2.27.2009

Cinta Dulu Baru Seks

DR. Naek L Tobing - Seksolog di Jakarta

Apakah seseorang harus jatuh cinta dulu, baru berhubungan seksual, atau justru hubungan seksual yang membuat seseorang jatuh cinta? Jangan biarkan dahi Anda terus berkerut. Karena seperti cinta, kimia seks memang menyimpan banyak pertanyaan, dan tentu saja, misteri.
Ayu (bukan nama sebenarnya) baru saja diterima jadi mahasiswi sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jakarta. Sesudah selesai ospek, seorang teman mengundang Ayu ke pesta ulangtahun-nya di sebuah café. Ayu pergi bersama seorang teman yang datang ke lokasi pesta bersama dengan pacarnya. Pacar sang teman kebetulan mengajak serta seorang cowok, sebut saja namanya Anto. Anto kemudian dipasangkan secara mendadak dengan Ayu. Anto sendiri sudah lama mengincar Ayu. Beruntunglah itu ada kesempatan bertemu. Mereka berempat lalu pergi ke café. Di sana mereka berajojing sepuasnya, kemudian berdansa, dan satu saat, berpelukan dengan mesra. Saat itulah, Anto memuji kecantikan Ayu setinggi angit. Ayu juga diagungkan sebagai gadis hebat, pintar, sambil tetap bergoyang-goyang. Anto bahkan memegang tangan Ayu sekali-sekali. Suatu ketika, saat musik melambat, tiba-tiba Anto mencium Ayu. Peristiwa itu terulang berkali-kali.
Ayu tidak mampu menolak, walau alam pikirnya mengatakan tidak boleh! Malam itu juga, Anto mengantar Ayu pulang. Karena sudah larut, orang rumah pun sudah tidur semua, mereka jadi bebas melakukan apa saja, Di dalam rumah, sekali lagi mereka berciuman dengan penuh nafsu. Kehangatan itu berlanjut sampai kamar tidur, lalu diakhiri dengan melakukan hubungan seksual. Sama sekali Ayu tidak mampu menolak, karena benar-benar sudah lemas oleh gairah. Bahkan dia bilang, saat itu kondisinya seperti tidak sadar. Satu bulan kemudian, Ayu terlambat haid. Karena takut, Ayu memberi tahu ibunya, yang langsung membawa anak gadisnya itu ke dokter. Benar, Ayu hamil bersamaan dengan hilangnya Anto.
HILANGNYA AKAL SEHAT
Benar-benar sulit dimengerti, mengapa Ayu begitu gampang tergoda? Padahal Anto adalah pria yang baru saat itu dikenalnya. Saat mereka berdansa, Ayu tahu mereka tidak boleh berciuman. Namun, mengapa dia seperti tidak memiliki kekuatan untuk menolak, sampai akhirnya terjadi hubungan seksual yang terlarang itu? Nah, itulah yang namanya kimia seks! Wanita menangkap stimulasi seks melalui telinga dan sentuhan di permukaan tubuh.
Saat Anto memuji dan merayu terus-menerus, Ayu sudah merasa bergairah. Ketika tangannya disentuh dan diremas, lalu mereka berciuman, gairah Ayu makin meningkat, sampai-sampai dia merasa tubuhnya seperti lunglai. Itulah hasil dan reaksi kimia seks yang keluar dan otak, bila wanita mendapat stimulasi melaui indera pendengaran (tehnga) dan peraba (sentuhan).
Akibat bekerjanya mekanisme kimia seks itu, tubuh Ayu sampai bergetar karena terangsang. Keluar lubrikasi di vagina, dan keinginan melakukan hubungan seksual tak tertahankan lagi, hingga akhirnya membuatnya tunduk pada nafsu dan kehendak Anto.
Jenis senyawa dalam reaksi kimia seks itu sendiri bermacam-macam, antara lain dopamine, nitric oxide, oxytocine, adrenocorticotropic hormone (ACTH), dan melanocyte-stimulating hormone (MSH). Saat timbul stimulasi seks, senyawa kimia seks tadi keuar memborbardir seluruh jaringan saraf, di permukaan tubuh dan organ-organ seks.
Seluruh permukaan tubuh terasa nikmat. Ketika berpegangan, ujung-ujung jari juga menjadi sensitif terhadap sentuhan seksual, sehingga ikut menangkap kenikmatan. Pembuluh darah di daerah organ seks, seperti pembuluh darah pada penis pria, mengalami dilatasi (pelebaran) sehingga penis membesar dan ereksi.
Pada wanita juga terjadi pelebaran pembuluh darah sehingga organ vagina mengalami pembengkakan (oedem) dan keluarlah cairan lubrikasi. Kadang-kadang otot-otot vagina pun berkontraksi (nyut-nyut). Dalam keadaan seperti ini, manusia akan merasakan kenikmatan luar biasa sampai dapat menghilangkan pikiran sehat.
Seperti pada kasus Ayu, dia tidak sadar bahwa proses kimia seks dalam otaknya sudah bekerja dalam waktu yang cukup lama dan intens. Mulai saat berdansa, sehingga akhirnya dia mengalami gairah luar biasa, sehingga otaknya bagai tidak bekerja lagi. Dia hanya tunduk pada kenikmatan seks yang diberikan Anto kepadanya.
Pada pria, keadaannya kurang lebih sama. Bedanya, indera utama penerima stimulasi seks pria bukan pendengaran (telinga) atau peraba (kulit), tetapi penglihatan (mata). Mata pria sangat cepat dan sensitit terhadap stimulasi seks. Bila seorang pria melihat wanita cantik dengan gerakan bibir menggairahkan, apalagi melihat payudara bergerak-gerak, senyawa kimia seks tadi langsung keluar dari otak dan penis cepat berereksi.
Kadang, melihat pinggul wanita bergoyang saja, lelaki muda sudah bergairah. Istimewa lagi bila melihat paha yang terbuka, lalu terjadi percakapan dan pihak wanita terkesan merayu atau memancing. Ditambah wewangian yang tercium harum, pria bisa langsung terhanyut ke alam antah berantah.
Sekiranya si wanita meminta sesuatu kepadanya, si pria niscaya akan mengabulkannya. Persis seperti kerbau dicucuk hidung. Sekali lagi, yang bekerja di situ adalah proses kimia seks yang menyalurkan impuls ke penis dan permukaan tubuh. Penis mengalami ereksi dan semua permukaan tubuh merasakan nikmat seksual.
BADAN PANAS DINGIN
Lain lagi kasus yang menimpa Teddy (38), lelaki dengan dua anak. Sebelum huru-hara, rumah tangga mereka sungguh sangat berbahagia. Suatu waktu, ia didatangi seorang sales girl nan cantik jelita. Mulanya, mereka hanya ngobrol. Keduanya cepat akrab. Cara bicara si wanita seperti mengundang. Akhirnya, Teddy mengajaknya makan di restoran sebuah hotel terdekat. Tanpa sadar, tahu-tahu mereka sudah berada di kamar hotel. Pertemuan itu akhirnya berujung pada hubungan seksual.
Satu minggu kemudian, peristiwa serupa terulang dan terulang lagi. Pada pertemuan ke lima, dengan tenang si wanita memberi tahu bahwa dia terlambat haid.
Saat itulah terbuka informasi, si wanita ternyata seorang janda tanpa anak. Dia bersikukuh ayah si bayi yang dikandungnya anak Teddy. Seketika wajah Teddy memucat. Dia minta supaya kandungan si wanita itu digugurkan, tetapi pasangan selingkuhnya itu menolak, dengan alasan janin itu darah dagingnya. Dia malah minta dinikahi, agar bisa meneruskan kehamilannya. Sejak pertemuan itu, Teddy stres berat.
Si wanita mengancam, bila tidak ada penyelesaian dalam waktu singkat, dia akan melaporkan kasus itu kepada bos Teddy di kantor. Juga kepada ketua RT-RW, kepada ketua RT-RW, dan tentu saja, istri Teddy. Keruan saja, Teddy makin bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dunia bakal kacau balau. Sesudah berulang-ulang dipikirkan, akhirnya Teddy menyerah kemudian mengambil keputusan lebih baik memberi tahu istrinya. Apa pun tindakan istri nanti, terserahlah. Dia tidak sanggup lagi melawan wanita itu sendirian. Beruntung, istri Teddy, bersedia memaafkannya. Mereka juga bertekad menghadapi persoalan itu bersama-sama.
Runding punya runding, akhirnya si wanita bersedia menerima ganti rugi sejumlah uang. Persoalan pun selesai.
TAK SADAR TERANGSANG
Dari dua kasus di atas terlihat jelas, adanya godaan singkat membuat kimia seks bekerja, sehingga otak tidak bekerja normal lagi. Risiko pun tidak lagi dihitung-hitung. Kondisi seperti itu jelas ada bahayanya. Bagi orang-orang muda yang tidak berpengalaman, bertemu dengan orang jahat dan penuh akal, serta mampu mempermainkan kimia seks sungguh berbahaya. Ujung-ujungnya, wanita jadi hamil atau dipermainkan. Sementara pria diperas, tertuar beragam penyakit seksual, dan macam-macam lagi.
Yang menarik, wanita yang bergairah karena rayuan pria atau pria yang tergoda kecantikan wanita, tidak menyadari jika dia sedang bergairah atau terangsang seksual. Yang dirasakan ialah rasa jatuh cinta yang hebat. Tidak bisa lupa siang malam. Sekiranya “korban” menyadari sedang terangsang, besar kemungkinan dia akan menahan diri. Tetapi begitulah, jatuh cinta terasa begitu indah.
Pada orang-orang muda yang belum menikah, jatuh cinta itu bahkan terasa suci. ltulah cinta buta, yang membuat dirinya terjebak bila kebetulan orang yang dicintai ternyata mempunyai niat jahat dan sebenarnya tidak cocok menjadi pasangannya.
Sebaiknya, reaksi kimia seks yang terjadi diimbangi dengan pemikiran sehat, antara lain ada upaya menilai kecocokan serta sifat dan perilaku calon pasangan.
Pada orang-orang muda, inilah permulaan pacaran yang cocok atau perkawinan yang bahagia. Selain orangnya cocok, gairah antarkeduanya juga hebat. Stimulasi seks yang melahirkan semburan proses kimia seks di dalam otak, bekerja maksimal pada permulaan. Lama-kelamaan, bila pertemuan telah sering terjadi, maka biasanya kekuatannya akan menurun dan pikiran akan bekerja normal.
Terjadilah penilaian kembali. Bila cocok, perasaan akan senang. Tetapi bla tidak cocok, timbul penyesalan bahkan percekcokan terus-menerus atau pemutusan hubungan (perceraian).
Demikian juga yang terjadi pada tahap perkawinan, reaksi kimia seks terjadi juga. Namun, makin lama makin sedikit reaksi kimia seksnya.
Bahkan bila suami-istri cekcok atau satu sama lain tidak saling suka lagi, proses kimia seks bisa saja tidak timbul lagi. Seks jadi dingin serta libido tidak ada, sehingga hubungan seksual menjadi jarang sekali. Ada pula pasangan-pasangan yang sudah agak tua dengan libido yang sudah sangat kecil, menyatakan bahwa mereka jadi seperti saudara.
Itu sebabnya, dalam perkawinan, reaksi kimia seks harus diusahakan tetap timbul dalam otak. Caranya sederhana, upayakan stimulasi yang kuat pada pasangan. Istri harus berusaha cantik seperti dulu, waktu suaminya jatuh cinta kepadanya. Suara atau nada bicara, zat-zat yang mengeluarkan wangi harus pas dengan selera suami, sehingga suami sedikit banyak mengeluarkan senyawa kimia seks, lalu bergairah.
Sebaliknya, suami perlu memberi rayuan yang cocok, sentuhan yang menghanyutkan yang bisa membuat istri tetap bergairah. Di samping itu, perlu pula berbagai variasi dalam kontak seksual, suasana, maupun tempat. Dengan demikian diharapkan stimulasi sering diperbaharui, mulai dengan tampilan dan berbagai variasi lainnya.
Bila hal itu bisa dilakukan, maka kehangatan cinta antara suami-istri akan tercapai sampai kakek-nenek.*

No comments: