4.10.2009

Pearl Chinese Restaurant

Jakarta - Ingin menghabiskan waktu santai bersama keluarga atau teman-teman di Minggu pagi? Rasanya Yam Cha alias 'minum teh' ini bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Tak hanya sekedar minum teh, aneka varian dim sum dan hidangan oriental lainnya bakal membuat lidah bergoyang.

Di hari Minggu kemarin akhirnya tibalah waktunya untuk memenuhi janji menikmati Yam Cha bersama teman-teman. Kebetulan di salah satu restoran hotel berbintang yang terletak di kawasan Mega Kuningan kini menggelar ritual Yam Cha setiap hari Minggu pagi. Beruntunglah hari libur membuat mobil yang saya tumpangi melesat mulus langsung menuju kawasan Mega Kuningan yang biasanya padat.

Tak seperti biasanya, ada yang berbeda saat saya melangkah memasuki Pearl Chinese Restaurant. Restoran Chinese yang terletak di lantai 1, Hotel JW Marriott ini tampil berbeda dari hari biasanya. Beberapa meja diset di luar restoran dan saat melangkah masuk berbagai stations makanan bagai menyambut para pengunjung yang datang.

Berbagai pernak-pernik seperti lampion dan sangkar burung bernuansa merah cerah menghiasi langit-langit. Banner besar bertuliskan Gong Xi Fat Choi ikut menambah kental suasana oriental untuk menyambut datangnya Imlek. Saat asyik mengedarkan pandangan, tiba-tiba dari kejauhan seseorang melambaikan tangan. Rupanya teman-teman saya sudah duduk manis melingkari sebuah meja bundar. Sengaja mereka menunggu saya tiba sebelum memulai Yam Cha bersama-sama.

Mungkin bagi masyarakat keturunan Tionghoa sudah tak asing lagi dengan seremonial bernama Yam Cha ini. Yam Cha dapat diartikan sebagai 'minum teh' di pagi hari. Kebiasaan minum teh ini berasal dari Kanton bagian selatan Cina, dimana Yam Cha biasanya dinikmati pagi hari di kedai-kedai teh di pinggir jalan. Sambil mengobrol santai bersama teman-teman sebelum memulai aktivitas, minum teh ini juga seringkali diiringi dengan makanan pendamping seperti dim sum.

Menurut kebiasaan, untuk menikmati Yam Cha haruslah dengan perut kosong. Itulah yang saya lakukan pagi ini. Layaknya sebuah restoran Chinese pada umumnya setiap meja dilengkapi dengan piring, sumpit, dan cangkir teh khas Cina yang berupa cangkir mungil dari keramik dan mangkuk kecil.

Pertama-tama Oolong Tea diracik didalam teko tanah liat dituang ke gelas keramik putih oleh seorang pelayan wanita berpakaian cheongsam (baju tradisional Cina dengan leher tinggi dan belahan di sisi roknya yang panjang hingga ke mata kaki). Menurut kebiasaan teh dituang ke cangkir untuk dihirup aromanya terlebih dahulu. Hmm... setelah meresapi wangi aromanya barulah cangkir ditutup dengan mangkuk kecil dan dituangkan terbalik sehingga teh berpindah ke mangkuk. Setelah itu teh dihirup langsung dari mangkuk slurppp... hmm selain wangi rasanya ringan dan tidak pahit.

Saat teh cangkir pertama habis, kami pun mulai bergerak menuju jejeran stations makanan. Sekitar kurang lebih 7 stations makanan digelar, diantaranya Pan Fried Dim Sum, Soup, Peking Duck, Congee Station, dan Drunken Shrimp yang merupakan favorit pengujung. Wah wah... banyaknya aneka pilihan membuat saya jadi kebingungan ingin memulai dari mana?

Menikmati Yam Cha tak lengkap rasanya tanpa kehadiran dim sum. Untuk menikmati dim sum yang digoreng dan di pan fried, dapat diambil sepuasnya di buffet. Sedangkan untuk menikmati dim sum kukus seperti hakau, siomay, atau xiao long bao harus dilakukan by order. Tentunya ini sudah termasuk harga paket Rp 138.000,00 ++ yang harus kami bayar untuk menikmati Yam Cha ini.

Dim sum disajikan dalam wadah-wadah bambu dengan porsi cukup besar dengan isi hakau dan siomay. Siomaynya lembut dengan campuran dua buah udang yang gendut-gendut di dalamnya. Sedangkan shirmp hakau berisi udang besar dengan rasa lembut, gurih dan tidak liat. Saat dimakan terasa kesegaran udang yang dimasak tanpa over cooked. Hmm.. nyam nyam! Sesekali kami pun menghirup teh untuk melarutkan lemak yang menempel langit-langit mulut.

Setelah kenyang menyantap dim sum, saya memutuskan menuju counter 'Congee Station' alias counter bubur nasi. Lebih dari 10 condiment yang ditaruh dalam mangkuk-mangkuk keramik Cina disamping seorang chef yang sedang meracik bubur. Pertama-tama bubur diambil dari dalam wadah keramik Cina dan dituangkan pada panci untuk dihangatkan diatas kompor listrik, lalu diracik beserta topping pilihan pengunjung. Hmm... bau harum bubur yang menguar dari panci sungguh menggoda!

Suapan pertama hampir membuat lidah saya terbakar, buburnya terasa panas mengigit lidah. Teksturnya tidak terlalu kental, cenderung encer dan gurih mendominasi rasa bubur ini. Irisan ayam dan udang sungguh empuk, berpadu serasi dengan telur phi tan. Hmm... sedap dimakan panas-panas! Akhirnya creepes yang diisi dengan berbagai macam buah-buahan dengan siraman saus cokelat dan strawberry menjadi penutup manis Yam Cha kami.

Mengingat bukan saja hidangannya yang memuaskan, namun juga kebersamaan yang diciptakan Yam Cha. Rasanya minggu depan saya akan kembali lagi, kali ini untuk menikmati Yam Cha bersama keluarga tercinta!

Pearl Chinese Restaurant
Hotel JW Marriott Jakarta
Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav E1.2 No 1&2, Jakarta.
Telp: 021-5798 8888
Harga: Rp 138.000,00 ++ / orang
Buka setiap hari Minggu, pukul 10.00 - 15.00

No comments: