8.11.2008

Gangguan Tidur Bisa Mematikan

MENDERITA gangguan tidur efeknya ternyata bisa lebih mengerikan dari pada sekedar kacaunya istirahat Anda pada malam hari. Suatu riset terbaru menunjukkan, seseorang yang mengalami gangguan saat tidur atau sleep apnea berisiko hingga tiga kali lipat meninggal secara prematur, dan risiko ini akan meningkat apabila gangguan tidur dibiarkan tanpa penanganan serius.

Sleep apnea adalah sejenis gangguan tidur yang kerap ditemukan terutama di kalangan pria dengan postur gemuk dan berusia di atas 40 tahun. Gangguan disebabkan karena seseorang menjadi sering terjaga dari tidurnya karena pernafasannya terhenti dan seringkali diikuti dengan kebiasaan mendengkur.

Dalam riset yang dipublikasikan jurnal Sleep, peneliti menyimpulkan bahwa risiko mengalami kematian dini tercatat 3,2 kali lipat lebih tinggi di antara penderita sleep apnea parah. Kesimpulan ini diperoleh setelah peneliti memantau lebih dari 1.500 orang pria dan wanita berusia 30 hingga 60 tahun. Partisipan ini dipantau selama 18 tahun dan diperiksa sejak penelitian dimulai apakah mereka mengalami gejala sleep apnea.

Selama pemantauan, tercatat 80 orang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 19 persen di antaranya adalah mereka yang menderita sleep apnea tingkat parah. Sedangkan persentase mereka yang meninggal tanpa mengalami sleep apnea hanya 4% saja.

Para ahli menemukan risiko kematian secara prematur meningkat ketika gangguan tidur atau sleep apnea semakin parah. Hasil temuan ini, kata mereka, mengindikasikan pentingnya dilakukan perlindungan dari risiko kematian melalui pengobatan yang tepat untuk mengatasi sleep apnea, seperti penggunaan alat bantu (CPAP/continuous positive airway pressure) untuk menjaga aliran udara selama tidur tetap lancar dan mencegah terhentinya pernafasan.

Ketika para partisipan yang secara teratur menggunakan CPAP untuk mengatasi sleep apnea tidak lagi dilibatkan dalam analisis studi, risiko kematian dapat meningkat hingga 3,8 kali lipat di antara mereka yang membiarkan sleep apnea tidak tertangani.

Peneliti mencatat, hubungan antara sleep apnea dan kematian akibat serangan jantung begitu kuat. Sekitar 42 persen kematian pada partisipan penderita sleep apnea parah diakibatkan serangan jantung, dan risiko kematian akibat sakit jantung tercatat lima kali lebih tinggi di antara mereka yang gangguan sleep apnea dibiarkan ketimbang partisipan yang tidak mengalami sleep apnea.

No comments: