4.02.2008

Doa Anak Bangsa

e-RH(c)%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Tanggal: Kamis, 27 Maret 2008
Bacaan : Nehemia 1:1-11
Setahun: 1 Samuel 17-18

Nats: Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan
berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke
hadirat Allah semesta langit (Nehemia 1:4)

Judul:
DOA ANAK BANGSA

Teks Indonesia Raya karya W.R. Soepratman pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1928 oleh surat kabar Sin Po. Naskah
aslinya terdiri dari tiga bait. Namun, kita biasa menyanyikan bait
pertamanya saja yang menyorakkan kemerdekaan. Padahal bait kedua dan
ketiga memiliki isi yang begitu penting bagi kelanjutan bangsa ini.
Yakni mengajak seluruh masyarakat berdoa bagi Ibu Pertiwi. Berikut
adalah cuplikan bait kedua:

Indonesia! Tanah yang mulia,

tanah kita yang kaya.

Di sanalah aku berada

untuk s'lama-lamanya.

Indonesia, tanah pusaka,

pusaka kita semuanya.

Marilah kita berdoa, "Indonesia bahagia!"

Hari ini kita belajar dari Nehemia. Ketika ia mendengar berita
tentang bangsanya yang porak poranda, ia segera berpuasa dan berdoa.
Ia berkabung untuk bangsanya yang mengalami kesukaran besar dan
dalam keadaan tercela. Ia pun mengakui dosa diri dan keluarganya,
meski ia bukanlah penyebab kesukaran bangsanya. Nehemia adalah
seorang pemimpin yang selalu berdoa. Ia mengenal Tuhan secara dekat.
Pengenalan ini mendorongnya untuk berani berdoa bagi bangsanya. Ia
pun setia menanti jawaban Tuhan.

Mari kita belajar menjadi Nehemia bagi bangsa ini. Bukan
terus-menerus mengkritik, tetapi setia berdoa dan berpuasa bagi
negeri ini. Mari kita sehati berdoa bagi Indonesia, karena negeri
ini merdeka bukan karena kebetulan. Kita diselamatkan oleh Tuhan
untuk menjadi para pendoa yang setia bagi Indonesia. Mari kita mulai
dari gereja tempat kita beribadah dan melayani. Mari kita mulai
sejak sekarang, tak ada kata tunda -BL

MARILAH KITA BERDOA, "INDONESIA BAHAGIA!"



Nehemia 1:1-11

1. Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua
puluh, ketika aku ada di puri Susan,
2 datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan
beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang
orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan
dan tentang Yerusalem.
3 Kata mereka kepadaku: "Orang-orang yang masih tinggal di
daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran
besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah
terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar."
4 Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan
berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke
hadirat Allah semesta langit,
5. kataku: "Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha
besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih
setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap
mengikuti perintah-perintah-Nya,
6 berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa
hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam
bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa
yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan
kaum keluargaku telah berbuat dosa.
7 Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak mengikuti
perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan
yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu.
8 Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu,
yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di
antara bangsa-bangsa.
9 Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti
perintah-perintah-serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang
buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali
dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku
diam di sana.
10 Bukankah mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah
Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan tangan-Mu
yang kuat?
11 Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan
kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan
biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan
dari orang ini." Ketika itu aku ini juru minuman raja.



%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: