10.31.2008

Jangan Diungkit Lagi

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 27 Oktober 2008
Bacaan : Filemon 1:8-19
Setahun: Markus 11-13
Nats: Dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat
berguna baik bagimu maupun bagiku (Filemon 11)

Judul:
JANGAN DIUNGKIT LAGI

Suami istri itu hampir bercerai karena cekcok terus. Kepada
pendeta, sang suami menyatakan kekesalannya. "Saya jengkel sekali!
Setiap kali bertengkar, istri saya selalu mengungkit lagi kesalahan
saya di masa lalu. Satu per satu. Akibatnya pertengkaran menjadi
semakin seru. Kami meributkan kembali masalah yang sudah
diselesaikan."

Mengungkit kesalahan masa lalu adalah kebiasaan buruk. Itu tandanya
kita tidak mau memandang orang lain secara baru. Kita memberi
stempel: "sekali begitu, tetap begitu." Ini membuat orang frustrasi.
Bacaan kita hari ini mengisahkan ada seorang tuan bernama Filemon. Ia
mempunyai budak bernama Onesimus. Budak ini pernah mencuri barang
tuannya lalu lari dari rumah. Tentu saja Filemon sangat marah.

Di tengah pelariannya, Onesimus berjumpa dengan Paulus. Tuhan
bekerja. Budak ini bertobat dan menerima Kristus. Hidupnya diubahkan.
Paulus lantas meminta Onesimus balik kepada tuannya. Karena Paulus
kenal dekat dengan Filemon, ia mengirim sepucuk surat. Isinya meminta
agar Filemon bisa memandang Onesimus secara baru, menerimanya bukan
lagi sebagai hamba, melainkan sebagai saudara seiman. Jangan ungkit
lagi kesalahannya, sebab Onesimus sudah berubah.

Tampaknya, kita harus belajar mengampuni seperti Kristus. Dia
mengampuni secara tuntas. Dia tak pernah mengungkit lagi dosa kita di
masa lalu. Ketika mengampuni, Yesus membuang atau mengubur dosa kita.
Di hadapan-Nya kita menjadi manusia baru. Bukankah kita harus
mengampuni orang lain, sama seperti Kristus mengampuni kita? -JTI

ORANG YANG TERUS MENGUNGKIT KESALAHAN MASA LALU
MEMPERSULIT TERJADINYA PEMBARUAN DI MASA DEPAN


e-RH versi web: http://www.glorianet.org/rh/102008/27.html
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2008/10/27/
----------------------------------------------------------------------
Ayat Alkitab: http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Filemon+8-19

Filemon 8-19

8. Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai
kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus
engkau lakukan,
9 tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari
padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang
dipenjarakan karena Kristus Yesus,
10 mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat
selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus
11 --dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang
sangat berguna baik bagimu maupun bagiku.
12 Dia kusuruh kembali kepadamu--dia, yaitu buah hatiku--.
13 Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk
melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil,
14 tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu,
supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan
paksa, melainkan dengan sukarela.
15 Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari
padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,
16 bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba,
yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian,
apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.
17 Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia
seperti aku sendiri.
18 Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang
padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku--
19 aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri:
Aku akan membayarnya--agar jangan kukatakan: "Tanggungkanlah
semuanya itu kepadamu!" --karena engkau berhutang padaku, yaitu
dirimu sendiri.



e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: