1.21.2008

Karunia Mujizat

Pertanyaan: Apakah karunia berbuat mujizat berlaku untuk zaman sekarang?

Jawaban: Pertama-tama penting untuk menyadari bahwa ini bukan mempertanyakan apakah Tuhan masih melakukan mujizat pada zaman sekarang. Adalah suatu kebodohan dan tidak Alkitabiah untuk mengatakan bahwa Allah tidak lagi menyembuhkan orang, berbicara kepada orang-orang dan melakukan mujizat dan tanda-tanda ajaib pada zaman sekarang. Pertanyaannya adalah apakah karunia berbuat mujizat yang digambarkan dalam 1 Korintus pasal 12-14 masih aktif dalam gereja pada zaman sekarang. Ini bukan mempertanyakan apakah Roh Kudus ”dapat” memberi seseorang karunia untuk berbuat mujizat. Pertanyaannya adalah, apakah pada zaman sekarang Roh Kudus masih memberikan karunia untuk berbuat mujizat. Lebih dari semua itu, kita mengakui bahwa Roh Kudus bebas untuk membagi-bagikan karunia sesuai dengan apa yang diinginkanNya (1 Korintus 12:7-11).

Dalam kitab Kisah Rasul dan Surat-surat, sebagian besar mujizat dilakukan oleh para rasul dan pembantu-pembantu dekat mereka. 2 Korintus12:12 memberi kita alasan mengapa demikian, “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.” Jika setiap orang percaya dalam Kristus diberikan kemampuan untuk melakukan tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa, maka tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa tidak dapat menjadi tanda pengenal seorang rasul. Kisah Rasul 2:22 memberitahu kita bahwa Yesus ”diakreditasikan” oleh ”tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.” Demikian pula para rasul ”ditandai” sebagai utusan-utusan yang benar-benar dari Allah melalui mujizat-mujizat yang mereka lakukan. Kisah Rasul 14:3 mengatakan bahwa berita Injil ”dikonfirmasikan” oleh mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas.

1 Korintus pasal 12-14 pada pokoknya membicarakan topik karunia-karunia Roh. Dari teks ini kelihatannya bahwa orang-orang Kristen “biasa” kadang-kadang diberi karunia berbuat mujizat (12:8-10; 28-30). Kita tidak diberitahu berapa umum hal ini. Dari apa yang kita pelajari di atas, bahwa para rasul ”ditandai” dengan mujizat dan tanda-tanda ajaib, kelihatannya karunia berbuat mujizat diberikan pada orang-orang Kristen ”biasa” sebagai suatu kekecualian dan bukan kebiasaan. Selain para rasul dan pembantu-pembantu dekat mereka, dalam Perjanjian Baru tidak dikatakan orang-orang lain memiliki karunia berbuat mujizat.

Penting untuk diingat bahwa gereja mula-mula tidak memiliki Alkitab yang lengkap sebagaimana kita miliki hari ini (2 Timotius 3:16-17). Karena itu karunia bernubuat, pengetahuan dan kebijaksanaan, dll dibutuhkan agar supaya orang-orang Kristen mula-mula mengetahui apa yang Allah ingin mereka lakukan. Karunia bernubuat memampukan orang-orang percaya mengkomunikasikan kebenaran dan wahyu baru dari Tuhan. Sekarang setelah wahyu Allah lengkap dalam Alkitab, karunia yang bersifat ”pewahyuan” tidak lagi dibutuhkan, paling tidak dalam kapasitas seperti dalam Perjanjian Baru.

Allah secara ajaib menyembuhkan orang setiap hari. Allah masih berbicara kepada kita pada zaman sekarang, baik dengan suara yang kedengaran, maupun dalam pikiran kita, atau melalui kesan dan perasaan yang kita dapatkan. Allah masih melakukan tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa yang mengherankan, dan kadang-kadang melakukan mujizat-mujizat itu melalui orang Kristen. Namun demikian, apa yang dilakukan tidak selalu berarti itu adalah karunia melakukan mujizat. Tujuan utama dari karunia berbuat mujizat adalah untuk membuktikan bahwa Injil itu benar adanya dan bahwa para rasul adalah benar-benar utusan-utusan Allah. Alkitab tidak secara langsung mengatakan bahwa karunia mujizat sudah berhenti, namun memberikan dasar untuk memahami bahwa karunia itu mungkin tidak lagi dibutuhkan.

No comments: