1.21.2008

TUHAN Berbicara

Ada seorang tentara Amerika yang melayani Tuhan berdiri di pinggir
jalan untuk mencari tumpangan ke kota Chicago di Illinois. Sebenarnya
perbuatan "hitchhiking" ini melanggar hukum dan sangat berbahaya,
tetapi tidak ada alternatif lain bagi tentara ini kecuali melakukan
hal itu.

Tiba-tiba sebuah limousine (mobil Cadillac panjang yang pintunya di
tiap sisi ada empat buah itu) warna hitam menghampiri tentara itu dan
memberikan tumpangan. Tentara dan pemilik limousine tersebut saling
berkenalan (siapa namanya, asalnya dari mana, kerja di mana, dsb) dan
tiba-tiba Roh Kudus membisikkan dalam hati tentara ini untuk
membagikan berita mengenai keselamatan di alam Kristus kepada pemilik
limousine ini.

Tentara itu menolak bisikan Roh tersebut, karena pikirnya, masakan
saya habis melanggar hukum tiba2 memberitakan Kristus, dan terlebih
lagi karena tentara ini TAKUT dipukuli pemilik limousine ini dan
diturunkan di tengah jalan.

Tapi bisikan Roh Kudus tersebut sedemikian kuat sehingga tentara ini
tidak tahan lagi dan berkata kepada pemilik limousine ini, "Pak...
boleh nggak saya menanyakan masalah pribadi?" "Oh, boleh saja," jawab
Bapak ini, "Pertanyaan apa?" "Kalau misalnya Bapak meninggal dunia
besok pagi, Bapak kira-kira akan masuk surga atau masuk
neraka?" "Kamu tahu nggak?" jawab Bapak ini, "Sesaat sebelum saya
memberimu tumpangan, saya juga tiba-tiba memikirkan hal itu, dan saya
pikir kalau saya mati besok, saya akan masuk neraka." "Bapak mau
nggak saya beritahu caranya masuk surga?" tanya tentara ini. "Oh,
tentu saja mau," jawab Bapak itu.

Tentara itu lalu mulai membagikan berita keselamatan mengenai Yesus
Kristus dan menantang Bapak ini untuk menerima Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bapak itu bersedia menerima Yesus,
dan ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengajak tentara
itu membimbing dia berdoa untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamatnya. Air mata meleleh di pipi Bapak ini. Ia mengatakan, "
kamu tahu nggak? Malam ini kamu sudah melakukan hal yang sangat besar
bagi hidup saya, saya nggak akan pernah melupakan apa yang kamu sudah
lakukan bagi hidup saya."

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan dan sesampai Chicago, ketika
tentara ini mohon diri (turun dari mobil), Bapak itu memberikan satu
kartu nama sambil berkata, "Ketahuilah. .. hari ini anda sudah
melakukan hal yang sangat penting dalam hidup saya. Kapan-kapan kalau
main ke Chicago hubungilah saya di alamat ini." dan tak lama kemudian
mereka berpisah.

Waktu lima tahun sudah berlalu dan tentara ini kemudian kembali
berkunjung ke kota Chicago, dan ia ingat akan kartu nama yang
diberikan oleh Bapak pemilik limousine ini kepadanya. Tentara ini
ingin tahu kabar mengenai Bapak tersebut, dan ia datang ke alamat
yang tertera di kartu nama tersebut, dan ia sampai ke sebuah gedung
pencakar langit kantor pusat sebuah perusahaan raksasa di Amerika
Serikat.

Ia memberikan kartu tersebut kepada satpam, dan satpam itu sangat
terkejut dan bertanya, "Dari mana kamu dapatkan kartu ini?" Tentara
itu menjawab, "Yang empunya kartu itu sendiri yang memberikannya
kepada saya." sehingga satpam itu menjawab, "Kamu naik ke lantai
paling atas, sampai sana belok kiri dan kamu tanya pada sekretaris
yang ada di sana." Tentara itu naik ke lantai paling atas dan
memberikan kartu nama itu kepada sekretaris yang ada di sana yang
juga sangat terkejut, "Dari mana anda dapatkan kartu ini?"

Jawab tentara itu, "Wah... panjang ceritanya... tapi beliau sendiri
yang memberikannya kepada saya." "Bapak ini sekarang tidak ada di
sini...apakah anda ingin bertemu dengan istrinya?" "Boleh", jawab
tentara itu, dan ia dipertemukan dengan istri Bapak itu yang adalah
Presiden Direktur dari perusahaan raksasa tersebut. "Dari mana kamu
peroleh kartu ini?" tanya ibu (istri) tersebut. Tentara itu
menceriterakan ihwal pertemuannya dengan Bapak itu dan bagaimana
Bapak itu menerima Yesus sebagai penyelamatnya. Mendengar itu semua
meledaklah tangis Ibu tersebut. Ia menceriterakan bahwa tak lama
sesudah menurunkan tentara itu, limousine tersebut memperoleh
kecelakaan yang sangat fatal yang menewaskan Bapak tersebut.

Ibu itu mengatakan bahwa bertahun-tahun ia berdoa supaya suaminya
diselamatkan, dan ia mengira bahwa suaminya meninggal tanpa
diselamatkan, sehingga ia begitu marah kepada Tuhan dan meninggalkan
gereja dan pelayanannya. Apa yang dilakukan oleh tentara itu adalah
hal yang paling penting yang pernah terjadi dalam hidup Bapak itu,
tetapi hal yang tidak kalah penting lagi ialah CARA Allah mengabulkan
doa ibu itu. Ibu itu sadar bahwa Allah BEKERJA di dalam doa2 yang
disampaikannya TANPA memberitahu Ibu tersebut bahwa doanya TELAH
DIKABULKAN TUHAN.

Dari kisah ini kita bisabelajar: HARUSKAH Tuhan itu memberitahu kita
apabila Ia bekerja dalam rangka mengabulkan doa-doa kita? TIDAKKAH
mata iman kita itu bisa melihat bahwa di balik doa yang SEPERTINYA
tidak dikabulkan oleh Tuhan itu, TERNYATA Tuhan bekerja untuk
mengabulkan doa2 kita? Sedemikian cepatnyakah kita MENUDUH bahwa
Tuhan itu tidak setia, Tuhan itu berbohong, Tuhan itu tidak menjawab
doa-doa kita, dan Tuhan itu tidak berkenan atas doa-doa kita?
HARUSKAH Allah itu mengabulkan doa kita dengan cara yang SESUAI
dengan cara yang kita sodorkan kepada Tuhan? Apakah kita sudah
sedemikian "dijangkiti" oleh "doa instan" yang "harus dikabulkan hari
ini juga", "harus dikabulkan tahun ini juga" dan lain sebagainya?

For of Him and through Him and to Him are all things, to whom be glory for ever.
Amen (Romans 11:36)

No comments: