dari kita? Tuhan menolong setiap hamba yang mau bekerja
bagi-Nya --AW
KITA TURUT BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESELAMATAN MEREKA
KHUSUSNYA YANG BERBAHASA SAMA DENGAN KITA
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-03
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Roma+10:8-14
Roma 10:8-14
8 Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di
dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang
kami beritakan.
9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah
Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan
mulut orang mengaku dan diselamatkan.
11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia,
tidak akan dipermalukan."
12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani.
Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya
bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan
diselamatkan.
14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka
tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada
Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka
mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+30-31
http://alkitab.sabda.org/?Filemon
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Bacaan : Roma 10:8-14
Setahun: Yeremia 30-31; Filemon
Nats: Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak
mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia,
jika tidak ada yang memberitakan-Nya? (Roma 10:14)
Judul:
MISIONARIS DOMESTIK
Penduduk Indonesia saat ini sudah melewati angka 230 juta jiwa.
Seiring dengan itu, jumlah misionaris yang melayani di Indonesia
juga bertambah. Mengapa? Sebab hati mereka gelisah melihat begitu
banyaknya jiwa di Indonesia belum mendengar kabar baik tentang
Kristus-yang menyelamatkan manusia yang tak berdaya menyelamatkan
dirinya sendiri. Saking besarnya keinginan mereka untuk menyampaikan
Injil, para misionaris rela bersusah-susah belajar bahasa Indonesia,
memahami dan beradaptasi dengan budaya dan tradisi yang kental,
bahkan harus hidup bersama suku-suku tertentu dalam waktu yang tidak
singkat. Satu tujuan besar yang melandasi tekad mereka: agar semua
mendengar Injil.
Ayat-ayat di bacaan kita mengingatkan bahwa Allah kita adalah Tuhan
bagi semua orang yang mau berseru kepada-Nya (ayat 12). Bahwa setiap
orang yang berseru kepada-Nya akan diselamatkan. Namun agar orang
selamat, maka ia harus mendengar (ayat 14). Dan tak ada suara dari
langit yang akan diperdengarkan, melainkan dari mulut-mulut orang
percaya yang telah lebih dulu diselamatkan, seperti para misionaris
itu, dan kita.
Sebagai orang Indonesia, kita tentu sudah sangat fasih memakai
bahasa kita sendiri, serta sudah sangat paham adat dan budaya yang
berlaku di daerah kita tinggal. Singkatnya, kita memiliki modal yang
jauh lebih banyak dibandingkan para misionaris yang memberi diri
itu. Akan tetapi, sudahkah kita menyampaikan kabar tentang Kristus
pada orang-orang di sekitar kita tinggal? Sudahkah mereka
mendengarnya dari kita? Tuhan menolong setiap hamba yang mau bekerja
bagi-Nya --AW
KITA TURUT BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESELAMATAN MEREKA
KHUSUSNYA YANG BERBAHASA SAMA DENGAN KITA
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-03
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Roma+10:8-14
Roma 10:8-14
8 Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di
dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang
kami beritakan.
9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah
Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan
mulut orang mengaku dan diselamatkan.
11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia,
tidak akan dipermalukan."
12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani.
Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya
bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan
diselamatkan.
14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka
tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada
Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka
mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+30-31
http://alkitab.sabda.org/?Filemon
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
MEMBERI TANPA PAMRIH
Di sebuah lembah sebelah utara pegunungan Alpen, Jerman, ada
sebuah biara terkenal, namanya Maulbronn. Sejarah panjangnya bisa
ditelusuri sejak tahun 1147. Pada 1993, oleh UNESCO, tempat tersebut
diangkat sebagai salah satu warisan budaya dunia. Salah satu yang
terkenal dari biara ini adalah sebuah mata air yang keluar dari sisi
sebuah bukit. Aliran air tersebut dialirkan melalui sebatang pohon
yang sudah terlebih dahulu dikosongkan, sehingga berbentuk pipa.
Batangan pohon tersebut bersambung dengan batangan pohon lain.
Begitu seterusnya. Derasnya aliran air membuat suara gemericik air
menjadi salah satu atraksi tersendiri di sana.
Di samping rangkaian batang pohon itu terdapat sebuah tulisan dalam
bahasa Jerman, yang artinya: "Jika ada orang yang datang dan meminum
air ini, apakah mereka akan berterima kasih? Tetapi, tidak apa-apa,
bagaimanapun saya akan terus mengalir dan bergemericik. Betapa indah
dan sederhananya hidup saya: saya memberi dan terus memberi."
Berbuat baik kepada sesama tanpa memperhitungkan balas jasa atau pun
ucapan terima kasih adalah salah satu aspek dari kemurahan hati.
Dan, murah hati (bahasa Yunani: eleemon) adalah salah satu karakter
Bapa. Dia berbuat baik kepada orang yang tidak tahu berterima kasih,
bahkan juga kepada yang jahat (ayat 35). Tuhan ingin kita, para
pengikut-Nya, mempunyai kualitas hidup "lebih" dari yang biasa-kalau
kita hanya berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita,
apalah istimewanya? Maka, perlu kita bercermin kepada kemurahan hati
Bapa; yang memberi tanpa pamrih, berbagi tanpa syarat --AYA
BERBUAT BAIK KEPADA ORANG LAIN ITU TINDAKAN TERPUJI
TETAPI BERBUAT BAIK TANPA PAMRIH ITU ISTIMEWA
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-02
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/02/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+6:34-36
Lukas 6:34-36
34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu
berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu?
Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa,
supaya mereka menerima kembali sama banyak.
35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka
dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu
akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang
Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu
berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah
hati."
sebuah biara terkenal, namanya Maulbronn. Sejarah panjangnya bisa
ditelusuri sejak tahun 1147. Pada 1993, oleh UNESCO, tempat tersebut
diangkat sebagai salah satu warisan budaya dunia. Salah satu yang
terkenal dari biara ini adalah sebuah mata air yang keluar dari sisi
sebuah bukit. Aliran air tersebut dialirkan melalui sebatang pohon
yang sudah terlebih dahulu dikosongkan, sehingga berbentuk pipa.
Batangan pohon tersebut bersambung dengan batangan pohon lain.
Begitu seterusnya. Derasnya aliran air membuat suara gemericik air
menjadi salah satu atraksi tersendiri di sana.
Di samping rangkaian batang pohon itu terdapat sebuah tulisan dalam
bahasa Jerman, yang artinya: "Jika ada orang yang datang dan meminum
air ini, apakah mereka akan berterima kasih? Tetapi, tidak apa-apa,
bagaimanapun saya akan terus mengalir dan bergemericik. Betapa indah
dan sederhananya hidup saya: saya memberi dan terus memberi."
Berbuat baik kepada sesama tanpa memperhitungkan balas jasa atau pun
ucapan terima kasih adalah salah satu aspek dari kemurahan hati.
Dan, murah hati (bahasa Yunani: eleemon) adalah salah satu karakter
Bapa. Dia berbuat baik kepada orang yang tidak tahu berterima kasih,
bahkan juga kepada yang jahat (ayat 35). Tuhan ingin kita, para
pengikut-Nya, mempunyai kualitas hidup "lebih" dari yang biasa-kalau
kita hanya berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita,
apalah istimewanya? Maka, perlu kita bercermin kepada kemurahan hati
Bapa; yang memberi tanpa pamrih, berbagi tanpa syarat --AYA
BERBUAT BAIK KEPADA ORANG LAIN ITU TINDAKAN TERPUJI
TETAPI BERBUAT BAIK TANPA PAMRIH ITU ISTIMEWA
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-02
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/02/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+6:34-36
Lukas 6:34-36
34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu
berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu?
Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa,
supaya mereka menerima kembali sama banyak.
35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka
dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu
akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang
Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu
berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah
hati."
LEMAH TAPI KUAT
Di sebuah kota kecil di Jepang, terdapat seorang anak yang lengan kirinya buntung, tetapi ia sangat menyukai beladiri judo, dan sudah mengikuti latihan di sebuah dojo.
Selama berlatih, sang guru hanya mengajarkan satu jurus saja. Walaupun jurus itu termasuk sukar untuk dikuasai, anak ini merasa tak puas, karena ia melihat murid-murid lainnya mempelajari bermacam-macam teknik. Akhirnya setelah 6 bulan, ia tak kuasa lagi menahan kesabarannya.
Lantas ia menemui sang guru; “Sensei, bolehkah aku bertanya? Mengapa selama 6 bulan ini aku hanya berlatih jurus ini saja”.
Gurunya hanya menjawab singkat “Karena engkau murid yang istimewa dan hanya jurus ini yang engkau perlukan”
Ia tak berani lagi bertanya dan memilih untuk berlatih dengan tekun. Semakin lama jurus itu semakin dikuasainya dan mendarah daging dalam dirinya. Tak ada seorangpun yang semahir dia dalam menggunakan jurus tsb.
Setahun kemudian, sang guru menyertakan dirinya dalam kejuaran nasional di ibukota. Walaupun merasa pesimis & minder, ia menuruti permintaan sang guru & mereka berangkat ke ibukota.
Kejuaraan dimulai. Di luar dugaannya, dengan mudah ia bisa menjatuhkan & mengunci lawan-lawannya. Babak demi babak ia lalui, sampai akhirnya ia harus menghadapi juara tahun lalu di babak Final. Walau memakan waktu cukup lama dan menguras tenaganya, lagi-lagi ia berhasil memenangkan pertandingan.
Dalam perjalanan pulang, sembari membahas & mengevaluasi pertarungannya, sang anak melakukan Hansei ( perenungan ) bertanya kembali.
“Sensei, saya heran, mengapa hanya bermodal satu jurus ini saja saya bisa memenangi pertandingan. Saya masih belum mengerti ucapan Sensei dulu, apa istimewanya saya dan mengapa hanya satu jurus ini?”
Sang Sensei (Guru) tersenyum & berkata :
"Muridku, Cara bertarung setiap orang adalah unik, tergantung dari kekuatan & kelemahannya. Praktisi beladiri perlu mempelajari berbagai teknik & jurus sampai akhirnya ia menemukan kekuatan & kelemahannya dan akhirnya memilih teknik & jurus yang sesuai, yaitu teknik2 yang memanfaatkan kekuatannya dan menutupi kekurangan atau bahkan mengubahnya sebagai kekuatan”.
“Engkau istimewa, karena kekuranganmu sudah jelas. Sehingga tak perlu engkau menghabiskan waktu mempelajari berbagai jurus & teknik yang sudah pasti tidak engkau perlukan. Dan jurus itu paling cocok bagimu, karena selain jurus tersebut salah satu jurus tersulit dalam Judo, satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan mengunci lengan kirimu”.
Kadang orang mengira bahwa kekurangannya merupakan hukuman, kutukan dan menyesalinya. Padahal, di dunia ini banyak sekali terdapat kemungkinan dan tak mungkin semuanya diraih. Orang-orang yg memahami kekurangannya seharusnya bisa menyadari hal-hal yang mustahil ia lakukan dan tak membuang waktu percuma untuk mengejarnya.
Dan orang-orang yang juara adalah orang-orang yang menggunakan semaksimal kekuatannya dan berhasil menggunakan kelemahannya juga sebagai kekuatan.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:9-10).
Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku. (2 Korintus 11:30). Amin..
Selama berlatih, sang guru hanya mengajarkan satu jurus saja. Walaupun jurus itu termasuk sukar untuk dikuasai, anak ini merasa tak puas, karena ia melihat murid-murid lainnya mempelajari bermacam-macam teknik. Akhirnya setelah 6 bulan, ia tak kuasa lagi menahan kesabarannya.
Lantas ia menemui sang guru; “Sensei, bolehkah aku bertanya? Mengapa selama 6 bulan ini aku hanya berlatih jurus ini saja”.
Gurunya hanya menjawab singkat “Karena engkau murid yang istimewa dan hanya jurus ini yang engkau perlukan”
Ia tak berani lagi bertanya dan memilih untuk berlatih dengan tekun. Semakin lama jurus itu semakin dikuasainya dan mendarah daging dalam dirinya. Tak ada seorangpun yang semahir dia dalam menggunakan jurus tsb.
Setahun kemudian, sang guru menyertakan dirinya dalam kejuaran nasional di ibukota. Walaupun merasa pesimis & minder, ia menuruti permintaan sang guru & mereka berangkat ke ibukota.
Kejuaraan dimulai. Di luar dugaannya, dengan mudah ia bisa menjatuhkan & mengunci lawan-lawannya. Babak demi babak ia lalui, sampai akhirnya ia harus menghadapi juara tahun lalu di babak Final. Walau memakan waktu cukup lama dan menguras tenaganya, lagi-lagi ia berhasil memenangkan pertandingan.
Dalam perjalanan pulang, sembari membahas & mengevaluasi pertarungannya, sang anak melakukan Hansei ( perenungan ) bertanya kembali.
“Sensei, saya heran, mengapa hanya bermodal satu jurus ini saja saya bisa memenangi pertandingan. Saya masih belum mengerti ucapan Sensei dulu, apa istimewanya saya dan mengapa hanya satu jurus ini?”
Sang Sensei (Guru) tersenyum & berkata :
"Muridku, Cara bertarung setiap orang adalah unik, tergantung dari kekuatan & kelemahannya. Praktisi beladiri perlu mempelajari berbagai teknik & jurus sampai akhirnya ia menemukan kekuatan & kelemahannya dan akhirnya memilih teknik & jurus yang sesuai, yaitu teknik2 yang memanfaatkan kekuatannya dan menutupi kekurangan atau bahkan mengubahnya sebagai kekuatan”.
“Engkau istimewa, karena kekuranganmu sudah jelas. Sehingga tak perlu engkau menghabiskan waktu mempelajari berbagai jurus & teknik yang sudah pasti tidak engkau perlukan. Dan jurus itu paling cocok bagimu, karena selain jurus tersebut salah satu jurus tersulit dalam Judo, satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan mengunci lengan kirimu”.
Kadang orang mengira bahwa kekurangannya merupakan hukuman, kutukan dan menyesalinya. Padahal, di dunia ini banyak sekali terdapat kemungkinan dan tak mungkin semuanya diraih. Orang-orang yg memahami kekurangannya seharusnya bisa menyadari hal-hal yang mustahil ia lakukan dan tak membuang waktu percuma untuk mengejarnya.
Dan orang-orang yang juara adalah orang-orang yang menggunakan semaksimal kekuatannya dan berhasil menggunakan kelemahannya juga sebagai kekuatan.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:9-10).
Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku. (2 Korintus 11:30). Amin..
JIKA KAMU PERCAYA
Tanggal: Kamis, 4 November 2010
Bacaan : Yohanes 11:29-45
Setahun: Yeremia 32-33; Ibrani 1
Nats: Jawab Yesus, "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau
percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" (Yohanes 11:40)
Judul:
JIKA KAMU PERCAYA
Ketika ibu saya sakit, saya sangat ingin Tuhan menyembuhkannya
lewat mukjizat, sehingga tak perlu operasi. Namun, saya harus
menerima kenyataan yang berbeda. Ibu saya harus dioperasi dan
men-jalani kemoterapi. Iman saya harus berhadapan dengan ujian untuk
tetap teguh percaya walau jalan yang ditempuh tampak berbeda. Akan
tetapi, mukjizat itu tetap ada. Iman orangtua saya-yang saat itu
baru mengenal Tuhan-tetap teguh bertahan menghadapi semua proses
tersebut. Bahkan, mereka mengakui kebesaran dan kebaikan Tuhan lewat
peristiwa ini. Ibu saya pun sembuh dari sakit. Sampai akhirnya,
kedua orangtua saya justru dibaptis setelah pengalaman tersebut,
bahkan juga nenek dan bibi saya.
Kerap kali kita memiliki pemikiran yang berbeda dengan Tuhan,
sehingga kita menjadi kecewa, bingung, dan sedih. Demikian pula
dengan Maria. Ia berharap Tuhan Yesus datang saat Lazarus masih
terbaring sakit, sehingga ia tidak akan mati (ayat 32).
Kenyataannya, justru sebaliknya. Tuhan menunda datang. Namun, di
tengah ketidakmengertian Maria akan pemikiran Tuhan, Dia meminta
agar Maria tetap percaya. Sebab ketika orang percaya, maka ia akan
melihat kemuliaan Tuhan (ayat 40). Dan inilah yang Tuhan tunjukkan;
kebangkitan Lazarus membuat banyak orang menjadi percaya (ayat 45).
Ketika hal-hal yang terjadi di hadapan kita tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan, dan kita sama sekali tidak mengerti rencana Tuhan,
maukah kita tetap percaya? Sebab, Dia hendak menunjukkan
kemuliaan-Nya, hingga akhirnya membuat kita mengerti apa maksud dan
rencana Tuhan di balik semua yang terjadi --VT
PERCAYA SAJA-TAK ADA LEBIH
TUHAN BERJANJI AKAN MEMPERLIHATKAN KEMULIAAN-NYA
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-04
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/04/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+11:29-45
Yohanes 11:29-45
29 Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus.
30 Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia
masih berada di tempat Marta menjumpai Dia.
31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di
rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit
dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka
bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia,
tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya:
"Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak
mati."
33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi
yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia
sangat terharu dan berkata:
34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah
dan lihatlah!"
35 Maka menangislah Yesus.
36 Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"
37 Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan
mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang
ini tidak mati?"
38 Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu.
Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang
meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau,
sebab sudah empat hari ia mati."
40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau
percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
41 Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas
dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau
telah mendengarkan Aku.
42 Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh
karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku
mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku."
43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras:
"Lazarus, marilah ke luar!"
44 Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya
masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain
peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan
biarkan ia pergi."
45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria
dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus,
percaya kepada-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+32-33
http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+1
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Bacaan : Yohanes 11:29-45
Setahun: Yeremia 32-33; Ibrani 1
Nats: Jawab Yesus, "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau
percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" (Yohanes 11:40)
Judul:
JIKA KAMU PERCAYA
Ketika ibu saya sakit, saya sangat ingin Tuhan menyembuhkannya
lewat mukjizat, sehingga tak perlu operasi. Namun, saya harus
menerima kenyataan yang berbeda. Ibu saya harus dioperasi dan
men-jalani kemoterapi. Iman saya harus berhadapan dengan ujian untuk
tetap teguh percaya walau jalan yang ditempuh tampak berbeda. Akan
tetapi, mukjizat itu tetap ada. Iman orangtua saya-yang saat itu
baru mengenal Tuhan-tetap teguh bertahan menghadapi semua proses
tersebut. Bahkan, mereka mengakui kebesaran dan kebaikan Tuhan lewat
peristiwa ini. Ibu saya pun sembuh dari sakit. Sampai akhirnya,
kedua orangtua saya justru dibaptis setelah pengalaman tersebut,
bahkan juga nenek dan bibi saya.
Kerap kali kita memiliki pemikiran yang berbeda dengan Tuhan,
sehingga kita menjadi kecewa, bingung, dan sedih. Demikian pula
dengan Maria. Ia berharap Tuhan Yesus datang saat Lazarus masih
terbaring sakit, sehingga ia tidak akan mati (ayat 32).
Kenyataannya, justru sebaliknya. Tuhan menunda datang. Namun, di
tengah ketidakmengertian Maria akan pemikiran Tuhan, Dia meminta
agar Maria tetap percaya. Sebab ketika orang percaya, maka ia akan
melihat kemuliaan Tuhan (ayat 40). Dan inilah yang Tuhan tunjukkan;
kebangkitan Lazarus membuat banyak orang menjadi percaya (ayat 45).
Ketika hal-hal yang terjadi di hadapan kita tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan, dan kita sama sekali tidak mengerti rencana Tuhan,
maukah kita tetap percaya? Sebab, Dia hendak menunjukkan
kemuliaan-Nya, hingga akhirnya membuat kita mengerti apa maksud dan
rencana Tuhan di balik semua yang terjadi --VT
PERCAYA SAJA-TAK ADA LEBIH
TUHAN BERJANJI AKAN MEMPERLIHATKAN KEMULIAAN-NYA
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-04
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/04/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+11:29-45
Yohanes 11:29-45
29 Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus.
30 Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia
masih berada di tempat Marta menjumpai Dia.
31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di
rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit
dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka
bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia,
tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya:
"Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak
mati."
33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi
yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia
sangat terharu dan berkata:
34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah
dan lihatlah!"
35 Maka menangislah Yesus.
36 Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"
37 Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan
mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang
ini tidak mati?"
38 Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu.
Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang
meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau,
sebab sudah empat hari ia mati."
40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau
percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
41 Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas
dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau
telah mendengarkan Aku.
42 Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh
karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku
mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku."
43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras:
"Lazarus, marilah ke luar!"
44 Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya
masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain
peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan
biarkan ia pergi."
45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria
dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus,
percaya kepada-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+32-33
http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+1
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
BEBAN YANG ENAK
Tanggal: Jumat, 5 November 2010
Bacaan : Matius 11:28-30
Setahun: Yeremia 34-36; Ibrani 2
Nats: Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku... sebab kuk
yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan (Matius 11:29,30
TB)
Judul:
BEBAN YANG ENAK
Sejak kematian suaminya, hari-hari Bu Ratna terasa hampa. Beban
kesedihan dan kekhawatiran menekannya. Suatu hari Pendeta
menawarinya ikut tim pelayanan kedukaan. "Mana bisa, Pak? Saya
sendiri masih berduka, " keluhnya. Karena terus didorong, akhirnya
ia mau bergabung. Lewat pelayanan itu, Bu Ratna menemui banyak orang
yang berduka. Ketika berusaha menghibur mereka, dirinya pun
terhibur. Beban pelayanan pun tumbuh, menggantikan beban
kesedihannya.
Tuhan Yesus mengundang semua yang berbeban berat datang kepada-Nya.
Dia menjanjikan kelegaan, tetapi bukan dengan cara melepas semua
beban mereka! Yesus mengganti beban dosa, kekhawatiran, dan
kesedihan mereka dengan beban yang baru: beban pelayanan. "Pikullah
kuk yang Kupasang, " ka-ta-Nya. Kuk adalah sebatang kayu lengkung
yang dipasang pada tengkuk dua ekor kerbau untuk menarik beban. Kuk
adalah lambang pelayanan. Kerbau yang memakai kuk tidak lagi bebas.
Ia disetir oleh tuannya. Namun, kuk itu membuatnya bisa mengerti
kehendak sang tuan. "Memikul kuk" berarti merelakan diri menjadi
pekerja Kristus. Membiarkan Dia memakai kita menjadi alat-Nya. Hidup
lantas jadi bermakna, sebab terarah sesuai maksud Tuhan. Hasilnya?
Muncul kelegaan. Ketenangan karena yakin kita berjalan di rel Tuhan.
Apakah beban dosa, kekhawatiran, dan beban-beban lain tengah
mengimpit Anda? Jangan putus asa atau mengasihani diri. Datanglah
kepada Yesus. Mintalah Dia menukar beban Anda dengan beban
pelayanan. Pikullah kuk-Nya. Jadikan diri Anda saluran berkat-Nya.
Hidup Anda tidak akan lagi sama. Semua berubah menjadi indah! --JTI
HIDUP MENJADI INDAH BUKAN KARENA TANPA BEBAN
MELAINKAN KARENA MEMIKUL BEBAN YANG TUHAN BERIKAN
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-05
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Matius+11:28-30
Matius 11:28-30
28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu.
29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku
lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan.
30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+34-36
http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+2
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Bacaan : Matius 11:28-30
Setahun: Yeremia 34-36; Ibrani 2
Nats: Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku... sebab kuk
yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan (Matius 11:29,30
TB)
Judul:
BEBAN YANG ENAK
Sejak kematian suaminya, hari-hari Bu Ratna terasa hampa. Beban
kesedihan dan kekhawatiran menekannya. Suatu hari Pendeta
menawarinya ikut tim pelayanan kedukaan. "Mana bisa, Pak? Saya
sendiri masih berduka, " keluhnya. Karena terus didorong, akhirnya
ia mau bergabung. Lewat pelayanan itu, Bu Ratna menemui banyak orang
yang berduka. Ketika berusaha menghibur mereka, dirinya pun
terhibur. Beban pelayanan pun tumbuh, menggantikan beban
kesedihannya.
Tuhan Yesus mengundang semua yang berbeban berat datang kepada-Nya.
Dia menjanjikan kelegaan, tetapi bukan dengan cara melepas semua
beban mereka! Yesus mengganti beban dosa, kekhawatiran, dan
kesedihan mereka dengan beban yang baru: beban pelayanan. "Pikullah
kuk yang Kupasang, " ka-ta-Nya. Kuk adalah sebatang kayu lengkung
yang dipasang pada tengkuk dua ekor kerbau untuk menarik beban. Kuk
adalah lambang pelayanan. Kerbau yang memakai kuk tidak lagi bebas.
Ia disetir oleh tuannya. Namun, kuk itu membuatnya bisa mengerti
kehendak sang tuan. "Memikul kuk" berarti merelakan diri menjadi
pekerja Kristus. Membiarkan Dia memakai kita menjadi alat-Nya. Hidup
lantas jadi bermakna, sebab terarah sesuai maksud Tuhan. Hasilnya?
Muncul kelegaan. Ketenangan karena yakin kita berjalan di rel Tuhan.
Apakah beban dosa, kekhawatiran, dan beban-beban lain tengah
mengimpit Anda? Jangan putus asa atau mengasihani diri. Datanglah
kepada Yesus. Mintalah Dia menukar beban Anda dengan beban
pelayanan. Pikullah kuk-Nya. Jadikan diri Anda saluran berkat-Nya.
Hidup Anda tidak akan lagi sama. Semua berubah menjadi indah! --JTI
HIDUP MENJADI INDAH BUKAN KARENA TANPA BEBAN
MELAINKAN KARENA MEMIKUL BEBAN YANG TUHAN BERIKAN
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-05
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Matius+11:28-30
Matius 11:28-30
28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu.
29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku
lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan.
30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+34-36
http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+2
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
BANGUN LAGI
Bruce adalah raja negeri Skotlandia pada zaman dulu. Enam kali ia
gagal memimpin pasukannya melawan Inggris. Mereka selalu kalah
dihajar musuh dan terpaksa melarikan diri ke hutan. Sementara
bersembunyi di gubuk kosong-menyesali kegagalannya dan berputus asa,
ia melihat laba-laba yang merajut sarang. Enam kali berturut-turut
serangga itu berusaha sekuat tenaga mengaitkan salah satu ujung
benang ke balok kayu di seberang, tetapi selalu gagal. "Kasihan,
seharusnya kau menyerah saja!" bisik hati Bruce. Namun, laba-laba
itu mencoba lagi dan berhasil! Ini memberinya inspirasi dan semangat
baru. "Aku akan bertempur lagi untuk yang ketujuh kalinya!" teriak
Bruce. Ia bangun, mengumpulkan dan melatih lagi sisa-sisa
pasukannya; mengatur strategi dan menggempur kembali pertahanan
musuh, sampai mereka terusir dari tanah airnya.
Semangat juang dan pantang menyerah memang perlu, terlebih di masa
kesukaran. Yosua, sepeninggal Musa, mesti memimpin Israel masuk
tanah perjanjian. Tuhan memberinya semangat supaya tidak kecut dan
tawar hati (Yosua 1:9). Sebab, tawar hati hanya membuat kekuatan
berkurang. Seperti nasihat penulis Amsal: "Tujuh kali orang benar
jatuh, namun ia bangun kembali" (Amsal 24:16).
Salah satu penyebab orang tawar hati adalah kegagalan berulang kali.
Namun, banyak tokoh besar dunia punya sederet pengalaman gagal
sebelum berhasil tiba di puncak. Sebut saja Abraham Lincoln dan
Albert Einstein. Yang pasti, keberhasilan mereka tak akan terpatri
di sejarah jika pada kegagalan terakhir mereka tidak mau bangun
lagi. Apakah kegagalan sedang menimpa Anda? Jangan tawar hati atau
menyerah; bangkit dan berjuanglah lagi! --PAD
TAK SOAL BERAPA KALI ANDA JATUH
YANG PENTING, MASIHKAH ANDA MAU BANGUN KEMBALI?
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-01
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/01/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yosua+1:1-9
Yosua 1:1-9
1 Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada
Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:
2 "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang,
seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini,
menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang
Israel itu.
3 Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan
kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.
4 Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu
sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang
Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya
itu akan menjadi daerahmu.
5 Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur
hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan
menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak
akan meninggalkan engkau.
6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan
memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan
bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada
mereka.
7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh,
bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah
diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang
ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun
engkau pergi.
8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi
renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak
hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab
dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan
beruntung.
9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah
hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu,
menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+24-26
http://alkitab.sabda.org/?Titus+2
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
gagal memimpin pasukannya melawan Inggris. Mereka selalu kalah
dihajar musuh dan terpaksa melarikan diri ke hutan. Sementara
bersembunyi di gubuk kosong-menyesali kegagalannya dan berputus asa,
ia melihat laba-laba yang merajut sarang. Enam kali berturut-turut
serangga itu berusaha sekuat tenaga mengaitkan salah satu ujung
benang ke balok kayu di seberang, tetapi selalu gagal. "Kasihan,
seharusnya kau menyerah saja!" bisik hati Bruce. Namun, laba-laba
itu mencoba lagi dan berhasil! Ini memberinya inspirasi dan semangat
baru. "Aku akan bertempur lagi untuk yang ketujuh kalinya!" teriak
Bruce. Ia bangun, mengumpulkan dan melatih lagi sisa-sisa
pasukannya; mengatur strategi dan menggempur kembali pertahanan
musuh, sampai mereka terusir dari tanah airnya.
Semangat juang dan pantang menyerah memang perlu, terlebih di masa
kesukaran. Yosua, sepeninggal Musa, mesti memimpin Israel masuk
tanah perjanjian. Tuhan memberinya semangat supaya tidak kecut dan
tawar hati (Yosua 1:9). Sebab, tawar hati hanya membuat kekuatan
berkurang. Seperti nasihat penulis Amsal: "Tujuh kali orang benar
jatuh, namun ia bangun kembali" (Amsal 24:16).
Salah satu penyebab orang tawar hati adalah kegagalan berulang kali.
Namun, banyak tokoh besar dunia punya sederet pengalaman gagal
sebelum berhasil tiba di puncak. Sebut saja Abraham Lincoln dan
Albert Einstein. Yang pasti, keberhasilan mereka tak akan terpatri
di sejarah jika pada kegagalan terakhir mereka tidak mau bangun
lagi. Apakah kegagalan sedang menimpa Anda? Jangan tawar hati atau
menyerah; bangkit dan berjuanglah lagi! --PAD
TAK SOAL BERAPA KALI ANDA JATUH
YANG PENTING, MASIHKAH ANDA MAU BANGUN KEMBALI?
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-01
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/01/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yosua+1:1-9
Yosua 1:1-9
1 Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada
Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:
2 "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang,
seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini,
menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang
Israel itu.
3 Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan
kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.
4 Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu
sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang
Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya
itu akan menjadi daerahmu.
5 Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur
hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan
menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak
akan meninggalkan engkau.
6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan
memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan
bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada
mereka.
7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh,
bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah
diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang
ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun
engkau pergi.
8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi
renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak
hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab
dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan
beruntung.
9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah
hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu,
menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+24-26
http://alkitab.sabda.org/?Titus+2
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
6.11.2010
BIBIT MANGGA
Suatu hari,ada seorang pemuda sedang berlibur ke rumah neneknya di desa.
Saat tiba di sana, setelah melepas rindu dan beristirahat sejenak, neneknya menghidangkan sepiring irisan buah mangga yang menggiurkan warna dan aromanya.
"Wah, mangganya harum dan manis sekali nek, sedang musim ya.
Saya sudah lama sekali tidak menjenguk nenek, sehingga tidak tahu kalau nenek menanam pohon mangga yang berbuah lebat dan seenak ini rasanya" ujar si pemuda sambil terus melahap mangga itu.
Dengan tersenyum nenek menjawab, "makanya, sering-sering lah menjenguk nenek, nenek rindu cucu nenek yang nakal dulu.
Pohon mangga itu sebenarnya bukan nenek yang menanam. Kamu mungkin lupa, waktu kecil dulu, setelah menyantap buah mangga, kamulah yang bermain melempar-lempar biji mangga yang telah kamu makan.
Nah, ini hasil kenakalanmu itu, telah bertumbuh menjadi pohon mangga dan sekarang sedang kau nikmati buahnya"
"Sungguh nek? Buah mangga ini hasil kenakalan waktu kecilku dulu yang tidak disengaja?
Wah, hebat sekali. Aku tidak merasa pernah menanam, tetapi hasilnya tetap bisa aku nikmati setelah sekian tahun kemudian, benar-benar sulit dipercaya" si pemuda tertawa gembira sambil menyantap dengan nikmat mangga dihadapannya.
Nenek melanjutkan berkata, "Cucuku, walaupun engkau tidak sengaja melempar biji mangga di halaman itu, tetapi bila tanah lahannya subur dan terpelihara, dia tetap akan bertumbuh. Dan sesuai hukum alam, saat musim buah tiba, dia pasti akan berbuah.
Sedangkan rasa buahnya manis atau tidak adalah sesuai dengan bibit yang kita tanam".
Malam hari, si pemuda merenungkan percakapan dengan neneknya.
Karena merasa penasaran, diambilnya biji buah mangga sisa di meja dan dibelahnya menjadi 2, dia ingin tahu sebenarnya apa yang ada di dalam biji buah mangga itu sehingga bisa menghasilkan rasa manis yang membedakan dengan biji buah mangga yang lain.
Ternyata dia tidak menemukan perbedaan apapun.
Melihat tingkah si cucu, sang nenek menyela "Cucuku, semua biji buah, tampaknya dari luar sama semua.
Tetapi sesungguhnya, unsur yang ada di setiap biji buah itu berbeda, perbedaan itulah yang akan menghasilkan rasa, aroma dan warna setiap pohon mangga berbeda pula. Semuanya tergantung inti buahnya, cucuku.
Demikian pula dengan manusia, tampak luar, setiap manusia adalah sama tetapi yang menentukan dia bisa berhasil atau tidak adalah kualitas unsur-unsur yang ada di dalamnya. Nah, ternyata alam mengajarkan banyak kepada kita.
Bila ingin hasil yang baik, harus memiliki unsur kualitas yang baik pula, apakah kamu mengerti?".
"Terima kasih nek, saya sungguh bersyukur memutuskan datang kesini, semua ucapan nenek akan saya jadikan bekal untuk lebih giat belajar dan membenahi diri agar hidup saya lebih berkualitas". Ucapnya sambil memeluk tubuh rapuh sang nenek.
Pembaca yang luar biasa…
Hukum alam pada kisah nenek dan cucuknya tadi mengajarkan pada kita 2 hal.
1. Apa yang telah kita tabur, entah disengaja atau tidak, diingat atau dilupakan, entah kapanpun juga.
Hukum alam mengajarkan, apa yang kita tanam kita pasti akan menuai hasilnya.
2. Bahwa manusia mempunyai kemiripan dengan inti biji buah mangga, tampak luar sama, tetapi kualitas unsur yang ada di dalam inti buahnya yang membedakan rasa, aroma dan warna si buah mangga.
Demikian juga dengan manusia, Kualitas mental yang didalamlah yang membedakan dan menentukan keberhasilan manusia di masa depan.
Mari kita perbaiki sikap, perhalus budi pekerti, jaga kebersihan hati dan selalu menggali potensi diri agar kesuksesan sejati bisa kita nikmati suatu hari nanti.
Saat tiba di sana, setelah melepas rindu dan beristirahat sejenak, neneknya menghidangkan sepiring irisan buah mangga yang menggiurkan warna dan aromanya.
"Wah, mangganya harum dan manis sekali nek, sedang musim ya.
Saya sudah lama sekali tidak menjenguk nenek, sehingga tidak tahu kalau nenek menanam pohon mangga yang berbuah lebat dan seenak ini rasanya" ujar si pemuda sambil terus melahap mangga itu.
Dengan tersenyum nenek menjawab, "makanya, sering-sering lah menjenguk nenek, nenek rindu cucu nenek yang nakal dulu.
Pohon mangga itu sebenarnya bukan nenek yang menanam. Kamu mungkin lupa, waktu kecil dulu, setelah menyantap buah mangga, kamulah yang bermain melempar-lempar biji mangga yang telah kamu makan.
Nah, ini hasil kenakalanmu itu, telah bertumbuh menjadi pohon mangga dan sekarang sedang kau nikmati buahnya"
"Sungguh nek? Buah mangga ini hasil kenakalan waktu kecilku dulu yang tidak disengaja?
Wah, hebat sekali. Aku tidak merasa pernah menanam, tetapi hasilnya tetap bisa aku nikmati setelah sekian tahun kemudian, benar-benar sulit dipercaya" si pemuda tertawa gembira sambil menyantap dengan nikmat mangga dihadapannya.
Nenek melanjutkan berkata, "Cucuku, walaupun engkau tidak sengaja melempar biji mangga di halaman itu, tetapi bila tanah lahannya subur dan terpelihara, dia tetap akan bertumbuh. Dan sesuai hukum alam, saat musim buah tiba, dia pasti akan berbuah.
Sedangkan rasa buahnya manis atau tidak adalah sesuai dengan bibit yang kita tanam".
Malam hari, si pemuda merenungkan percakapan dengan neneknya.
Karena merasa penasaran, diambilnya biji buah mangga sisa di meja dan dibelahnya menjadi 2, dia ingin tahu sebenarnya apa yang ada di dalam biji buah mangga itu sehingga bisa menghasilkan rasa manis yang membedakan dengan biji buah mangga yang lain.
Ternyata dia tidak menemukan perbedaan apapun.
Melihat tingkah si cucu, sang nenek menyela "Cucuku, semua biji buah, tampaknya dari luar sama semua.
Tetapi sesungguhnya, unsur yang ada di setiap biji buah itu berbeda, perbedaan itulah yang akan menghasilkan rasa, aroma dan warna setiap pohon mangga berbeda pula. Semuanya tergantung inti buahnya, cucuku.
Demikian pula dengan manusia, tampak luar, setiap manusia adalah sama tetapi yang menentukan dia bisa berhasil atau tidak adalah kualitas unsur-unsur yang ada di dalamnya. Nah, ternyata alam mengajarkan banyak kepada kita.
Bila ingin hasil yang baik, harus memiliki unsur kualitas yang baik pula, apakah kamu mengerti?".
"Terima kasih nek, saya sungguh bersyukur memutuskan datang kesini, semua ucapan nenek akan saya jadikan bekal untuk lebih giat belajar dan membenahi diri agar hidup saya lebih berkualitas". Ucapnya sambil memeluk tubuh rapuh sang nenek.
Pembaca yang luar biasa…
Hukum alam pada kisah nenek dan cucuknya tadi mengajarkan pada kita 2 hal.
1. Apa yang telah kita tabur, entah disengaja atau tidak, diingat atau dilupakan, entah kapanpun juga.
Hukum alam mengajarkan, apa yang kita tanam kita pasti akan menuai hasilnya.
2. Bahwa manusia mempunyai kemiripan dengan inti biji buah mangga, tampak luar sama, tetapi kualitas unsur yang ada di dalam inti buahnya yang membedakan rasa, aroma dan warna si buah mangga.
Demikian juga dengan manusia, Kualitas mental yang didalamlah yang membedakan dan menentukan keberhasilan manusia di masa depan.
Mari kita perbaiki sikap, perhalus budi pekerti, jaga kebersihan hati dan selalu menggali potensi diri agar kesuksesan sejati bisa kita nikmati suatu hari nanti.
5.24.2010
WATER
WATER
Ia sering menyombong kepada sahabatnya :
“Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak”
Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.
Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana. Aturannya : “Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang”
Besi dan air pun mulai berlomba :
Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui
penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam.
Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.
Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.
Score air dan besi 1 : 0
Rintangan kedua mereka ialah mereka harus
melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua.
Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.
Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua.
Score air dan besi 2 : 0
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah
dan tiba di luar gua, besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air :
“Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !”Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap.
Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan.
Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0
LESSON
Jadilah air , dimana selalu menyegarkan dahaga. Demikianlah kita hendaklah kata2 dan perbuatan kita selalu membawa kesegaran dan memberikan semangat yang baru bagi lingkungan sekitar yang pengap, sesak dan panas.
Jadilah air yang menyirami benih kecil, memberi kesuburan. Demikianlah kita siramilah benih / iman kepercayaan kita dengan Firman Tuhan. Jika kita memanjatkan doa, doa itu seperti menabur benih kecil di surga. Benih tersebut akan berbunga harum jika kita menyiraminya dengan Firman dan iman yang percaya. Biarlah ALLAH dapat menghirup harum setiap behih doa yang kita tabur di surga. Jangan biarkan si jahat merusak taman doa kita dengan menumbuhkan semak duri kekutiran. Tetaplah Percaya…
Jadilah air yang selalu mengalir , demikian kita sebagai anak ALLAH selalu menyalurkan KASIH seperti air yang selalu mengalirkan.
Jadilah air yang fleksibel ..tidak keras seperti besi… Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia. Air yang fleksibel siap diutus dimanapun dia harus pergi, demikian kita yang telah lahir baru dari roh, siap diutus untuk menyalurkan kabar sukacita dari surga.
Jadilah air yang tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.
Jadilah air dalam hidupmu, Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.
Jadilah seperti air yang selalu bersabar, dengan bergerak tetes demi tetes, batu yang keras dapat berlubang. Demikian kita hendaknya sabar dalam berdoa dan menunggu waktu Tuhan, yang tak mungkin dapat menjadi mungkin. Amin
Minumlah air rohani dari Kristus,
barangsiapa minum air kehidupan dia tidak akan haus lagi.
Yohanes 4 : 13 -14
Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Baptislah dirimu dengan air kudus dari surga agar kita lahir baru, menjadi anak- anak Allah, karena kita harus dilahirkan kembali dari ROH bukan dari daging.
Yohanes 3 : 6-7
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Pancarkanlah AIR ROHANI terus- menerus
pada setiap padang gurun yang kering.
Karena akan ada harapan baru untuk membuat
segala sesuatunya menjadi lebih baik.
Ia sering menyombong kepada sahabatnya :
“Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak”
Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.
Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana. Aturannya : “Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang”
Besi dan air pun mulai berlomba :
Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui
penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam.
Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.
Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.
Score air dan besi 1 : 0
Rintangan kedua mereka ialah mereka harus
melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua.
Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.
Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua.
Score air dan besi 2 : 0
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah
dan tiba di luar gua, besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air :
“Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !”Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap.
Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan.
Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0
LESSON
Jadilah air , dimana selalu menyegarkan dahaga. Demikianlah kita hendaklah kata2 dan perbuatan kita selalu membawa kesegaran dan memberikan semangat yang baru bagi lingkungan sekitar yang pengap, sesak dan panas.
Jadilah air yang menyirami benih kecil, memberi kesuburan. Demikianlah kita siramilah benih / iman kepercayaan kita dengan Firman Tuhan. Jika kita memanjatkan doa, doa itu seperti menabur benih kecil di surga. Benih tersebut akan berbunga harum jika kita menyiraminya dengan Firman dan iman yang percaya. Biarlah ALLAH dapat menghirup harum setiap behih doa yang kita tabur di surga. Jangan biarkan si jahat merusak taman doa kita dengan menumbuhkan semak duri kekutiran. Tetaplah Percaya…
Jadilah air yang selalu mengalir , demikian kita sebagai anak ALLAH selalu menyalurkan KASIH seperti air yang selalu mengalirkan.
Jadilah air yang fleksibel ..tidak keras seperti besi… Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia. Air yang fleksibel siap diutus dimanapun dia harus pergi, demikian kita yang telah lahir baru dari roh, siap diutus untuk menyalurkan kabar sukacita dari surga.
Jadilah air yang tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.
Jadilah air dalam hidupmu, Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.
Jadilah seperti air yang selalu bersabar, dengan bergerak tetes demi tetes, batu yang keras dapat berlubang. Demikian kita hendaknya sabar dalam berdoa dan menunggu waktu Tuhan, yang tak mungkin dapat menjadi mungkin. Amin
Minumlah air rohani dari Kristus,
barangsiapa minum air kehidupan dia tidak akan haus lagi.
Yohanes 4 : 13 -14
Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Baptislah dirimu dengan air kudus dari surga agar kita lahir baru, menjadi anak- anak Allah, karena kita harus dilahirkan kembali dari ROH bukan dari daging.
Yohanes 3 : 6-7
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Pancarkanlah AIR ROHANI terus- menerus
pada setiap padang gurun yang kering.
Karena akan ada harapan baru untuk membuat
segala sesuatunya menjadi lebih baik.
4.30.2010
Water
Ada 2 benda yang bersahabat karib yaitu besi dan air .
Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri.
Ia sering menyombong kepada sahabatnya :
“Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak”
Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.
Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana. Aturannya : “Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang”
Besi dan air pun mulai berlomba :
Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui
penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam.
Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.
Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.
Score air dan besi 1 : 0
Rintangan kedua mereka ialah mereka harus
melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua.
Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.
Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua.
Score air dan besi 2 : 0
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah
dan tiba di luar gua, besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air :
“Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !”Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap.
Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan.
Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0
LESSON
Jadilah air , dimana selalu menyegarkan dahaga. Demikianlah kita hendaklah kata2 dan perbuatan kita selalu membawa kesegaran dan memberikan semangat yang baru bagi lingkungan sekitar yang pengap, sesak dan panas.
Jadilah air yang menyirami benih kecil, memberi kesuburan. Demikianlah kita siramilah benih / iman kepercayaan kita dengan Firman Tuhan. Jika kita memanjatkan doa, doa itu seperti menabur benih kecil di surga. Benih tersebut akan berbunga harum jika kita menyiraminya dengan Firman dan iman yang percaya. Biarlah ALLAH dapat menghirup harum setiap behih doa yang kita tabur di surga. Jangan biarkan si jahat merusak taman doa kita dengan menumbuhkan semak duri kekutiran. Tetaplah Percaya…
Jadilah air yang selalu mengalir , demikian kita sebagai anak ALLAH selalu menyalurkan KASIH seperti air yang selalu mengalirkan.
Jadilah air yang fleksibel ..tidak keras seperti besi… Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia. Air yang fleksibel siap diutus dimanapun dia harus pergi, demikian kita yang telah lahir baru dari roh, siap diutus untuk menyalurkan kabar sukacita dari surga.
Jadilah air yang tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.
Jadilah air dalam hidupmu, Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.
Jadilah seperti air yang selalu bersabar, dengan bergerak tetes demi tetes, batu yang keras dapat berlubang. Demikian kita hendaknya sabar dalam berdoa dan menunggu waktu Tuhan, yang tak mungkin dapat menjadi mungkin. Amin
Minumlah air rohani dari Kristus,
barangsiapa minum air kehidupan dia tidak akan haus lagi.
Yohanes 4 : 13 -14
Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Baptislah dirimu dengan air kudus dari surga agar kita lahir baru, menjadi anak- anak Allah, karena kita harus dilahirkan kembali dari ROH bukan dari daging.
Yohanes 3 : 6-7
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Pancarkanlah AIR ROHANI terus- menerus
pada setiap padang gurun yang kering.
Karena akan ada harapan baru untuk membuat
segala sesuatunya menjadi lebih baik.
Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri.
Ia sering menyombong kepada sahabatnya :
“Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak”
Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.
Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana. Aturannya : “Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang”
Besi dan air pun mulai berlomba :
Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui
penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam.
Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.
Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.
Score air dan besi 1 : 0
Rintangan kedua mereka ialah mereka harus
melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua.
Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.
Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua.
Score air dan besi 2 : 0
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah
dan tiba di luar gua, besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air :
“Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !”Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap.
Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan.
Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0
LESSON
Jadilah air , dimana selalu menyegarkan dahaga. Demikianlah kita hendaklah kata2 dan perbuatan kita selalu membawa kesegaran dan memberikan semangat yang baru bagi lingkungan sekitar yang pengap, sesak dan panas.
Jadilah air yang menyirami benih kecil, memberi kesuburan. Demikianlah kita siramilah benih / iman kepercayaan kita dengan Firman Tuhan. Jika kita memanjatkan doa, doa itu seperti menabur benih kecil di surga. Benih tersebut akan berbunga harum jika kita menyiraminya dengan Firman dan iman yang percaya. Biarlah ALLAH dapat menghirup harum setiap behih doa yang kita tabur di surga. Jangan biarkan si jahat merusak taman doa kita dengan menumbuhkan semak duri kekutiran. Tetaplah Percaya…
Jadilah air yang selalu mengalir , demikian kita sebagai anak ALLAH selalu menyalurkan KASIH seperti air yang selalu mengalirkan.
Jadilah air yang fleksibel ..tidak keras seperti besi… Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia. Air yang fleksibel siap diutus dimanapun dia harus pergi, demikian kita yang telah lahir baru dari roh, siap diutus untuk menyalurkan kabar sukacita dari surga.
Jadilah air yang tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.
Jadilah air dalam hidupmu, Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.
Jadilah seperti air yang selalu bersabar, dengan bergerak tetes demi tetes, batu yang keras dapat berlubang. Demikian kita hendaknya sabar dalam berdoa dan menunggu waktu Tuhan, yang tak mungkin dapat menjadi mungkin. Amin
Minumlah air rohani dari Kristus,
barangsiapa minum air kehidupan dia tidak akan haus lagi.
Yohanes 4 : 13 -14
Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Baptislah dirimu dengan air kudus dari surga agar kita lahir baru, menjadi anak- anak Allah, karena kita harus dilahirkan kembali dari ROH bukan dari daging.
Yohanes 3 : 6-7
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Pancarkanlah AIR ROHANI terus- menerus
pada setiap padang gurun yang kering.
Karena akan ada harapan baru untuk membuat
segala sesuatunya menjadi lebih baik.
11.20.2009
Kisah 3 Pohon
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu,
dan janganlah bersandar
kepada pengertianmu sendiri" (Ams. 3:5) "
Memang benar kita semua punya mimpi-mimpi yang hancur
dan Allah tetap berdiri di atas mimpi-mimpi kita yang hancur karena
Dia memiliki mimpi yang lebih baik, lebih tinggi, lebih agung bagi kita...
Alkisah, ada tiga pohon di dalam hutan. Suatu hari,
ketiganya saling menceritakan mengenai harapan dan impian mereka.
Pohon pertama berkata: "Kelak aku ingin menjadi peti harta karun. Aku akan
diisi emas, perak dan berbagai batu permata dan semua
orang akan mengagumi keindahannya" .
Kemudian pohon kedua berkata: "Suatu hari kelak aku
akan menjadi sebuah kapal yang besar. Aku akan mengangkut raja-raja dan
berlayar ke ujung dunia. Aku akan menjadi kapal yang kuat dan setiap orang
merasa aman berada dekat denganku".
Lalu giliran pohon ketiga yang menyampaikan impiannya:
"Aku ingin tumbuh menjadi pohon yang tertinggi di hutan di puncak bukit.
Orang-orang akan memandangku dan berpikir betapa aku begitu dekat untuk
menggapai surga dan TUHAN. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa
dan orang-orang akan mengingatku" .
Setelah beberapa tahun berdoa agar impian terkabul,
sekelompok penebang pohon datang dan menebang ketiga pohon itu...
Pohon pertama dibawa ke tukang kayu. Ia sangat senang sebab
ia tahu bahwa ia akan dibuat menjadi peti harta karun.
Tetapi doanya tidak menjadi kenyataan karena tukang
kayu membuatnya menjadi kotak tempat menaruh makanan ternak. Ia hanya
diletakkan di kandang dan setiap hari diisi dengan jerami.
Pohon kedua dibawa ke galangan kapal. Ia berpikir
bahwa doanya menjadi kenyataan.
Tetapi... ia dipotong-potong dan dibuat menjadi sebuah perahu
nelayan yang sangat kecil. Impiannya menjadi kapal
besar untuk mengangkut raja-raja telah berakhir.
Pohon ketiga dipotong menjadi potongan-potongan kayu
besar dan dibiarkan teronggok dalam gelap.
Tahun demi tahun berganti..., dan ketiga pohon itu telah
melupakan impiannya masing-masing.
Kemudian suatu hari...
Sepasang suami istri tiba di kandang.
Sang istri melahirkan dan meletakkan bayinya di kotak
tempat makanan ternak yang dibuat dari pohon pertama.
Orang-orang datang dan menyembah bayi itu.
Akhirnya pohon pertama sadar bahwa di dalamnya telah
diletakkan harta terbesar sepanjang masa.
Bertahun-tahun kemudian....
Sekelompok laki-laki naik ke atas perahu nelayan yang dibuat dari pohon kedua.
Di tengah danau, badai besar datang dan pohon kedua berfikir bahwa ia
tidak cukup kuat untuk melindungi orang-orang di dalamnya.
Tetapi salah seorang laki-laki itu berdiri dan berkata kepada
badai: "Diam!!!" Tenanglah". Dan badai itupun berhenti.
Ketika itu tahulah bahwa ia telah mengangkut Raja di
atas segala raja.
Akhirnya...
Seseorang datang dan mengambil pohon ketiga.
Ia dipikul sepanjang jalan sementara orang-orang
mengejek lelaki yang memikulnya.
Laki-laki itu kemudian dipakukan di kayu ini
dan mati di puncak bukit.
Akhirnya pohon ketiga sadar bahwa ia demikian dekat
dengan TUHAN, karena YESUSlah yang disalibkan padanya...
KETIKA KEADAAN TIDAK SEPERTI YANG ENGKAU INGINKAN,
KETAHUILAH BAHWA TUHAN
MEMILIKI RENCANA UNTUKMU.
JIKA ENGKAU PERCAYA PADA-NYA , IA AKAN MEMBERIMU
BERKAT-BERKAT BESAR.
KETIGA POHON MENDAPATKAN APA YANG MEREKA INGINKAN,
TETAPI TIDAK DENGAN CARA
YANG SEPERTI MEREKA BAYANGKAN.
BEGITU JUGA DENGAN KITA, KITA TIDAK SELALU TAHU APA
RENCANA TUHAN BAGI KITA.
KITA HANYA TAHU BAHWA JALAN-NYA BUKANLAH JALAN KITA,
TETAPI JALAN-NYA ADALAH
YANG TERBAIK BAGI KITA, SELAMANYA...
dan janganlah bersandar
kepada pengertianmu sendiri" (Ams. 3:5) "
Memang benar kita semua punya mimpi-mimpi yang hancur
dan Allah tetap berdiri di atas mimpi-mimpi kita yang hancur karena
Dia memiliki mimpi yang lebih baik, lebih tinggi, lebih agung bagi kita...
Alkisah, ada tiga pohon di dalam hutan. Suatu hari,
ketiganya saling menceritakan mengenai harapan dan impian mereka.
Pohon pertama berkata: "Kelak aku ingin menjadi peti harta karun. Aku akan
diisi emas, perak dan berbagai batu permata dan semua
orang akan mengagumi keindahannya" .
Kemudian pohon kedua berkata: "Suatu hari kelak aku
akan menjadi sebuah kapal yang besar. Aku akan mengangkut raja-raja dan
berlayar ke ujung dunia. Aku akan menjadi kapal yang kuat dan setiap orang
merasa aman berada dekat denganku".
Lalu giliran pohon ketiga yang menyampaikan impiannya:
"Aku ingin tumbuh menjadi pohon yang tertinggi di hutan di puncak bukit.
Orang-orang akan memandangku dan berpikir betapa aku begitu dekat untuk
menggapai surga dan TUHAN. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa
dan orang-orang akan mengingatku" .
Setelah beberapa tahun berdoa agar impian terkabul,
sekelompok penebang pohon datang dan menebang ketiga pohon itu...
Pohon pertama dibawa ke tukang kayu. Ia sangat senang sebab
ia tahu bahwa ia akan dibuat menjadi peti harta karun.
Tetapi doanya tidak menjadi kenyataan karena tukang
kayu membuatnya menjadi kotak tempat menaruh makanan ternak. Ia hanya
diletakkan di kandang dan setiap hari diisi dengan jerami.
Pohon kedua dibawa ke galangan kapal. Ia berpikir
bahwa doanya menjadi kenyataan.
Tetapi... ia dipotong-potong dan dibuat menjadi sebuah perahu
nelayan yang sangat kecil. Impiannya menjadi kapal
besar untuk mengangkut raja-raja telah berakhir.
Pohon ketiga dipotong menjadi potongan-potongan kayu
besar dan dibiarkan teronggok dalam gelap.
Tahun demi tahun berganti..., dan ketiga pohon itu telah
melupakan impiannya masing-masing.
Kemudian suatu hari...
Sepasang suami istri tiba di kandang.
Sang istri melahirkan dan meletakkan bayinya di kotak
tempat makanan ternak yang dibuat dari pohon pertama.
Orang-orang datang dan menyembah bayi itu.
Akhirnya pohon pertama sadar bahwa di dalamnya telah
diletakkan harta terbesar sepanjang masa.
Bertahun-tahun kemudian....
Sekelompok laki-laki naik ke atas perahu nelayan yang dibuat dari pohon kedua.
Di tengah danau, badai besar datang dan pohon kedua berfikir bahwa ia
tidak cukup kuat untuk melindungi orang-orang di dalamnya.
Tetapi salah seorang laki-laki itu berdiri dan berkata kepada
badai: "Diam!!!" Tenanglah". Dan badai itupun berhenti.
Ketika itu tahulah bahwa ia telah mengangkut Raja di
atas segala raja.
Akhirnya...
Seseorang datang dan mengambil pohon ketiga.
Ia dipikul sepanjang jalan sementara orang-orang
mengejek lelaki yang memikulnya.
Laki-laki itu kemudian dipakukan di kayu ini
dan mati di puncak bukit.
Akhirnya pohon ketiga sadar bahwa ia demikian dekat
dengan TUHAN, karena YESUSlah yang disalibkan padanya...
KETIKA KEADAAN TIDAK SEPERTI YANG ENGKAU INGINKAN,
KETAHUILAH BAHWA TUHAN
MEMILIKI RENCANA UNTUKMU.
JIKA ENGKAU PERCAYA PADA-NYA , IA AKAN MEMBERIMU
BERKAT-BERKAT BESAR.
KETIGA POHON MENDAPATKAN APA YANG MEREKA INGINKAN,
TETAPI TIDAK DENGAN CARA
YANG SEPERTI MEREKA BAYANGKAN.
BEGITU JUGA DENGAN KITA, KITA TIDAK SELALU TAHU APA
RENCANA TUHAN BAGI KITA.
KITA HANYA TAHU BAHWA JALAN-NYA BUKANLAH JALAN KITA,
TETAPI JALAN-NYA ADALAH
YANG TERBAIK BAGI KITA, SELAMANYA...
Focus on your Blessing
Joan and Natty were two young mothers who lived across the street from
each other. From their living room windows, each woman was able to
observe the activities of the other woman's family.
One day, Joan confessed that she'd been watching what went on in
Natty's front garden and that she envied her. I don't know what you
mean, Natty said with puzzled look on her face.
Well, I often see your husband out in the front mowing your lawn, and
I wish my husband would do the same thing, Joan said. Your garden is
beautiful!
Natty laughed and then made her confession. I have been doing the same
thing, Joan, she said. I watch your husband in your front garden - and
I have envied you! Joan shook her head with disbelied. What on earth
do you mean She asked.
Natty replied, I see your husband playing ball with your toddler so
nicely. How I wish Keith, my husband, would do the same thing! He
never wants our boys in the way when he mows.
Be honest Joan. Would you rather have your husband play with your son
than have a well-manicured lawn?
I had not thought of that before, but your right Natty. I may have
tall grass, but Eric, my husband is right about playing with little
Johnny, Joan concluded.
Very often we are blind to our own blessings that are so obvious to
others. Let us cultivate the habit of concentrating on our several
blessings rather than brooding over what we perceive as curses.
each other. From their living room windows, each woman was able to
observe the activities of the other woman's family.
One day, Joan confessed that she'd been watching what went on in
Natty's front garden and that she envied her. I don't know what you
mean, Natty said with puzzled look on her face.
Well, I often see your husband out in the front mowing your lawn, and
I wish my husband would do the same thing, Joan said. Your garden is
beautiful!
Natty laughed and then made her confession. I have been doing the same
thing, Joan, she said. I watch your husband in your front garden - and
I have envied you! Joan shook her head with disbelied. What on earth
do you mean She asked.
Natty replied, I see your husband playing ball with your toddler so
nicely. How I wish Keith, my husband, would do the same thing! He
never wants our boys in the way when he mows.
Be honest Joan. Would you rather have your husband play with your son
than have a well-manicured lawn?
I had not thought of that before, but your right Natty. I may have
tall grass, but Eric, my husband is right about playing with little
Johnny, Joan concluded.
Very often we are blind to our own blessings that are so obvious to
others. Let us cultivate the habit of concentrating on our several
blessings rather than brooding over what we perceive as curses.
Hubungan Yang Langgeng Tidak Terjadi Begitu Saja
Amsal 31:10
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata.
Jim diam menatap televisi sementara hati Carol terasa sakit, sambil berpikir mengapa suaminya marah kepadanya. Mereka baru setahun menikah dan Carol mulai melihat hubungan mereka makin memburuk. Ia hanya berpikir jangan-jangan ia akan segera bergabung dengan jutaan pasangan lain yang pernikahannya berakhir dengan perceraian. Akhirnya ia memecah kesunyian dengan bertanya kepada Jim dimana salahnya, Jim tidak menjawab. Hatinya terasa sakit selama beberapa saat, tetapi ia mengulangi pertanyaannya. Jawaban Jim sangat menyakitkan hatinya sehingga ia mulai meragukan kemampuannya sebagai isteri.
Jim berkata, "Aku bosan dan lelah melihat kamu terlalu serius memandang segala sesuatu. Kamu terlalu sensitif! Bila sebelumnya aku tahu kamu emosional seperti ini, mungkin aku tidak akan menikahimu. Tetapi, karena kita telah menikah, kupikir kamu perlu melakukan bagianmu. Hentikan tindakanmu yang berlebihan dan jangan terlalu perasa terhadap apa yang aku katakan dan lakukan. Bila kita ingin pernikahan kita berhasil, kamu tidak boleh kekanak-kanakan!"
Apakah ini kedengarannya sudah biasa terjadi? Dengan kata-kata kasar seperti ini, Jim tanpa sadar telah membawa hubungan mereka ke jalan kehancuran yang menimbulkan beberapa perubahan yang tidak menarik - perubahan yang akhirnya akan menghancurkan hubungan mereka. Masalah utama Jim, yang juga dialami oleh ribuan suami lainnya adalah ia gagal untuk memahami perbedaan dasar antara sifat alamiah pria dan wanita. Jim telah menyerang dua dari kekuatan alamiah terbesar yang dimiliki isterinya, kepekaan dan kesadarannya yang berdasarkan intuisi terhadap hidup ini dan menganggapnya sebagai kelemahan.
Sebagai tanggapan terhadap teguran Jim, Carol, seperti ribuan isteri lainnya, akan mulai membentuk suatu sikap yang keras, tidak berperasaan terhadap kehidupan secara umum dan khusunya terhadap Jim. Bila pernikahan mereka bertahan selama beberapa tahun berikutnya, dengan cemas Jim akan menemukan bahwa kepekaan Carol akhirnya lenyap dan ia telah kehilangan sebagian besar ketertarikannya terhadap isterinya. Kalau saja ia mengerti bahwa kewaspadaan Carol adalah salah satu kekuatannya yang terbesar dan kalau saja ia mulai memperlakukan isterinya dengan halus, lembut dan ramah, hubungan mereka akan makin bertambah kuat dan makin memuaskan.
Perbedaan emosional dan mental antara pria dan wanita dapat menjadi penghalang yang tidak dapat diatasi terhadap satu hubungan yang memuaskan bila ini diabaikan atau dimengerti secara keliru. Namun perbedaan tersebut bila diketahui dan dihargai, dapat menjadi batu loncatan ke arah suatu hubungan yang berarti dan memuaskan.
Sebagai contoh, wanita memiliki suatu keuntungan yang luar biasa dalam dua bidang kehidupan yang paling penting: mengasihi Allah dan mengasihi orang lain (Mat. 22:36-40). Wanita memiliki suatu kemampuan intuitif untuk mengembangkan hubungan yang berarti dan kerinduan akan komunikasi yang intim, dan ini membuat mereka mampu memasuki apa yang Yesus katakan sebagai dua perintah yang terbesar. Kasih kepada Allah dan kepada orang lain berarti membangun hubungan. Allah berkata bahwa tidak baik bila pria hidup sendirian dan Ia menciptakan seorang Penolong dan Pelengkap yang penting - wanita. Pria pasti membutuhkan bantuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan, namun bagaimana wanita dapat membantu sehingga pria mau mendengarkan dan menerimanya?
Bila seorang wanita memahami kekuatannya dan untuk apa kekuatan itu diciptakan, citra dirinya (self-image) hampir tidak dapat dirusak, bagaimanapun cara suaminya meremehkan dia. Bila suami ataupun isteri memahami satu sama lain dan mulai menanggapi dengan tepat, hubungan mereka dapat berkembang ke arah pernikahan yang mereka impikan. Carol mulai dapat membuat Jim sadar akan kebutuhannya yang terdalam akan kasih, keyakinan dan keamanan, tanpa merasa mementingkan diri sendiri karena merindukan kebutuhannya terpenuhi. Sayangnya, dengan cara seperti yang dialami oleh Jim dan Carol, mungkin tidak lama lagi mereka akan bergabung dengan barisan satu juta lebih pasangan suami isteri yang tiap tahun bercerai.
Namun jangan putus asa! Pernikahan Anda tidak harus menjadi bagian dari statistik yang mengherankan ini. Dengan sarana yang tepat, Anda dapat mengukir suatu pernikahan yang lebih memuaskan dari suatu pernikahan yang tampaknya tidak berpengharapan. Namun sarana itu sendiri tidak akan membuat ini menjadi kenyataan. Sarana itu harus dipakai dan dipergunakan dengan tepat dan konsisten.
Bila suami Anda bersedia melakukannya bersama Anda, Anda akan memperkuat pernikahan Anda jauh lebih cepat. Bila seorang suami memahami kebutuhan isterinya dan belajar cara memenuhi kebutuhan tersebut, hubungan yang ada akan bertumbuh lebih cepat.
Dalam konseling saya melihat jika saya dapat membuat sang suami melakukan bagiannya terlebih dahulu, akan jauh lebih mudah bagi sang isteri untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam hubungan yang ada dengan rasa antusiasme dan komitmen yang lebih besar. Suami Anda akan mulai sadar bahwa Anda adalah satu pribadi yang istimewa dan mulai memperlakukan Anda dengan lebih halus, lembut, sensitif dan pengertian. Sayangnya, wanita biasanya lebih memperhatikan hal memperdalam hubungan pernikahan mereka dibandingkan pria.
Bila hubungan Anda dengan suami kurang dari apa yang Anda rindukan dan ia hanya menunjukkan sedikit perhatian terhadap perasaan Anda, pada awalnya Anda akan merasa sulit untuk mulai melangkah. Tetapi bila Anda untuk sementara bersedia melupakan kurangnya tanggapan yang diberikan dan melakukan beberapa usaha tambahan, Anda dapat terus melangkah dengan satu keyakinan akan hubungan yang lebih baik lagi. Saya juga yakin bahwa kerinduan suami Anda akan suatu hubungan yang lebih baik akan makin meningkat sebagai tanggapan terhadap perubahan yang ia lihat dalam diri Anda.
Saya telah berbicara dengan beratus-ratus wanita yang telah menikah. Saya menemukan sedikit sekali yang tidak menginginkan perbaikan hubungan dengan suami mereka. Beberapa wanita merasa lebih puas dibandingkan wanita lain, tetapi sebagian besar mereka merindukan suami yang lebih mengasihi dan lebih romantis. Banyak wanita yang mengatakan bahwa mereka ingin suami mencintai mereka lebih daripada ia mencintai siapapun dan apapun. Anda mungkin berpikir, "Itu mustahil. Tidak ada pria yang mencintai seperti itu!" Namun saya secara pribadi telah melihat makin banyak suami-suami yang diubahkan menjadi pencinta-pencinta "yang mustahil". Perubahan yang diinginkan tidak terjadi begitu saja, pria membuat itu terjadi bila mereka tahu apa yang harus dilakukan.
Sumber :
Gary Smalley - Alasan Tersembunyi Mengapa Pria Berperilaku Tertentu
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata.
Jim diam menatap televisi sementara hati Carol terasa sakit, sambil berpikir mengapa suaminya marah kepadanya. Mereka baru setahun menikah dan Carol mulai melihat hubungan mereka makin memburuk. Ia hanya berpikir jangan-jangan ia akan segera bergabung dengan jutaan pasangan lain yang pernikahannya berakhir dengan perceraian. Akhirnya ia memecah kesunyian dengan bertanya kepada Jim dimana salahnya, Jim tidak menjawab. Hatinya terasa sakit selama beberapa saat, tetapi ia mengulangi pertanyaannya. Jawaban Jim sangat menyakitkan hatinya sehingga ia mulai meragukan kemampuannya sebagai isteri.
Jim berkata, "Aku bosan dan lelah melihat kamu terlalu serius memandang segala sesuatu. Kamu terlalu sensitif! Bila sebelumnya aku tahu kamu emosional seperti ini, mungkin aku tidak akan menikahimu. Tetapi, karena kita telah menikah, kupikir kamu perlu melakukan bagianmu. Hentikan tindakanmu yang berlebihan dan jangan terlalu perasa terhadap apa yang aku katakan dan lakukan. Bila kita ingin pernikahan kita berhasil, kamu tidak boleh kekanak-kanakan!"
Apakah ini kedengarannya sudah biasa terjadi? Dengan kata-kata kasar seperti ini, Jim tanpa sadar telah membawa hubungan mereka ke jalan kehancuran yang menimbulkan beberapa perubahan yang tidak menarik - perubahan yang akhirnya akan menghancurkan hubungan mereka. Masalah utama Jim, yang juga dialami oleh ribuan suami lainnya adalah ia gagal untuk memahami perbedaan dasar antara sifat alamiah pria dan wanita. Jim telah menyerang dua dari kekuatan alamiah terbesar yang dimiliki isterinya, kepekaan dan kesadarannya yang berdasarkan intuisi terhadap hidup ini dan menganggapnya sebagai kelemahan.
Sebagai tanggapan terhadap teguran Jim, Carol, seperti ribuan isteri lainnya, akan mulai membentuk suatu sikap yang keras, tidak berperasaan terhadap kehidupan secara umum dan khusunya terhadap Jim. Bila pernikahan mereka bertahan selama beberapa tahun berikutnya, dengan cemas Jim akan menemukan bahwa kepekaan Carol akhirnya lenyap dan ia telah kehilangan sebagian besar ketertarikannya terhadap isterinya. Kalau saja ia mengerti bahwa kewaspadaan Carol adalah salah satu kekuatannya yang terbesar dan kalau saja ia mulai memperlakukan isterinya dengan halus, lembut dan ramah, hubungan mereka akan makin bertambah kuat dan makin memuaskan.
Perbedaan emosional dan mental antara pria dan wanita dapat menjadi penghalang yang tidak dapat diatasi terhadap satu hubungan yang memuaskan bila ini diabaikan atau dimengerti secara keliru. Namun perbedaan tersebut bila diketahui dan dihargai, dapat menjadi batu loncatan ke arah suatu hubungan yang berarti dan memuaskan.
Sebagai contoh, wanita memiliki suatu keuntungan yang luar biasa dalam dua bidang kehidupan yang paling penting: mengasihi Allah dan mengasihi orang lain (Mat. 22:36-40). Wanita memiliki suatu kemampuan intuitif untuk mengembangkan hubungan yang berarti dan kerinduan akan komunikasi yang intim, dan ini membuat mereka mampu memasuki apa yang Yesus katakan sebagai dua perintah yang terbesar. Kasih kepada Allah dan kepada orang lain berarti membangun hubungan. Allah berkata bahwa tidak baik bila pria hidup sendirian dan Ia menciptakan seorang Penolong dan Pelengkap yang penting - wanita. Pria pasti membutuhkan bantuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan, namun bagaimana wanita dapat membantu sehingga pria mau mendengarkan dan menerimanya?
Bila seorang wanita memahami kekuatannya dan untuk apa kekuatan itu diciptakan, citra dirinya (self-image) hampir tidak dapat dirusak, bagaimanapun cara suaminya meremehkan dia. Bila suami ataupun isteri memahami satu sama lain dan mulai menanggapi dengan tepat, hubungan mereka dapat berkembang ke arah pernikahan yang mereka impikan. Carol mulai dapat membuat Jim sadar akan kebutuhannya yang terdalam akan kasih, keyakinan dan keamanan, tanpa merasa mementingkan diri sendiri karena merindukan kebutuhannya terpenuhi. Sayangnya, dengan cara seperti yang dialami oleh Jim dan Carol, mungkin tidak lama lagi mereka akan bergabung dengan barisan satu juta lebih pasangan suami isteri yang tiap tahun bercerai.
Namun jangan putus asa! Pernikahan Anda tidak harus menjadi bagian dari statistik yang mengherankan ini. Dengan sarana yang tepat, Anda dapat mengukir suatu pernikahan yang lebih memuaskan dari suatu pernikahan yang tampaknya tidak berpengharapan. Namun sarana itu sendiri tidak akan membuat ini menjadi kenyataan. Sarana itu harus dipakai dan dipergunakan dengan tepat dan konsisten.
Bila suami Anda bersedia melakukannya bersama Anda, Anda akan memperkuat pernikahan Anda jauh lebih cepat. Bila seorang suami memahami kebutuhan isterinya dan belajar cara memenuhi kebutuhan tersebut, hubungan yang ada akan bertumbuh lebih cepat.
Dalam konseling saya melihat jika saya dapat membuat sang suami melakukan bagiannya terlebih dahulu, akan jauh lebih mudah bagi sang isteri untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam hubungan yang ada dengan rasa antusiasme dan komitmen yang lebih besar. Suami Anda akan mulai sadar bahwa Anda adalah satu pribadi yang istimewa dan mulai memperlakukan Anda dengan lebih halus, lembut, sensitif dan pengertian. Sayangnya, wanita biasanya lebih memperhatikan hal memperdalam hubungan pernikahan mereka dibandingkan pria.
Bila hubungan Anda dengan suami kurang dari apa yang Anda rindukan dan ia hanya menunjukkan sedikit perhatian terhadap perasaan Anda, pada awalnya Anda akan merasa sulit untuk mulai melangkah. Tetapi bila Anda untuk sementara bersedia melupakan kurangnya tanggapan yang diberikan dan melakukan beberapa usaha tambahan, Anda dapat terus melangkah dengan satu keyakinan akan hubungan yang lebih baik lagi. Saya juga yakin bahwa kerinduan suami Anda akan suatu hubungan yang lebih baik akan makin meningkat sebagai tanggapan terhadap perubahan yang ia lihat dalam diri Anda.
Saya telah berbicara dengan beratus-ratus wanita yang telah menikah. Saya menemukan sedikit sekali yang tidak menginginkan perbaikan hubungan dengan suami mereka. Beberapa wanita merasa lebih puas dibandingkan wanita lain, tetapi sebagian besar mereka merindukan suami yang lebih mengasihi dan lebih romantis. Banyak wanita yang mengatakan bahwa mereka ingin suami mencintai mereka lebih daripada ia mencintai siapapun dan apapun. Anda mungkin berpikir, "Itu mustahil. Tidak ada pria yang mencintai seperti itu!" Namun saya secara pribadi telah melihat makin banyak suami-suami yang diubahkan menjadi pencinta-pencinta "yang mustahil". Perubahan yang diinginkan tidak terjadi begitu saja, pria membuat itu terjadi bila mereka tahu apa yang harus dilakukan.
Sumber :
Gary Smalley - Alasan Tersembunyi Mengapa Pria Berperilaku Tertentu
8.25.2009
KESAKSIAN NUR EMMAH DARI PAMEKASAN
Sebuah kisah sejati yang sangat dahsyat dan menyentuh hati.
Bagaimana Nuremmah harus melindungi dan menjaga keluarganya dari teror dan ancaman pembunuhan, setelah ia memutuskan mengikut jalan Kristus. Apalagi ia bersuamikan Tionghoa dan keluarganya pemeluk agama yang kuat. Tetapi wanita Madura kelahiran Madura 1 Desember 1965 ini tak pernah menyerah, baginya satu-satunya Juruselamat cuma Yesus. Seperti dituturkan jemaat GBIS Bunga Bakung Pamekasan ini kepada GLORIA.
Saya lahir dari sebuah keluarga Madura yang taat menjalankan perintah agama. Doktrin yang saya terima dari bapak begitu jelas. Saya boleh menikah dengan siapa saja, apapun rasnya, asal yang bersangkutan seiman dengan saya. Maka ketika hati saya tertambat pada seorang pria Tionghoa yang berbeda agama dengan saya, tiba-tiba saja sebuah masalah besar menghadang di depan mata. Apalagi sebagai wanita yang masih sangat muda waktu itu, saya lebih menuruti kata hati dan perasaan. Ya, perasaan yang tengah tumbuh subur oleh cinta. Sebenarnya sebagai anak yang berbakti, saya tak hendak menentang kehendak orangtua. Tapi yang satu ini, dorongan hatiku agaknya lebih kuat dari berbagai larangan maupun resiko paling buruk yang mesti kuhadapi. Maka mesti ditentang disana-sini, kadang juga diancam, aku pantang mundur untuk memadu cinta dengannya.
Tetapi kekangan dan tekanan keluarga rupanya jauh lebih kuat. Keinginan orang tua kami cuma satu: kalau aku hendak menikah dengan pacarku, maka dia yang tidak seiman dengan kami mesti memeluk kepercayaan yang kami anut. Mungkin demi kasihnya yang begitu besar kepadaku, dia pacarku, akhirnya menuruti kemauan orang tuaku. Begitulah, setelah semua persyaratan yang diajukan bapak dipenuhi, kamipun menikah pada 27 Juli 1985, tepat pada hari ulang tahun pacar saya. Tak lama kemudian buah hati pertama kami lahir, kami beri nama Nova. Ia cantik dan pintar.
Lalu menyusul adiknya, Agnes. Nah saat Agnes berusia 2 tahun, tepatnya pada 1989, saya mengalami mimpi aneh. Dalam mimpi itu seakan-akan saya berada di padang pasir yang tandus dan panas. Rasa haus menyiksa kerongkongan. Sepi, tak seorangpun ada di sana. Jeritan minta tolong seperti lenyap disapu angin padang pasir. Tiba-tiba dalam mimpi itu, saya seperti melihat kilat. Bersamaan dengan itu muncul sesosok laki-laki berambut panjang dan berjubah. Di bagian belakang jubahnya terlihat warna biru langit yang segar. Sayapun melambaikan tangan kearahnya, berharap pertolongan. Mendadak orang itu berkata, "Saat ini kamu sedang diambang kematian. Jika ingin selamat, kamu harus percaya kepada-Ku. Karena jalan keselamatan, hanya ada didalam-Ku. Akulah Tuhanmu. Apakah kamu masih belum percaya? Akulah jalan kebenaran hidup. Barangsiapa percaya kepadaKu, maka ia akan selamat. Ikutlah padaKu ..!"
Saya kontan terbangun. Anehnya keadaan kamar saya waktu itu ikut terang benderang. Padahal lampu penerangan di kamar saya hanya 15 watt. Saya jadi tercenung, mengenangkan semua mimpi yang baru terjadi. Saya ingat dengan jelas wajah laki-laki berjubah yang menemui saya di dalam mimpi itu.
Ah, benar! Wajahnya itu kerap dibawa suami saya dari Surabaya, enam tahun silam. Ketika itu suami saya membawa gambar Yesus dan sebuah Alkitab. Melihat semua itu emosi saya jadi terbakar, gambar Yesus saya injak-injak dan saya sobek. Dengan penuh kemarahan saya berkata kepada suami saya, "Saat ini juga kita cerai....!" Mungkin takut atau tak ingin ribut-ribut, sejak itu suami saya tak pernah lagi membawa gambar Yesus ke rumah.
Demikian pula dengan Alkitab, saya tak pernah melihatnya untuk yang kedua kali. Kendati begitu mimpi di padang pasir terus mengusik pikiran saya. Sampai kira-kira sebulan kemudian, saya bertengkar hebat dengan suami. Jujur mesti saya akui kalau suami saya sangat baik dan sabar. Jika terjadi pertengkaran di antara kami, ia memilih mengalah atau menghindar. Saya sendiri aduh ..... acapkali kesetanan.
Dengan kedua tangan saya mencekiknya. Sesudah itu saya berendam di kamar mandi hingga berjam-jam. Begitu juga yang terjadi malam itu, usai bertengkar dengan suami, saya langsung masuk ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Takut terjadi sesuatu dengan saya, suami mencoba menggedor-gedor pintu. "Kalau kamu marah, jangan begitu. Itu namanya menyiksa diri. Lebih baik kau pukul saja aku .... biar lega", bujuk suami saya.
Mendengar kata-katanya yang begitu sejuk, kemarahan saya akhirnya mencair. Tiba-tiba muncul perasaan iba kepadanya. Keluar dari kamar mandi, saya langsung membaringkan tubuh ke atas tempat tidur. Malam itu suhu tubuh saya meninggi dan mendekati tengah malam saya mengalami kejang-kejang. Suami saya kebingungan melihat kondisi saya. Dipanggilnya seluruh keluarga, termasuk tante-tante saya. Lalu dibacakan doa-doa untuk saya. Tapi keadaan saya makin memburuk. Perut saya mengeras, dan bibir saya terlihat biru. Samar-samar terdengar suami saya berkata, "Ma, kami semua mencintai mama. Aku dan juga anak-anak, sangat sayang pada mama. Apakah mama tidak ingin sembuh, tidak ingin hidup dan mendampingi kami lagi? Tolong ma, bertahanlah. Cobalah mama mengumpulkan semangat. Sebutlah nama Yesus!"
Saat itu saya merasakan segalanya hampir berakhir. Tapi hati kecil saya belum rela meninggalkan anak-anak dan suami. Dan dalam himpitan demikian, sayapun menyebut nama yang disarankan suami saya. Yesus! Bahkan dengan cara berdoa semampu saya, saya minta tolong Yesus untuk disembuhkan. Lalu perlahan-lahan saya merasakan seluruh syaraf saya mengendur. Saya tidak tegang lagi. Saya bisa melihat dengan sempurna. Saya melihat suami saya tersenyum dan memanggil saya.
Sebuah panggilan yang lembut dan mesra. Kendati begitu saya belum juga mau bertobat. Dan malamnya, saya bermimpi lagi. Dalam mimpi itu seolah-olah saya hendak tenggelam di laut. Lalu tiba-tiba muncul sesosok wajah seperti dalam mimpi yang dulu. Wajah Yesus. "Kamu masih belum percaya kepada-Ku? Akulah Tuhanmu, Akulah jalan, kebenaran dan hidup", katanya. Sayapun mengangguk.
Lalu saya diangkat-Nya. Keesokan harinya saya mulai membuka Alkitab yang disembunyikan suami saya. Ketika pertama membuka, saya temukan bunyi kalimat : "Akulah Tuhanmu. Akulah jalan, kebenaran dan hidup". Pembaca yang seiman, meski dengan sembunyi-sembunyi saya tahu kalau selama ini suami saya ternyata masih rajin ke gereja. Agar kepergiannya tidak saya ketahui, biasanya ia ke gereja dengan menyamar, hanya mengenakan sandal jepit, kaus oblong dan Alkitab kecil diselipkan di dalam saku.
Agaknya ia takut ketahuan keluarga saya. Mula-mula saya kerap berkata Alkitab itu najis. Tapi waktu itu saya buka, saya mendapat firman itu lagi. Saya bilang, "Ya Tuhan, kok saya memperoleh ayat itu lagi?". Saya tutup Alkitab itu dan besoknya saya buka kembali. Namun lagi-lagi ayat itu yang saya temukan. Saya sampai berpikir waktu itu, "Kok ayatnya ini semua? Apa tidak ada bacaan lain?" Padahal Alkitab Perjanjian Baru itu tebal. Saya jadi penasaran, dan akhirnya mulai membukanya dari yang pertama.
Sejak saat itu saya jadi tekun mendalami Alkitab. Tapi gengsi saya masih menggunung. Malu diketahui suami, semua itu saya lakukan dengan sembunyi-sembunyi. Saya mulai membanding-bandingkan mana ajaran yang paling benar. Saya bahkan pernah baca dua kitab suci sekaligus dan mencoba membandingkannya. Roh Tuhan rupanya bekerja dalam jiwa saya. Setelah sadar bahwa Alkitab merupakan kebenaran Firman Allah, maka saya mencoba berkata kepada-Nya: "Tuhan, saatnya saya bertobat dan berlutut di hadapan Engkau". Ya, sejak itu Tuhan mulai berkarya dalam hidup saya. Saya berani bilang pada suami, "Kamu boleh ke gereja, tapi pakai sandal jepit dan jangan sampai kelihatan tetangga".
Tetapi seperti pepatah "Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga", begitulah yang terjadi pada kami. Aktifitas kami berdua ke gereja akhirnya ketahuan juga. Sejak itulah keluarga kami mulai mengalami masa penganiayaan. Tiga tahun kami mengalami pergulatan yang menyesakkan. Bahkan dua anak saya, pernah diancam akan dimasukkan ke sumur. Setiap pagi saat saya membuka toko, di depan toko saya temukan banyak kotoran manusia terserak dimana-mana. Bahkan di atas kotoran itu pernah ditancapkan sebuah salib dan diberi komentar "Lihatlah Tuhanmu lagi tidur". Atau "Seperti inilah Tuhanmu".
Polisi agaknya melihat kami sedang diteror dan diancam, karena itu mereka mulai menjaga toko kami. Kami sendiri sudah pasrah, dan hanya menggantungkan semua perkara kepada Tuhan. Puncaknya rumah kami pernah dikepung dan hendak dibakar massa. Akan halnya bapak, beliau yang begitu benci kepada saya pernah mengizinkan orang-orang untuk menghabisi kami semua. Begitu juga dengan tante-tante, mereka bahkan pernah bilang pada bapak, "Lebih baik nggak punya anak dari pada kamu punya anak menjadi kafir". Yang lebih tragis, sejak itu toko saya menjadi sepi. Paling banyak saya hanya mendapat pemasukan Rp. 2 ribu sehari.
Ketika anak ketiga kami lahir, ia tak pernah merasakan bermain dengan anak-anak sebayanya di kampung. Mereka ditolak masuk kampung. Bukan itu saja, anak-anak juga dicemooh, dikatakan , "Kristen ...Kristen". Sudah tak terhitung paha anak saya disulut rokok. Atau rambutnya dipangkas tak beraturan. Sejak itu saya melarang anak-anak keluar rumah. Ajaibnya, meski keluarga kami mengalami tekanan yang begitu dahsyat, ternyata diam-diam adik saya mengikuti jejak kami. Prosesnya nyaris sama, yakni setelah ia diselamatkan Tuhan dari sakitnya. Tetapi sejak mengikuti jalan Kristus ia harus membayar dengan mahal, penganiayaan yang dialaminya lebih berat. Suatu hari adik saya bahkan hendak dibunuh. Pedang dan clurit sudah melingkar di tubuhnya. Saya yang mendengar laporan itu lalu berkata pada suami, "Pa, jika aku mati, aku rela karena kematianku demi Yesus. Aku titip anak-anak padamu. Sekarang, aku harus berangkat menolong dan menyelamatkan adikku".
Ketika saya berangkat air mata bercucuran membasahi pipi. Di tengah perjalanan mulut saya tak pernah lepas sedetikpun dari doa. Begitu saya sampai di lokasi tempat adik saya hendak dihabisi, orang-orang tercengang melihat saya. Sebab dari mulut saya terus meluncur doa yang saya kutip dari dua kitab suci sekaligus. Dan meski hati ini tergetar melihat tubuh adik saya basah kuyup oleh minyak tanah, mulut saya tetap melantunkan doa-doa pada Yesus.
Tuhan yang penuh kasih itu menjamah kami dengan hangat. Adik saya dilepas massa. Dan kamipun berangkulan. Lalu kepada adik, saya minta dia untuk tinggal di rumah kami. Saya telah membuktikan kekuatan Yesus. Oleh karena itu saya tidak takut mati karena Yesus. Saya tidak takut mati demi Yesus.
"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia" (Yakobus 1 : 12)
Bagaimana Nuremmah harus melindungi dan menjaga keluarganya dari teror dan ancaman pembunuhan, setelah ia memutuskan mengikut jalan Kristus. Apalagi ia bersuamikan Tionghoa dan keluarganya pemeluk agama yang kuat. Tetapi wanita Madura kelahiran Madura 1 Desember 1965 ini tak pernah menyerah, baginya satu-satunya Juruselamat cuma Yesus. Seperti dituturkan jemaat GBIS Bunga Bakung Pamekasan ini kepada GLORIA.
Saya lahir dari sebuah keluarga Madura yang taat menjalankan perintah agama. Doktrin yang saya terima dari bapak begitu jelas. Saya boleh menikah dengan siapa saja, apapun rasnya, asal yang bersangkutan seiman dengan saya. Maka ketika hati saya tertambat pada seorang pria Tionghoa yang berbeda agama dengan saya, tiba-tiba saja sebuah masalah besar menghadang di depan mata. Apalagi sebagai wanita yang masih sangat muda waktu itu, saya lebih menuruti kata hati dan perasaan. Ya, perasaan yang tengah tumbuh subur oleh cinta. Sebenarnya sebagai anak yang berbakti, saya tak hendak menentang kehendak orangtua. Tapi yang satu ini, dorongan hatiku agaknya lebih kuat dari berbagai larangan maupun resiko paling buruk yang mesti kuhadapi. Maka mesti ditentang disana-sini, kadang juga diancam, aku pantang mundur untuk memadu cinta dengannya.
Tetapi kekangan dan tekanan keluarga rupanya jauh lebih kuat. Keinginan orang tua kami cuma satu: kalau aku hendak menikah dengan pacarku, maka dia yang tidak seiman dengan kami mesti memeluk kepercayaan yang kami anut. Mungkin demi kasihnya yang begitu besar kepadaku, dia pacarku, akhirnya menuruti kemauan orang tuaku. Begitulah, setelah semua persyaratan yang diajukan bapak dipenuhi, kamipun menikah pada 27 Juli 1985, tepat pada hari ulang tahun pacar saya. Tak lama kemudian buah hati pertama kami lahir, kami beri nama Nova. Ia cantik dan pintar.
Lalu menyusul adiknya, Agnes. Nah saat Agnes berusia 2 tahun, tepatnya pada 1989, saya mengalami mimpi aneh. Dalam mimpi itu seakan-akan saya berada di padang pasir yang tandus dan panas. Rasa haus menyiksa kerongkongan. Sepi, tak seorangpun ada di sana. Jeritan minta tolong seperti lenyap disapu angin padang pasir. Tiba-tiba dalam mimpi itu, saya seperti melihat kilat. Bersamaan dengan itu muncul sesosok laki-laki berambut panjang dan berjubah. Di bagian belakang jubahnya terlihat warna biru langit yang segar. Sayapun melambaikan tangan kearahnya, berharap pertolongan. Mendadak orang itu berkata, "Saat ini kamu sedang diambang kematian. Jika ingin selamat, kamu harus percaya kepada-Ku. Karena jalan keselamatan, hanya ada didalam-Ku. Akulah Tuhanmu. Apakah kamu masih belum percaya? Akulah jalan kebenaran hidup. Barangsiapa percaya kepadaKu, maka ia akan selamat. Ikutlah padaKu ..!"
Saya kontan terbangun. Anehnya keadaan kamar saya waktu itu ikut terang benderang. Padahal lampu penerangan di kamar saya hanya 15 watt. Saya jadi tercenung, mengenangkan semua mimpi yang baru terjadi. Saya ingat dengan jelas wajah laki-laki berjubah yang menemui saya di dalam mimpi itu.
Ah, benar! Wajahnya itu kerap dibawa suami saya dari Surabaya, enam tahun silam. Ketika itu suami saya membawa gambar Yesus dan sebuah Alkitab. Melihat semua itu emosi saya jadi terbakar, gambar Yesus saya injak-injak dan saya sobek. Dengan penuh kemarahan saya berkata kepada suami saya, "Saat ini juga kita cerai....!" Mungkin takut atau tak ingin ribut-ribut, sejak itu suami saya tak pernah lagi membawa gambar Yesus ke rumah.
Demikian pula dengan Alkitab, saya tak pernah melihatnya untuk yang kedua kali. Kendati begitu mimpi di padang pasir terus mengusik pikiran saya. Sampai kira-kira sebulan kemudian, saya bertengkar hebat dengan suami. Jujur mesti saya akui kalau suami saya sangat baik dan sabar. Jika terjadi pertengkaran di antara kami, ia memilih mengalah atau menghindar. Saya sendiri aduh ..... acapkali kesetanan.
Dengan kedua tangan saya mencekiknya. Sesudah itu saya berendam di kamar mandi hingga berjam-jam. Begitu juga yang terjadi malam itu, usai bertengkar dengan suami, saya langsung masuk ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Takut terjadi sesuatu dengan saya, suami mencoba menggedor-gedor pintu. "Kalau kamu marah, jangan begitu. Itu namanya menyiksa diri. Lebih baik kau pukul saja aku .... biar lega", bujuk suami saya.
Mendengar kata-katanya yang begitu sejuk, kemarahan saya akhirnya mencair. Tiba-tiba muncul perasaan iba kepadanya. Keluar dari kamar mandi, saya langsung membaringkan tubuh ke atas tempat tidur. Malam itu suhu tubuh saya meninggi dan mendekati tengah malam saya mengalami kejang-kejang. Suami saya kebingungan melihat kondisi saya. Dipanggilnya seluruh keluarga, termasuk tante-tante saya. Lalu dibacakan doa-doa untuk saya. Tapi keadaan saya makin memburuk. Perut saya mengeras, dan bibir saya terlihat biru. Samar-samar terdengar suami saya berkata, "Ma, kami semua mencintai mama. Aku dan juga anak-anak, sangat sayang pada mama. Apakah mama tidak ingin sembuh, tidak ingin hidup dan mendampingi kami lagi? Tolong ma, bertahanlah. Cobalah mama mengumpulkan semangat. Sebutlah nama Yesus!"
Saat itu saya merasakan segalanya hampir berakhir. Tapi hati kecil saya belum rela meninggalkan anak-anak dan suami. Dan dalam himpitan demikian, sayapun menyebut nama yang disarankan suami saya. Yesus! Bahkan dengan cara berdoa semampu saya, saya minta tolong Yesus untuk disembuhkan. Lalu perlahan-lahan saya merasakan seluruh syaraf saya mengendur. Saya tidak tegang lagi. Saya bisa melihat dengan sempurna. Saya melihat suami saya tersenyum dan memanggil saya.
Sebuah panggilan yang lembut dan mesra. Kendati begitu saya belum juga mau bertobat. Dan malamnya, saya bermimpi lagi. Dalam mimpi itu seolah-olah saya hendak tenggelam di laut. Lalu tiba-tiba muncul sesosok wajah seperti dalam mimpi yang dulu. Wajah Yesus. "Kamu masih belum percaya kepada-Ku? Akulah Tuhanmu, Akulah jalan, kebenaran dan hidup", katanya. Sayapun mengangguk.
Lalu saya diangkat-Nya. Keesokan harinya saya mulai membuka Alkitab yang disembunyikan suami saya. Ketika pertama membuka, saya temukan bunyi kalimat : "Akulah Tuhanmu. Akulah jalan, kebenaran dan hidup". Pembaca yang seiman, meski dengan sembunyi-sembunyi saya tahu kalau selama ini suami saya ternyata masih rajin ke gereja. Agar kepergiannya tidak saya ketahui, biasanya ia ke gereja dengan menyamar, hanya mengenakan sandal jepit, kaus oblong dan Alkitab kecil diselipkan di dalam saku.
Agaknya ia takut ketahuan keluarga saya. Mula-mula saya kerap berkata Alkitab itu najis. Tapi waktu itu saya buka, saya mendapat firman itu lagi. Saya bilang, "Ya Tuhan, kok saya memperoleh ayat itu lagi?". Saya tutup Alkitab itu dan besoknya saya buka kembali. Namun lagi-lagi ayat itu yang saya temukan. Saya sampai berpikir waktu itu, "Kok ayatnya ini semua? Apa tidak ada bacaan lain?" Padahal Alkitab Perjanjian Baru itu tebal. Saya jadi penasaran, dan akhirnya mulai membukanya dari yang pertama.
Sejak saat itu saya jadi tekun mendalami Alkitab. Tapi gengsi saya masih menggunung. Malu diketahui suami, semua itu saya lakukan dengan sembunyi-sembunyi. Saya mulai membanding-bandingkan mana ajaran yang paling benar. Saya bahkan pernah baca dua kitab suci sekaligus dan mencoba membandingkannya. Roh Tuhan rupanya bekerja dalam jiwa saya. Setelah sadar bahwa Alkitab merupakan kebenaran Firman Allah, maka saya mencoba berkata kepada-Nya: "Tuhan, saatnya saya bertobat dan berlutut di hadapan Engkau". Ya, sejak itu Tuhan mulai berkarya dalam hidup saya. Saya berani bilang pada suami, "Kamu boleh ke gereja, tapi pakai sandal jepit dan jangan sampai kelihatan tetangga".
Tetapi seperti pepatah "Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga", begitulah yang terjadi pada kami. Aktifitas kami berdua ke gereja akhirnya ketahuan juga. Sejak itulah keluarga kami mulai mengalami masa penganiayaan. Tiga tahun kami mengalami pergulatan yang menyesakkan. Bahkan dua anak saya, pernah diancam akan dimasukkan ke sumur. Setiap pagi saat saya membuka toko, di depan toko saya temukan banyak kotoran manusia terserak dimana-mana. Bahkan di atas kotoran itu pernah ditancapkan sebuah salib dan diberi komentar "Lihatlah Tuhanmu lagi tidur". Atau "Seperti inilah Tuhanmu".
Polisi agaknya melihat kami sedang diteror dan diancam, karena itu mereka mulai menjaga toko kami. Kami sendiri sudah pasrah, dan hanya menggantungkan semua perkara kepada Tuhan. Puncaknya rumah kami pernah dikepung dan hendak dibakar massa. Akan halnya bapak, beliau yang begitu benci kepada saya pernah mengizinkan orang-orang untuk menghabisi kami semua. Begitu juga dengan tante-tante, mereka bahkan pernah bilang pada bapak, "Lebih baik nggak punya anak dari pada kamu punya anak menjadi kafir". Yang lebih tragis, sejak itu toko saya menjadi sepi. Paling banyak saya hanya mendapat pemasukan Rp. 2 ribu sehari.
Ketika anak ketiga kami lahir, ia tak pernah merasakan bermain dengan anak-anak sebayanya di kampung. Mereka ditolak masuk kampung. Bukan itu saja, anak-anak juga dicemooh, dikatakan , "Kristen ...Kristen". Sudah tak terhitung paha anak saya disulut rokok. Atau rambutnya dipangkas tak beraturan. Sejak itu saya melarang anak-anak keluar rumah. Ajaibnya, meski keluarga kami mengalami tekanan yang begitu dahsyat, ternyata diam-diam adik saya mengikuti jejak kami. Prosesnya nyaris sama, yakni setelah ia diselamatkan Tuhan dari sakitnya. Tetapi sejak mengikuti jalan Kristus ia harus membayar dengan mahal, penganiayaan yang dialaminya lebih berat. Suatu hari adik saya bahkan hendak dibunuh. Pedang dan clurit sudah melingkar di tubuhnya. Saya yang mendengar laporan itu lalu berkata pada suami, "Pa, jika aku mati, aku rela karena kematianku demi Yesus. Aku titip anak-anak padamu. Sekarang, aku harus berangkat menolong dan menyelamatkan adikku".
Ketika saya berangkat air mata bercucuran membasahi pipi. Di tengah perjalanan mulut saya tak pernah lepas sedetikpun dari doa. Begitu saya sampai di lokasi tempat adik saya hendak dihabisi, orang-orang tercengang melihat saya. Sebab dari mulut saya terus meluncur doa yang saya kutip dari dua kitab suci sekaligus. Dan meski hati ini tergetar melihat tubuh adik saya basah kuyup oleh minyak tanah, mulut saya tetap melantunkan doa-doa pada Yesus.
Tuhan yang penuh kasih itu menjamah kami dengan hangat. Adik saya dilepas massa. Dan kamipun berangkulan. Lalu kepada adik, saya minta dia untuk tinggal di rumah kami. Saya telah membuktikan kekuatan Yesus. Oleh karena itu saya tidak takut mati karena Yesus. Saya tidak takut mati demi Yesus.
"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia" (Yakobus 1 : 12)
KESAKSIAN JIM CAVIEZEL OF The Passion Of Jesus Christ
Jim Caviezel adalah aktor Hollywood yang memerankan Tuhan Yesus dalam Film “The Passion Of Jesus Christ”. Ini Kesaksiannya,…
JIM CAVIEZEL ADALAH SEORANG AKTOR BIASA DENGAN PERAN2 KECIL DALAM FILM2 YANG JUGA TIDAK BESAR. PERAN TERBAIK YANG PERNAH DIMILIKINYA (SEBELUM THE PASSION) ADALAH SEBUAH FILM PERANG YANG BERJUDUL ” THE THIN RED LINE”. ITUPUN HANYA SALAH SATU PERAN DARI BEGITU BANYAK AKTOR BESAR YANG BERPERAN DALAM FILM KOLOSAL ITU.
Dalam Thin Red Line, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban demi menolong teman-temannya yang terluka dan terkepung musuh, ia berlari memancing musuh kearah yang lain walaupun ia tahu ia akan mati, dan akhirnya musuhpun mengepung dan membunuhnya. Kharisma kebaikan, keramahan, dan rela berkorbannya ini menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan konsep film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya.
“Saya terkejut suatu hari dikirimkan naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar. Belum pernah saya bermain dalam film besar apalagi sebagai peran utama. Tapi yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus saya mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda.
Besok paginya saya mendapat sebuah telepon, “Hallo ini, Mel”. Kata suara dari telpon tersebut. “Mel siapa?”, Tanya saya bingung. Saya tidak menyangka kalau itu Mel Gibson, salah satu actor dan sutradara Hollywood yang terbesar. Mel kemudian meminta kami bertemu, dan saya menyanggupinya.
Saat kami bertemu, Mel kemudian menjelaskan panjang lebar tentang film yang akan dibuatnya. Film tentang Tuhan Yesus yang berbeda dari film2 lain yang pernah dibuat tentang Dia. Mel juga menyatakan bahwa akan sangat sulit dalam memerankan film ini, salah satunya saya harus belajar bahasa dan dialek alamik, bahasa yang digunakan pada masa itu.
Dan Mel kemudian menatap tajam saya, dan mengatakan sebuah resiko terbesar yang mungkin akan saya hadapi. Katanya bila saya memerankan film ini, mungkin akan menjadi akhir dari karir saya sebagai actor di Hollywood.
Sebagai manusia biasa saya menjadi gentar dengan resiko tersebut. Memang biasanya aktor
pemeran Yesus di Hollywood, tidak akan dipakai lagi dalam film-film lain.
Ditambah kemungkinan film ini akan dibenci oleh sekelompok orang Yahudi yang berpengaruh besar dalam bisnis pertunjukan di Hollywood . Sehingga habislah seluruh karir saya dalam dunia perfilman.
Dalam kesenyapan menanti keputusan saya apakah jadi bermain dalam film itu, saya katakan padanya. “Mel apakah engkau memilihku karena inisial namaku juga sama dengan Jesus Christ (Jim Caviezel), dan umurku sekarang 33 tahun, sama dengan umur Yesus Kristus saat Ia disalibkan?”
Mel menggeleng setengah terperengah, terkejut, menurutnya ini menjadi agak menakutkan. Dia tidak tahu akan hal itu, ataupun terluput dari perhatiannya. Dia memilih saya murni karena peran saya di “Thin Red Line”.
Baiklah Mel, aku rasa itu bukan sebuah kebetulan, ini tanda panggilanku, semua orang harus
memikul salibnya. Bila ia tidak mau memikulnya maka ia akan hancur tertindih salib itu. Aku tanggung resikonya, mari kita buat film ini!
Maka saya pun ikut terjun dalam proyek film tersebut. Dalam persiapan karakter selama berbulan-bulan saya terus bertanya-tanya, dapatkah saya melakukannya?
Keraguan meliputi saya sepanjang waktu. Apa yang seorang Anak Tuhan pikirkan, rasakan, dan lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membingungkan saya, karena begitu banya referensi mengenai Dia dari sudut pandang berbeda-beda.
Akhirnya hanya satu yang bisa saya lakukan, seperti yang Yesus banyak lakukan yaitu lebih banyak berdoa. Memohon tuntunanNya melakukan semua ini.
Karena siapalah saya ini memerankan Dia yang begitu besar. Masa lalu saya bukan seorang yang
dalam hubungan denganNya. Saya memang lahir dari keluarga Katolik yang taat, kebiasaan-kebiasaan baik dalam keluarga memang terus mengikuti dan menjadi dasar yang baik dalam diri saya.
Saya hanyalah seorang pemuda yang bermain bola basket dalam liga SMA dan kampus, yang bermimpi menjadi seorang pemain NBA yang besar. Namun cedera engkel menghentikan karir saya sebagai atlit bola basket. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena cedera itu, seperti hancur seluruh hidup saya.
Saya kemudian mencoba peruntungan dalam casting-casting, sebuah peran sangat kecil membawa saya pada sebuah harapan bahwa seni peran munkin menjadi jalan hidup saya.
Kemudian saya mendalami seni peran dengan masuk dalam akademi seni peran, sambil sehari-hari saya terus mengejar casting.
Dan kini saya telah berada dipuncak peran saya. Benar Tuhan, Engkau yang telah merencanakan
semuanya, dan membawaku sampai disini. Engkau yang mengalihkanku dari karir di bola basket, menuntunku menjadi aktor, dan membuatku sampai pada titik ini. Karena Engkau yang telah memilihku, maka apapun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendakMu.
Saya tidak membayangkan tantangan film ini jauh lebih sulit dari pada bayangan saya.
Di make-up selama 8 jam setiap hari tanpa boleh bergerak dan tetap berdiri, saya adalah orang
satu-satunya di lokasi syuting yang hampir tidak pernah duduk. Sungguh tersiksa menyaksikan kru yang lain duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kostum kasar yang sangat tidak nyaman, menyebabkan gatal-gatal sepanjang hari syuting membuat saya sangat tertekan.
Salib yang digunakan, diusahakan seasli mungkin seperti yang dipikul oleh Yesus saat itu. Saat
mereka meletakkan salib itu dipundak saya, saya kaget dan berteriak kesakitan, mereka mengira itu akting yang sangat baik, padahal saya sungguh-sungguh terkejut. Salib itu terlalu berat, tidak
mungkin orang biasa memikulnya, namun saya mencobanya dengan sekuat tenaga.
Yang terjadi kemudian setelah dicoba berjalan, bahu saya copot, dan tubuh saya tertimpa
salib yang sangat berat itu. Dan sayapun melolong kesakitan, minta pertolongan. Para kru mengira itu akting yang luar biasa, mereka tidak tahu kalau saya dalam kecelakaan sebenarnya. Saat saya memulai memaki, menyumpah dan hampir pingsan karena tidak tahan dengan sakitnya, maka merekapun terkejut, sadar apa yang sesungguhnya terjadi dan segera memberikan saya perawatan medis.
Sungguh saya merasa seperti setan karena memaki dan menyumpah seperti itu, namun saya hanya manusia biasa yang tidak biasa menahannya. Saat dalam pemulihan dan penyembuhan, Mel datang pada saya. Ia bertanya apakah saya ingin melanjutkan film ini, ia berkata ia sangat mengerti kalau saya menolak untuk melanjutkan film itu.
Saya berkata pada Mel, saya tidak tahu kalau salib yang dipikul Tuhan Yesus seberat dan semenyakitkan seperti itu. Tapi kalau Tuhan Yesus mau memikul salib itu bagi saya, maka saya akan sangat malu kalau tidak memikulnya walau sebagian kecil saja. Mari kita teruskan film ini.
Maka mereka mengganti salib itu dengan ukuran yang lebih kecil dan dengan bahan yang lebih
ringan, agar bahu saya tidak terlepas lagi, dan mengulang seluruh adegan pemikulan salib itu. Jadi yang penonton lihat didalam film itu merupakan salib yang lebih kecil dari aslinya.
Bagian syuting selanjutnya adalah bagian yang mungkin paling mengerikan, baik bagi penonton dan juga bagi saya, yaitu syuting penyambukan Yesus.
Saya gemetar menghadapi adegan itu, Karena cambuk yang digunakan itu sungguhan. Sementara punggung saya hanya dilindungi papan setebal 3 cm.
Suatu waktu para pemeran prajurit Roma itu mencambuk dan mengenai bagian sisi tubuh saya yang tidak terlindungi papan. Saya tersengat, berteriak kesakitan, bergulingan ditanah sambil memaki orang yang mencambuk saya. Semua kru kaget dan segera mengerubungi saya untuk memberi pertolongan. Tapi bagian paling sulit, bahkan hampir gagal dibuat yaitu pada bagian
penyaliban. Lokasi syuting di Italia sangat dingin, sedingin musim salju, para kru dan figuran harus manggunakan mantel yang sangat tebal untuk menahan dingin. Sementara saya harus telanjang dan tergantung diatas kayu salib, diatas bukit yang tertinggi disitu. Angin dari bukit itu bertiup seperti ribuan pisau menghujam tubuh saya. Saya terkena hypothermia (penyakit kedinginan yang bisa mematikan), seluruh tubuh saya lumpuh tak bisa bergerak, mulut saya gemetar bergoncang tak terkendalikan. Mereka harus menghentikan syuting, karena nyawa saya jadi taruhannya.
Semua tekanan, tantangan, kecelakaan dan penyakit membawa saya sungguh depresi. Adegan-adegan tersebut telah membawa saya kepada batas kemanusiaan saya. Dari adegan-keadegan lain semua kru hanya menonton dan menunggu saya sampai pada batas kemanusiaan saya, saat saya tidak mampu lagi baru mereka menghentikan adegan itu. Ini semua membawa saya pada batas-batas fisik dan jiwa saya sebagai manusia. Saya sungguh hampir gila dan tidak tahan dengan semua itu, sehingga seringkali saya harus lari jauh dari tempat syuting untuk berdoa. Hanya untuk berdoa, berseru pada Tuhan kalau saya tidak mampu lagi, memohon Dia agar memberi kekuatan bagi saya untuk melanjutkan semuanya ini. Saya tidak bisa, masih tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus sendiri melalui semua itu, bagaimana menderitanya Dia. Dia bukan sekedar mati, tetapi mengalami penderitaan luar biasa yang panjang dan sangat menyakitkan, bagi fisik maupun jiwaNya.
Dan peristiwa terakhir yang merupakan mujizat dalam pembuatan film itu adalah saat saya ada diatas kayu salib. Saat itu tempat syuting mendung gelap karena badai akan datang, kilat sambung menyambung diatas kami. Tapi Mel tidak menghentikan pengambilan gambar, karena memang cuaca saat itu sedang ideal sama seperti yang seharusnya terjadi seperti yang diceritakan.
Saya ketakutan tergantung diatas kayu salib itu, disamping kami ada bukit yang tinggi, saya adalah objek yang paling tinggi, untuk dapat dihantam oleh halilintar. Baru saja saya berpikir ingin segera turun karena takut pada petir, sebuah sakit yang luar biasa menghantam saya beserta cahaya silau dan suara menggelegar sangat kencang. Dan sayapun tidak sadarkan diri.
Yang saya tahu kemudian banyak orang yang memanggil-manggil meneriakkan nama saya, saat saya membuka mata semua kru telah berkumpul disekeliling saya, sambil berteriak-teriak “dia sadar! dia sadar!”.
“Apa yang telah terjadi?” Tanya saya. Mereka bercerita bahwa sebuah halilintar telah menghantam saya diatas salib itu, sehingga mereka segera menurunkan saya dari situ…
Tubuh saya menghitam karena hangus, dan rambut saya berasap, berubah menjadi model Don King. Sungguh sebuah mujizat kalau saya selamat dari peristiwa itu.
Melihat dan merenungkan semua itu seringkali saya bertanya, “Tuhan, apakah Engkau menginginkan film ini dibuat? Mengapa semua kesulitan ini terjadi, apakah Engkau menginginkan film ini untuk dihentikan”? Namun saya terus berjalan, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Selama itu benar, kita harus terus melangkah. Semuanya itu adalah ujian terhadap iman kita, agar kita tetap dekat padaNya, supaya iman kita tetap kuat dalam ujian.
Orang-orang bertanya bagaimana perasaan saya saat ditempat syuting itu memerankan Yesus. Oh… itu sangat luar biasa… mengagumkan… tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Selama syuting film itu ada sebuah hadirat Tuhan yang kuat melingkupi kami semua, seakan-akan Tuhan sendiri berada disitu, menjadi sutradara atau merasuki saya memerankan diriNya sendiri.
Itu adalah pengalaman yang tak terkatakan. Semua yang ikut terlibat dalam film itu mengalami lawatan Tuhan dan perubahan dalam hidupnya, tidak ada yang terkecuali. Pemeran salah satu prajurit Roma yang mencambuki saya itu adalah seorang muslim, setelah adegan tersebut, ia menangis dan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Adegan itu begitu menyentuhnya. Itu sungguh luar biasa. Padahal awalnya mereka datang hanya karena untuk panggilan profesi dan pekerjaan saja, demi uang. Namun pengalaman dalam film itu mengubahkan kami semua, pengalaman yang tidak akan terlupakan.
Dan Tuhan sungguh baik, walaupun memang film itu menjadi kontroversi. Tapi ternyata ramalan bahwa karir saya berhenti tidak terbukti. Berkat Tuhan tetap mengalir dalam pekerjaan saya sebagai aktor. Walaupun saya harus memilah-milah dan membatasi tawaran peran sejak saya memerankan film ini.
Saya harap mereka yang menonton The Passion Of Jesus Christ, tidak melihat saya sebagai aktornya. Saya hanyalah manusia biasa yang bekerja sebagai aktor, jangan kemudian melihat saya dalam sebuah film lain kemudian mengaitkannya dengan peran saya dalam The Passion dan menjadi kecewa. Tetap pandang hanya pada Yesus saja, dan jangan lihat yang lain. Sejak banyak bergumul berdoa dalam film itu, berdoa menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dalam hidup saya. Film itu telah menyentuh dan mengubah hidup saya, saya berharap juga hal yang sama terjadi pada hidup anda. Amin.
“TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA”
JIM CAVIEZEL ADALAH SEORANG AKTOR BIASA DENGAN PERAN2 KECIL DALAM FILM2 YANG JUGA TIDAK BESAR. PERAN TERBAIK YANG PERNAH DIMILIKINYA (SEBELUM THE PASSION) ADALAH SEBUAH FILM PERANG YANG BERJUDUL ” THE THIN RED LINE”. ITUPUN HANYA SALAH SATU PERAN DARI BEGITU BANYAK AKTOR BESAR YANG BERPERAN DALAM FILM KOLOSAL ITU.
Dalam Thin Red Line, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban demi menolong teman-temannya yang terluka dan terkepung musuh, ia berlari memancing musuh kearah yang lain walaupun ia tahu ia akan mati, dan akhirnya musuhpun mengepung dan membunuhnya. Kharisma kebaikan, keramahan, dan rela berkorbannya ini menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan konsep film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya.
“Saya terkejut suatu hari dikirimkan naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar. Belum pernah saya bermain dalam film besar apalagi sebagai peran utama. Tapi yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus saya mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda.
Besok paginya saya mendapat sebuah telepon, “Hallo ini, Mel”. Kata suara dari telpon tersebut. “Mel siapa?”, Tanya saya bingung. Saya tidak menyangka kalau itu Mel Gibson, salah satu actor dan sutradara Hollywood yang terbesar. Mel kemudian meminta kami bertemu, dan saya menyanggupinya.
Saat kami bertemu, Mel kemudian menjelaskan panjang lebar tentang film yang akan dibuatnya. Film tentang Tuhan Yesus yang berbeda dari film2 lain yang pernah dibuat tentang Dia. Mel juga menyatakan bahwa akan sangat sulit dalam memerankan film ini, salah satunya saya harus belajar bahasa dan dialek alamik, bahasa yang digunakan pada masa itu.
Dan Mel kemudian menatap tajam saya, dan mengatakan sebuah resiko terbesar yang mungkin akan saya hadapi. Katanya bila saya memerankan film ini, mungkin akan menjadi akhir dari karir saya sebagai actor di Hollywood.
Sebagai manusia biasa saya menjadi gentar dengan resiko tersebut. Memang biasanya aktor
pemeran Yesus di Hollywood, tidak akan dipakai lagi dalam film-film lain.
Ditambah kemungkinan film ini akan dibenci oleh sekelompok orang Yahudi yang berpengaruh besar dalam bisnis pertunjukan di Hollywood . Sehingga habislah seluruh karir saya dalam dunia perfilman.
Dalam kesenyapan menanti keputusan saya apakah jadi bermain dalam film itu, saya katakan padanya. “Mel apakah engkau memilihku karena inisial namaku juga sama dengan Jesus Christ (Jim Caviezel), dan umurku sekarang 33 tahun, sama dengan umur Yesus Kristus saat Ia disalibkan?”
Mel menggeleng setengah terperengah, terkejut, menurutnya ini menjadi agak menakutkan. Dia tidak tahu akan hal itu, ataupun terluput dari perhatiannya. Dia memilih saya murni karena peran saya di “Thin Red Line”.
Baiklah Mel, aku rasa itu bukan sebuah kebetulan, ini tanda panggilanku, semua orang harus
memikul salibnya. Bila ia tidak mau memikulnya maka ia akan hancur tertindih salib itu. Aku tanggung resikonya, mari kita buat film ini!
Maka saya pun ikut terjun dalam proyek film tersebut. Dalam persiapan karakter selama berbulan-bulan saya terus bertanya-tanya, dapatkah saya melakukannya?
Keraguan meliputi saya sepanjang waktu. Apa yang seorang Anak Tuhan pikirkan, rasakan, dan lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membingungkan saya, karena begitu banya referensi mengenai Dia dari sudut pandang berbeda-beda.
Akhirnya hanya satu yang bisa saya lakukan, seperti yang Yesus banyak lakukan yaitu lebih banyak berdoa. Memohon tuntunanNya melakukan semua ini.
Karena siapalah saya ini memerankan Dia yang begitu besar. Masa lalu saya bukan seorang yang
dalam hubungan denganNya. Saya memang lahir dari keluarga Katolik yang taat, kebiasaan-kebiasaan baik dalam keluarga memang terus mengikuti dan menjadi dasar yang baik dalam diri saya.
Saya hanyalah seorang pemuda yang bermain bola basket dalam liga SMA dan kampus, yang bermimpi menjadi seorang pemain NBA yang besar. Namun cedera engkel menghentikan karir saya sebagai atlit bola basket. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena cedera itu, seperti hancur seluruh hidup saya.
Saya kemudian mencoba peruntungan dalam casting-casting, sebuah peran sangat kecil membawa saya pada sebuah harapan bahwa seni peran munkin menjadi jalan hidup saya.
Kemudian saya mendalami seni peran dengan masuk dalam akademi seni peran, sambil sehari-hari saya terus mengejar casting.
Dan kini saya telah berada dipuncak peran saya. Benar Tuhan, Engkau yang telah merencanakan
semuanya, dan membawaku sampai disini. Engkau yang mengalihkanku dari karir di bola basket, menuntunku menjadi aktor, dan membuatku sampai pada titik ini. Karena Engkau yang telah memilihku, maka apapun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendakMu.
Saya tidak membayangkan tantangan film ini jauh lebih sulit dari pada bayangan saya.
Di make-up selama 8 jam setiap hari tanpa boleh bergerak dan tetap berdiri, saya adalah orang
satu-satunya di lokasi syuting yang hampir tidak pernah duduk. Sungguh tersiksa menyaksikan kru yang lain duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kostum kasar yang sangat tidak nyaman, menyebabkan gatal-gatal sepanjang hari syuting membuat saya sangat tertekan.
Salib yang digunakan, diusahakan seasli mungkin seperti yang dipikul oleh Yesus saat itu. Saat
mereka meletakkan salib itu dipundak saya, saya kaget dan berteriak kesakitan, mereka mengira itu akting yang sangat baik, padahal saya sungguh-sungguh terkejut. Salib itu terlalu berat, tidak
mungkin orang biasa memikulnya, namun saya mencobanya dengan sekuat tenaga.
Yang terjadi kemudian setelah dicoba berjalan, bahu saya copot, dan tubuh saya tertimpa
salib yang sangat berat itu. Dan sayapun melolong kesakitan, minta pertolongan. Para kru mengira itu akting yang luar biasa, mereka tidak tahu kalau saya dalam kecelakaan sebenarnya. Saat saya memulai memaki, menyumpah dan hampir pingsan karena tidak tahan dengan sakitnya, maka merekapun terkejut, sadar apa yang sesungguhnya terjadi dan segera memberikan saya perawatan medis.
Sungguh saya merasa seperti setan karena memaki dan menyumpah seperti itu, namun saya hanya manusia biasa yang tidak biasa menahannya. Saat dalam pemulihan dan penyembuhan, Mel datang pada saya. Ia bertanya apakah saya ingin melanjutkan film ini, ia berkata ia sangat mengerti kalau saya menolak untuk melanjutkan film itu.
Saya berkata pada Mel, saya tidak tahu kalau salib yang dipikul Tuhan Yesus seberat dan semenyakitkan seperti itu. Tapi kalau Tuhan Yesus mau memikul salib itu bagi saya, maka saya akan sangat malu kalau tidak memikulnya walau sebagian kecil saja. Mari kita teruskan film ini.
Maka mereka mengganti salib itu dengan ukuran yang lebih kecil dan dengan bahan yang lebih
ringan, agar bahu saya tidak terlepas lagi, dan mengulang seluruh adegan pemikulan salib itu. Jadi yang penonton lihat didalam film itu merupakan salib yang lebih kecil dari aslinya.
Bagian syuting selanjutnya adalah bagian yang mungkin paling mengerikan, baik bagi penonton dan juga bagi saya, yaitu syuting penyambukan Yesus.
Saya gemetar menghadapi adegan itu, Karena cambuk yang digunakan itu sungguhan. Sementara punggung saya hanya dilindungi papan setebal 3 cm.
Suatu waktu para pemeran prajurit Roma itu mencambuk dan mengenai bagian sisi tubuh saya yang tidak terlindungi papan. Saya tersengat, berteriak kesakitan, bergulingan ditanah sambil memaki orang yang mencambuk saya. Semua kru kaget dan segera mengerubungi saya untuk memberi pertolongan. Tapi bagian paling sulit, bahkan hampir gagal dibuat yaitu pada bagian
penyaliban. Lokasi syuting di Italia sangat dingin, sedingin musim salju, para kru dan figuran harus manggunakan mantel yang sangat tebal untuk menahan dingin. Sementara saya harus telanjang dan tergantung diatas kayu salib, diatas bukit yang tertinggi disitu. Angin dari bukit itu bertiup seperti ribuan pisau menghujam tubuh saya. Saya terkena hypothermia (penyakit kedinginan yang bisa mematikan), seluruh tubuh saya lumpuh tak bisa bergerak, mulut saya gemetar bergoncang tak terkendalikan. Mereka harus menghentikan syuting, karena nyawa saya jadi taruhannya.
Semua tekanan, tantangan, kecelakaan dan penyakit membawa saya sungguh depresi. Adegan-adegan tersebut telah membawa saya kepada batas kemanusiaan saya. Dari adegan-keadegan lain semua kru hanya menonton dan menunggu saya sampai pada batas kemanusiaan saya, saat saya tidak mampu lagi baru mereka menghentikan adegan itu. Ini semua membawa saya pada batas-batas fisik dan jiwa saya sebagai manusia. Saya sungguh hampir gila dan tidak tahan dengan semua itu, sehingga seringkali saya harus lari jauh dari tempat syuting untuk berdoa. Hanya untuk berdoa, berseru pada Tuhan kalau saya tidak mampu lagi, memohon Dia agar memberi kekuatan bagi saya untuk melanjutkan semuanya ini. Saya tidak bisa, masih tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus sendiri melalui semua itu, bagaimana menderitanya Dia. Dia bukan sekedar mati, tetapi mengalami penderitaan luar biasa yang panjang dan sangat menyakitkan, bagi fisik maupun jiwaNya.
Dan peristiwa terakhir yang merupakan mujizat dalam pembuatan film itu adalah saat saya ada diatas kayu salib. Saat itu tempat syuting mendung gelap karena badai akan datang, kilat sambung menyambung diatas kami. Tapi Mel tidak menghentikan pengambilan gambar, karena memang cuaca saat itu sedang ideal sama seperti yang seharusnya terjadi seperti yang diceritakan.
Saya ketakutan tergantung diatas kayu salib itu, disamping kami ada bukit yang tinggi, saya adalah objek yang paling tinggi, untuk dapat dihantam oleh halilintar. Baru saja saya berpikir ingin segera turun karena takut pada petir, sebuah sakit yang luar biasa menghantam saya beserta cahaya silau dan suara menggelegar sangat kencang. Dan sayapun tidak sadarkan diri.
Yang saya tahu kemudian banyak orang yang memanggil-manggil meneriakkan nama saya, saat saya membuka mata semua kru telah berkumpul disekeliling saya, sambil berteriak-teriak “dia sadar! dia sadar!”.
“Apa yang telah terjadi?” Tanya saya. Mereka bercerita bahwa sebuah halilintar telah menghantam saya diatas salib itu, sehingga mereka segera menurunkan saya dari situ…
Tubuh saya menghitam karena hangus, dan rambut saya berasap, berubah menjadi model Don King. Sungguh sebuah mujizat kalau saya selamat dari peristiwa itu.
Melihat dan merenungkan semua itu seringkali saya bertanya, “Tuhan, apakah Engkau menginginkan film ini dibuat? Mengapa semua kesulitan ini terjadi, apakah Engkau menginginkan film ini untuk dihentikan”? Namun saya terus berjalan, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Selama itu benar, kita harus terus melangkah. Semuanya itu adalah ujian terhadap iman kita, agar kita tetap dekat padaNya, supaya iman kita tetap kuat dalam ujian.
Orang-orang bertanya bagaimana perasaan saya saat ditempat syuting itu memerankan Yesus. Oh… itu sangat luar biasa… mengagumkan… tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Selama syuting film itu ada sebuah hadirat Tuhan yang kuat melingkupi kami semua, seakan-akan Tuhan sendiri berada disitu, menjadi sutradara atau merasuki saya memerankan diriNya sendiri.
Itu adalah pengalaman yang tak terkatakan. Semua yang ikut terlibat dalam film itu mengalami lawatan Tuhan dan perubahan dalam hidupnya, tidak ada yang terkecuali. Pemeran salah satu prajurit Roma yang mencambuki saya itu adalah seorang muslim, setelah adegan tersebut, ia menangis dan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Adegan itu begitu menyentuhnya. Itu sungguh luar biasa. Padahal awalnya mereka datang hanya karena untuk panggilan profesi dan pekerjaan saja, demi uang. Namun pengalaman dalam film itu mengubahkan kami semua, pengalaman yang tidak akan terlupakan.
Dan Tuhan sungguh baik, walaupun memang film itu menjadi kontroversi. Tapi ternyata ramalan bahwa karir saya berhenti tidak terbukti. Berkat Tuhan tetap mengalir dalam pekerjaan saya sebagai aktor. Walaupun saya harus memilah-milah dan membatasi tawaran peran sejak saya memerankan film ini.
Saya harap mereka yang menonton The Passion Of Jesus Christ, tidak melihat saya sebagai aktornya. Saya hanyalah manusia biasa yang bekerja sebagai aktor, jangan kemudian melihat saya dalam sebuah film lain kemudian mengaitkannya dengan peran saya dalam The Passion dan menjadi kecewa. Tetap pandang hanya pada Yesus saja, dan jangan lihat yang lain. Sejak banyak bergumul berdoa dalam film itu, berdoa menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dalam hidup saya. Film itu telah menyentuh dan mengubah hidup saya, saya berharap juga hal yang sama terjadi pada hidup anda. Amin.
“TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA”
Harapan Memberikan Kekekalan
Amsal 23:18
" Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang"
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 36; 2 Tesalonika 3; Yesaya 25-26
Salah satu pemberian terbesar yang dapat diberikan para pemimpin kepada orang-orang di sekitar mereka adalah harapan. Jangan pernah meremehkan kekuatannya. Winston Churchill pernah ditanya seorang reporter tentang senjata terbesar negaranya melawan rezim Nazi Hitler. Tanpa berhenti sejenak pun ia menjawab: "Senjata Inggris terbesar dari dahulu adalah harapan."
Orang akan terus bekerja, berjuang, dan berusaha jika mereka mempunyai harapan. Harapan mengangkat moral orang. Harapan memperbaiki citra diri mereka. Harapan memberikan kekuatan lagi pada mereka. Harapan membangkitkan keinginan mereka.
Tugas seorang pemimpin adalah menjaga harapan tetap tinggi, menanamkannya dalam diri orang-orang yang dipimpinnya. Para pengikut Anda akan mempunyai harapan hanya Anda memberikannya kepada mereka. Dan Anda akan mempunyai harapan untuk diberikan jika Anda menjaga sikap yang benar.
Menjaga harapan berasal dari melihat potensi dalam setiap keadaan dan tetap berpikir positif walaupun keadaan tidak demikian. Sebagai anak-anak Tuhan, bersyukurlah Anda karena Tuhan memberikan pengharapan dalam hidup Anda dan pengharapan itu membawa Anda kepada kekekalan.
Hidup di dalam Tuhan pasti penuh pengharapan dan hukum itu berlaku selama-lamanya.
" Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang"
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 36; 2 Tesalonika 3; Yesaya 25-26
Salah satu pemberian terbesar yang dapat diberikan para pemimpin kepada orang-orang di sekitar mereka adalah harapan. Jangan pernah meremehkan kekuatannya. Winston Churchill pernah ditanya seorang reporter tentang senjata terbesar negaranya melawan rezim Nazi Hitler. Tanpa berhenti sejenak pun ia menjawab: "Senjata Inggris terbesar dari dahulu adalah harapan."
Orang akan terus bekerja, berjuang, dan berusaha jika mereka mempunyai harapan. Harapan mengangkat moral orang. Harapan memperbaiki citra diri mereka. Harapan memberikan kekuatan lagi pada mereka. Harapan membangkitkan keinginan mereka.
Tugas seorang pemimpin adalah menjaga harapan tetap tinggi, menanamkannya dalam diri orang-orang yang dipimpinnya. Para pengikut Anda akan mempunyai harapan hanya Anda memberikannya kepada mereka. Dan Anda akan mempunyai harapan untuk diberikan jika Anda menjaga sikap yang benar.
Menjaga harapan berasal dari melihat potensi dalam setiap keadaan dan tetap berpikir positif walaupun keadaan tidak demikian. Sebagai anak-anak Tuhan, bersyukurlah Anda karena Tuhan memberikan pengharapan dalam hidup Anda dan pengharapan itu membawa Anda kepada kekekalan.
Hidup di dalam Tuhan pasti penuh pengharapan dan hukum itu berlaku selama-lamanya.
Biarkan Tuhan Menilaimu
Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan.
Tetapi, tetaplah berbuat baik.
Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois.
Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.
Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman yang iri hati atau cemburu.
Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.
Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu.
Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka.
Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja.
Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun.
Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu.
Tetapi, tetaplah berbahagia.
Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang.
Tetapi, teruslah berbuat baik.
Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup.
Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.
Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan.
Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain.
Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan.
Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu.
(Mother Theresa)
Tetapi, tetaplah berbuat baik.
Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois.
Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.
Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman yang iri hati atau cemburu.
Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.
Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu.
Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka.
Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja.
Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun.
Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu.
Tetapi, tetaplah berbahagia.
Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang.
Tetapi, teruslah berbuat baik.
Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup.
Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.
Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan.
Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain.
Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan.
Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu.
(Mother Theresa)
Subscribe to:
Posts (Atom)