7.03.2008

Terbiasa Dalam Gelap

e-RH(c)%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Tanggal: Senin, 30 Juni 2008
Bacaan : Efesus 5:1-14
Setahun: Mazmur 71-74

Nats: Jika kita katakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia,
namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan tidak
melakukan kebenaran (1Yohanes 1:6)

Judul:

TERBIASA DALAM GELAP

Mata kita memang luar biasa. Perhatikan apa yang terjadi jika listrik
di sekitar kita mendadak mati. Ruangan yang terang dan semua terlihat
jelas oleh mata, tiba-tiba menjadi gelap dan tak terlihat. Sesaat,
kita tidak bisa melihat apa pun. Namun, mata kita berangsur-angsur
menyesuaikan diri. Lima menit kemudian, kita bisa melihat bayangan
benda secara samar dengan bantuan cahaya minim dari luar. Tiga puluh
menit kemudian, mata kita akan beradaptasi penuh. Ia menjadi sejuta
kali lebih sensitif dibanding jika berada di tempat terang. Akibatnya,
kita menjadi terbiasa melihat di dalam gelap.

Paulus menegaskan pada jemaat di Efesus untuk bersikap ekstra
hati-hati terhadap kebiasaan berbuat dosa. Percabulan dan
keserakahan, misalnya, bukan hanya dilarang. Disebut saja jangan (ayat
3)! Bahkan jika perlu, Paulus meminta mereka berhenti berkawan dengan
orang yang suka hidup dalam kegelapan (ayat 7). Mengapa begitu
ekstrem? Karena dosa harus dihindari sejak dini. Jika ditolerir,
lambat laun orang akan terbiasa berjalan dalam kegelapan. Dosa yang
lama dibiarkan membuat pelakunya tak lagi merasa bersalah, malah
menjadi betah. Umat menjadi lebih sensitif pada dosa ketimbang kepada
Tuhan. Untuk itu, Paulus mengajak mereka hidup "sebagai anak terang".
Artinya, terus membuka hati dan mengarahkannya pada Tuhan, sehingga
kegelapan sirna.

Orang sering berprinsip "coba sedikit saja tidak mengapa". Ini tidak
benar, karena kebiasaan berdosa selalu bermula dari yang sedikit.
Lagipula terang dan gelap tak dapat bercampur. Di mana terang hadir,
kegelapan kabur. Jika benar kita anak-anak terang, jangan beri tempat
sedikit pun pada kegelapan —JTI

BEBERAPA BUTIR RAGI DOSA SUDAH CUKUP
UNTUK MEMORAK-PORANDAKAN KEDAMAIAN HIDUP


Efesus 5:1-14

1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang
kekasih
2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah
mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai
persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut
sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-
orang kudus.
4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang
sembrono—karena hal-hal ini tidak pantas—tetapi sebaliknya
ucapkanlah syukur.
5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar
atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian
di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
6 Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena
hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang
durhaka.
7 Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.
8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah
terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,
10 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
11 Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan
kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya
telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
12 Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di
tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.
13 Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu
menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan
bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas
kamu."



%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: