2.04.2008

Terus Memangkas

e-RH(c)%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Tanggal: Sabtu, 2 Februari 2008
Bacaan : Lukas 12:35-48
Setahun: Imamat 7-9

Nats: Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga
ketika ia datang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Ia akan
mengikat pinggangnya dan mempersi-lakan mereka duduk makan, dan
ia akan datang melayani mereka (Lukas 12:37)

Judul:
TERUS MEMANGKAS

Sekalipun saya tahu besok dunia akan hancur berkeping-keping, saya
akan tetap menanam pohon apel kecil saya dan melunasi utang saya,"
kata Martin Luther.

St. Francis dari Assisi ternyata juga memiliki sikap serupa. Ia
sedang memangkas tanaman di kebunnya ketika seseorang bertanya, apa
yang akan dilakukannya seandainya ia tahu bahwa nanti sore ia akan
meninggal. Ia menjawab, "Saya akan terus memangkas kebun sampai
selesai."

Terus terang saya heran menyimak sikap mereka. Terasa kurang "pas"
bagi tokoh sekaliber mereka. Terasa begitu sederhana jawaban yang
diberikan. Namun, justru dari kesederhanaan itulah muncul pelajaran
sangat berharga tentang kesetiaan.

Bagi Luther dan St. Francis, rutinitas sehari-hari adalah tugas
ilahi. Tugas yang sakral. Perhatian mereka tidak ditujukan terutama
pada apa yang mereka kerjakan. Hal yang tampak remeh seperti mengurus
tanaman pun bernilai, sehingga mereka akan tetap setia melakukannya
sampai mati. Mengapa? Mereka mempertimbangkan untuk siapa mereka
melakukannya. Mereka memandang diri mereka sebagai hamba Tuhan, maka
mereka melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan, bukan untuk
manusia.

Apa dampaknya bila kita juga bersikap demikian? Pekerjaan sehari-hari
-- mulai dari mengganti popok bayi, mengajar murid, melayani
pelanggan, sampai memimpin negara -- semuanya menjadi aktivitas yang
signifikan dan patut dilakukan dengan setia. Dan, jika kita
melakukannya bagi Tuhan, bukankah kita tidak akan melakukannya dengan
asal-asalan? --ARS

KESETIAAN TERHADAP TUGAS SEHARI-HARI SEPATUTNYA
MENJADI UNGKAPAN KESETIAAN TERHADAP TUHAN


Lukas 12:35-48

35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap
menyala.
36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang
menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika
ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga
ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan
mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia
akan datang melayani mereka.
38 Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari
dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa
pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang
pada saat yang tidak kamu sangkakan."
41. Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan
perumpamaan itu atau juga semua orang?"
42 Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan
bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas
semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada
waktunya?
43 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan
tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
44 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan
mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
45 Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam
hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul
hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum
dan mabuk,
46 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak
disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan
membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang
tidak setia.
47 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang
tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang
dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.
48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan
melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima
sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari
padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak
dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."



%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: