8.22.2008

Menghadapi Kekalahan

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 14 Agustus 2008
Bacaan : 1 Samuel 4:16-22
Setahun: Yesaya 43-45
Nats: ... kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula
kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah
sudah dirampas ... (1Samuel 4:17)

Judul:
MENGHADAPI KEKALAHAN

Tiga orang anak sedang bermain lomba adu cepat mobil-mobilan. Sebelum
lomba dimulai, salah seorang anak tampak berdoa dengan khusyuk.
Setelah lomba berakhir, ternyata anak yang berdoa itu memenangkan
pertandingan. Seorang temannya bertanya, "Tadi sebelum lomba kamu
berdoa supaya Tuhan membuat mobil-mobilanmu menang ya?" Anak itu
menjawab, "Tidak. Saya berdoa kepada Tuhan, supaya kalau kalah saya
tidak menangis."

Ketika bangsa Israel mengalami kekalahan hebat dalam peperangan
melawan bangsa Filistin; tabut Allah dirampas, ditambah lagi kedua
anaknya tewas, hingga Imam Eli amat sangat terpukul. Ia begitu syok,
sampai kemudian terjatuh dan mati (ayat 18).

Menghadapi kekalahan memang tidak mudah. Bukan hanya dalam
perkara-perkara besar, bahkan juga dalam hal-hal yang kelihatannya
sepele, seperti ketika kita beradu pendapat dengan orang lain dalam
sebuah diskusi. Tidak heran kalau kemudian banyak orang yang tidak
bisa menerima kekalahan, kemudian merasa malu, marah, kecewa, dan
kesal, setelah itu mengambek, menangis, bahkan mendendam. Tidak
sedikit pula yang lantas malah membuat kesalahan dan memunculkan
masalah baru.

Lalu, bagaimana caranya agar kita tidak tenggelam dalam kekalahan?
Pertama, terimalah kekalahan sebagai bagian dari kehidupan. Hidup
seperti roda yang berputar; ada saatnya kita berada di atas, ada
saatnya kita berada di bawah. Kedua, lihatlah kekalahan sebagai
sarana bagi kita untuk belajar rendah hati dan bergantung kepada
Tuhan. Ketiga, ingatlah bahwa di balik setiap kejadian yang Tuhan
izinkan terjadi pasti ada hikmahnya -AYA

KEKALAHAN TERBESAR ADALAH
KETIKA KITA TIDAK BISA MENERIMA KEKALAHAN



1 Samuel 4:16-22

16 Kata orang itu kepada Eli: "Aku datang dari medan
pertempuran; baru hari ini aku melarikan diri dari medan
pertempuran." Kata Eli: "Bagaimana keadaannya, anakku?"
17 Jawab pembawa kabar itu: "Orang Israel melarikan diri dari
hadapan orang Filistin; kekalahan yang besar telah diderita oleh
rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas,
dan tabut Allah sudah dirampas."
18 Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang
dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia
mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun
lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
19. Adapun menantunya perempuan, isteri Pinehas, sudah hamil
tua. Ketika didengarnya kabar itu, bahwa tabut Allah telah
dirampas dan mertuanya laki-laki serta suaminya telah mati,
duduklah ia berlutut, lalu bersalin, sebab ia kedatangan sakit
beranak.
20 Ketika ia hampir mati, berkatalah perempuan-perempuan yang
berdiri di dekatnya: "Janganlah takut, sebab engkau telah
melahirkan seorang anak laki-laki." Tetapi ia tidak menjawab dan
tidak memperhatikannya.
21 Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: "Telah lenyap
kemuliaan dari Israel" --karena tabut Allah sudah dirampas dan
karena mertuanya dan suaminya.
22 Katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut
Allah telah dirampas."



e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: