6.06.2008

Tersenyum

Para ahli politik boleh sibuk menganalisa. Padahal rahasia kekuasaan dan panjangnya umur Soeharto cuma satu.
Ia selalu tersenyum dalam setiap penampilannya.

Bagi yang sudah nonton film Patch Adams, pernyataan di atas bukanlah omong kosong.
Senyum dan tertawa menjadi konsep dasar penyembuhan bagi tokoh bergelar Doktor Kesehatan yang hingga kini masih hidup di West Virginia, Amerika Serikat.
Seperti terlihat dalam film, melalui senyum dan tawa, banyak pasien tua bangka dan kanak-kanak berhasil disembuhkan, atau sembuh dengan sendirinya.

"Jika tersenyum, otak mereka mengeluarkan seretonin yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka," sahut Patch Adams begitu kepergok dekan fakultas kedokteran tempat ia kuliah, saat ia sedang mengajak bercanda para pasien di bangsal rumah sakit.
Pendapat Adams tentang senyum itu kemudian populer di dunia penyembuhan.

Mengutip hasil riset para ahli kesehatan, suatu saat majalah Psychology Today pernah menurunkan nasihat, "Kalau Anda melihat seseorang tanpa senyum, berikan kepada mereka sedikit senyum yang Anda miliki."

Alasan dari nasihat itu sama. Ketika seseorang tersenyum, betapapun sedang tidak bahagianya orang tersebut, otak mereka akan mengeluarkan sejumlah zat kimia yang tak hanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tapi sekaligus juga memberi daya angkat bagi kondisi psikologis seseorang.
Suatu alat pengangkat beban jiwa, begitu kira-kira.

Lebih menakjubkan lagi, dari riset itu juga diketahui bahwa biar pun hanya diinstruksikan menampilkan wajah yang tersenyum, seseorang akan memperoleh manfaat psikologis yang sama dengan orang yang sungguh-sungguh tersenyum.

Dengan kata lain, meski hanya berpura-pura bahagia, tapi dengan senyuman orang dapat membuat dirinya menjadi lebih sehat dan bahagia betulan.
Inilah yang membuat proses penuaan seseorang menjadi terhambat.

Dikaitkan dengan mantan presiden Soeharto, memang belum sepenuhnya benar untuk mengklaim bahwa rahasia umur dan kekuasaannya yang panjang hanya disebabkan oleh senyuman.
Satu hal yang jelas, Soeharto memang terbiasa memperlihatkan senyum dalam setiap penampilannya, sampai sulit diinterpretasikan maknanya.

Dan lepas apakah senyuman itu tulus atau pura-pura, jika mengacu pada hasil riset para ahli tadi, diketahui bahwa sistem kekebalan tubuh Soeharto selalu meningkat berkat senyuman yang diperlihatkannya.

Kehilangan 385 Tawa
* Manfaat yang diperoleh dari senyum, menurut para ahli, ternyata akan semakin berlipat ganda bila ditambah dengan tawa.
Sebagaimana diungkap Joan Coggin, M.D., seorang kardiolog di University School of Medicine, Loma Linda, Amerika Serikat, anak-anak rata-rata tertawa 400 kali dalam sehari.
Sedang orang dewasa rata-rata hanya tertawa 15 kali saja sehari.
Itu berarti manusia dewasa kehilangan 385 tawa seiring dengan bertambahnya umur. "Padahal terbukti, tertawa bermanfaat bagi kesehatan," kata Coggin.
Merujuk hasil riset yang pernah dilakukannya, doktor bidang medis itu menjelaskan, tertawa memberikan relaksasi dan mengurangi stres.
"Setelah meninggikan sampai jumlah tertentu tekanan darah dan irama jantung, tertawa langsung menurunkannya lagi sehingga sensor-sensor perseptif meningkat dan menyebabkan Anda sanggup menghadapi tugas dengan lebih baik," paparnya.

Dari riset yang lain, psikolog Alice M. Isen, Ph.D., dari Cornell University juga menyimpulkan, mereka yang banyak menonton film komedi mampu secara lebih baik menemukan solusi kreatif dalam memecahkan soal-soal puzzle.

Sedang studi yang dilakukan William Fry, M.D., profesor dari Stanford University, menunjukkan bahwa tertawa meningkatkan detak jantung dan memperbaiki sirkulasi di jaringan otot yang membantu perjalanan nutrisi-nutrisi dan oksigen ke dalam jaringan tubuh.

Menurut para ahli itu, 20 menit terbahak-bahak tertawa, setingkat dengan lima menit aerobik dalam gerakan mendayung.

No comments: