6.24.2010

Memilih Waktu Yang Tepat Untuk Pembicaraan Penting

Menanyakan pendapat tentang tawaran kerja di tempat lain atau membahas keinginan mempunyai anak tidak bisa dilakukan di sembarang waktu. Salah-salah bukannya jalan keluar yang ditemukan, justru masalah baru yang timbul.

Perselisihan antara suami dengan istri kadang terjadi karena miskomunikasi dan waktu yang tidak tepat. Agar kesalahan tersebut tidak terjadi pada Anda, ketahuilah saat yang tepat untuk membahas masalah.

Sarapan
Waktu sarapan Anda pasti tidak banyak, oleh karena itu jangan membahas masalah yang terlalu berat di pagi hari. Selain berpotensi menimbulkan kesalahfahaman, mood Anda dan pasangan bisa rusak seketika.

Hal-hal yang sebaiknya dibicarakan saat sarapan adalah hal-hal kecil seperti mengingatkannya untuk makam malam di rumah orang tuanya malam ini atau mengingatkannya menjemput anak dari sekolah.

Sore
Jika Anda memiliki waktu senggang bersama suami pada sore hari di akhir pekan, maka inilah waktu yang tepat untuk membicarakan masalah rumah tangga. Rencana memperbaiki rumah hingga memikirkan sekolah anak akan terasa semakin hangat jika dilakukan sambil ditemani teh hangat.

Sayangnya, waktu di sore hari hanya mungkin dilakukan pada akhir pekan saja. Oleh karena itu, manfaatkan akhir pekan Anda sebaik-baiknya demi kelangsungan rumah tangga Anda.

Malam
Meskipun malam hari adalah waktu yang paling memungkinkan membahas masalah rumah tangga, namun bukan berarti Anda bisa membahasnya di setiap malam. Ada kalanya pasangan Anda pulang dalam keadaan lelah dan stres sehingga tidak memungkinkan untuk mebahas masalah baru.

Sebaiknya Anda menanyakan dahulu bagaimana aktivitasnya hari ini. Jika ia meminta tidak untuk membahasnya, sebaiknya jangan memulai membahas hal lain kecuali hal yang ingin Anda ceritakan adalah sesuatu yang membahagiakan.

Meskipun pasangan Anda pulang dengan hati senang, bukan berarti Anda bisa langsung mengajaknya untuk membahas hal-hal yang penting. Biarkanlah ia beristirahat sejenak dan membersihkan dirinya terlebih dahulu.

No comments: