1.29.2009

Kelangkaan Air

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 29 Januari 2009
Bacaan : Keluaran 17:1-7
Setahun: Keluaran 5-7
Nats: "Mulailah bangsa itu bertengkar dengan Musa, kata mereka:
'Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum!'"
(Keluaran 17:2)

Judul:
KELANGKAAN AIR?

Di Indonesia air mudah didapat. Tidak demikian halnya di gurun pasir
Mesir. Medannya sangat gersang. Kering. Suhu di siang hari mencapai
lebih dari 400C. Disitu air menjadi sangat berharga. Ini soal
hidup-mati. Tanpa air cukup, Anda akan mengalami dehidrasi, bahkan
kematian. Di gurun itu, Anda bisa membeli 1,5 liter air botolan
seharga 20-50 ribu rupiah. Namun pada zaman Musa, tidak ada penjual
air! Bisa dipahami betapa paniknya orang Israel ketika mereka
kekurangan air. Kematian sudah membayang. Mereka pun
bersungut-sungut.

Dalam situasi panik dan stres, bersungut-sungut adalah respons alami
yang sangat manusiawi. Masalahnya, umat Israel punya cukup alasan
untuk tidak bersungut-sungut. Bukankah selama ini mereka hidup dari
mukjizat Tuhan hari demi hari? Tiang awan dan tiang api tampak
memimpin di depan. Baru saja Tuhan membuat air pahit di Mara menjadi
manis sehingga bisa diminum (Keluaran 15:22-27). Sebelumnya, Tuhan
telah membelah laut Merah sehingga mereka bisa berjalan di tengahnya
(Keluaran 14:15-31). Tidak cukupkah semua pengalaman penuh mukjizat
itu meyakinkan mereka bahwa kali ini pun Tuhan akan menolong lagi?
Bahwa Tuhan tak akan membiarkan mereka mati kehausan?

Jadi, masalah mendasar umat Tuhan saat itu bukanlah kelangkaan air,
melainkan kelangkaan iman. Kita pun bisa mengalami hal serupa. Lain
kali, jika Anda mulai bersungut-sungut, ingat lagi berapa banyak
pertolongan Tuhan yang pernah Anda alami di masa lalu. Yang mustahil
telah dibuat menjadi mungkin. Tidakkah Anda yakin bahwa Tuhan akan
menolong Anda sekali lagi? -JTI

SETIAP KALI TUHAN MENOLONG KITA,
TIDAK PERNAH DIA BERKATA: "INI KALI YANG TERAKHIR!"



Keluaran 17:1-7

1. Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang
gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat
persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka
di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa
itu.
2 Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka:
"Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi
Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan
aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"
3 Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah
bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin
kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan
ternak kami dengan kehausan?"
4 Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang
akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan
melempari aku dengan batu!"
5 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa
itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para
tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai
memukul sungai Nil dan pergilah.
6 Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu
di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya
akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah
diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
7 Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang
Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai
TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau
tidak?"



e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: