2.27.2009

Makna Kehilangan

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 26 Februari 2009
Bacaan : Ayub 1:20-22
Setahun: Bilangan 31-33
Nats: Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan
telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang
memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan !
(Ayub 1:21)

Judul:
MAKNA KEHILANGAN

Siapa yang tidak sedih ketika kehilangan sesuatu yang berharga dalam
hidupnya? Seorang ibu menangis pedih karena kehilangan anak
tunggalnya yang meninggal karena sebuah kecelakaan. Semua orang akan
mengerti kepedihan hati sang ibu dan memakluminya apabila sang ibu
menangisi kepergian si anak sedemikian rupa.

Bicara tentang kehilangan, sesungguhnya tidak ada yang dapat
menandingi kepedihan Ayub. Bayangkan, dalam sekejap hartanya habis.
Bukan hanya itu, kepedihannya makin bertambah ketika semua anaknya
pun tewas seketika, bahkan kesehatannya pun hilang. Dalam sekejap,
Ayub, yang semula adalah orang yang kaya raya, menjadi orang yang
sangat miskin. Dari orang yang memiliki anak menjadi ayah yang tanpa
anak lagi. Dari orang yang sehat menjadi orang yang memiliki sakit
borok di sekujur tubuhnya. Ditambah lagi dengan cibiran dari sang
istri-orang yang seharusnya menjadi penolong dalam hidupnya. Kurang
apa lagi derita yang dirasakan oleh Ayub? Namun yang luar biasa, dari
mulut Ayub tidak keluar kata-kata keluhan, tetapi sebuah kata pujian,
"Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!"
(ayat 21). Ayub sadar bahwa semua yang ia miliki bukan miliknya,
melainkan milik Tuhan, sehingga tatkala Tuhan mengambil semua yang
ada pada Ayub, Ayub tidak memprotes dan menuduh Tuhan sebagai tokoh
yang kejam dan tidak adil.

Ada kalanya dalam hidup, kita mengalami kehilangan. Memang berat dan
pedih jika kita mengalaminya. Namun, mari kita memandang semuanya itu
sebagaimana Ayub memandangnya supaya kita dapat menghadapi peristiwa
kehilangan dengan tetap berpengharapan -RY

SEGALA SESUATU ADALAH MILIK TUHAN
DAN KITA DIPERCAYA UNTUK MENGELOLANYA


Ayub 1:20-22

20. Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur
kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,
21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku,
dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang
memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak
menuduh Allah berbuat yang kurang patut.




e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: