12.29.2010

MENGAPA INI TERJADI

Tanggal: Selasa, 28 Desember 2010
Bacaan : Mazmur 42:1-6
Setahun: Zakharia 5-8; Wahyu 19
Nats: Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam
diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi
kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mazmur 42:6)

Judul:

MENGAPA INI TERJADI?

Sungguh tak terperi duka dan derita yang dirasakan Sardiyanto,
pria paruh baya yang berasal dari Jawa Tengah itu. Ia selalu
meneteskan air mata ketika mengenang peristiwa tragis yang terjadi
tiga tahun silam. Bagaimana tidak, ia harus kehilangan lima anggota
keluarganya sekaligus dalam peristiwa nahas tragedi hilangnya
pesawat komersial nasional jurusan Surabaya-Manado pada tanggal 1
Januari 2007. Sardiyanto tidak sendirian, ada banyak keluarga lain
yang juga turut kehilangan orang-orang dalam kecelakaan tersebut.

Ketika kita mengalami peristiwa menyedihkan, kerap timbul pertanyaan
di hati, "Mengapa ini terjadi? Mengapa saya harus mengalami ini?"
Dan, kita tidak menemukan jawabnya. Ya, dalam hidup ini ada banyak
peristiwa yang terjadi tanpa alasan atau jawaban yang memuaskan.
Bencana alam yang meluluhlantakkan dan meninggalkan luka begitu
dalam; penyakit berat yang tiba-tiba datang mendera tubuh; kegagalan
demi kegagalan; dan persoalan yang seolah-olah tidak berujung.

Begitulah, banyak hal dalam hidup ini yang terjadi begitu saja.
Maka, baiklah kita meresponsnya bukan dengan gugatan atau pun
protes, melainkan dengan hati yang berserah dan tetap bersyukur.
Seperti pemazmur yang dalam segala duka dan derita, tekanan jiwa dan
kegelisahannya yang dialami, ia berharap kepada Allah dan tetap
bersyukur kepada-Nya (ayat 6). Maka, marilah kita berhenti mencari
jawaban.

Jalani saja hidup ini dengan rela. Mungkin itu tidak serta merta
akan menyelesaikan masalah, tetapi minimal tidak akan menimbulkan
masalah baru atau menambah berat masalah yang sudah ada --AYA

BERDAMAI DENGAN KENYATAAN
KERAP MERUPAKAN JAWABAN DARI BANYAK PERTANYAAN


Mazmur 42:1-6

1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. (42-2)
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah
jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2 (42-3) Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.
Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3 (42-4) Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena
sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
4 (42-5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku
gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan
manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara
sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang
yang mengadakan perayaan.
5 (42-6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam
diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi
kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
6 (42-7) Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat
kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari
gunung Mizar.

No comments: