2.27.2009

Menanti janji

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 21 Februari 2009
Bacaan : Kejadian 12:1-9
Setahun: Bilangan 15-17
Nats: Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan
memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan
menjadi berkat (Kejadian 12:2)

Judul:
MENANTI JANJI

Menantikan sebuah janji sering diiringi dengan munculnya rasa
gelisah. Apalagi jika prospek yang dihadapi kelihatan bertolak
belakang dengan janji tersebut, wajar jika orang yang menjanjikannya
menjadi objek keraguan dan pertanyaan kita. Suatu kali, seseorang
menjanjikan bantuan dana untuk sebuah kebutuhan pelayanan yang
mendesak. Kami harus membayar sewa rumah pelayanan, berikut dengan
beberapa renovasi agar atap rumah tidak bocor jika hujan turun. Namun
sampai menjelang waktu pembayaran, dana tidak kunjung diberikan.
Muncul keraguan, apakah ia masih ingat janji tersebut?

Tuhan menjanjikan kepada Abraham sebuah negeri di tanah Kanaan.
Masalahnya negeri itu didiami oleh bangsa Kanaan. Tanah yang akan
diberikan kepadanya bukan tanah tak bertuan, tetapi tanah yang
didiami orang lain. Keraguan dan kebingungan pasti menguasai hati
Abraham. Janji Tuhan tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapinya.
Namun kita tahu kemudian hari, keturunan Abraham menjadi bangsa yang
besar, dan tanah Kanaan menjadi milik pusaka mereka. Itu terjadi
kurang lebih 400 tahun kemudian. Dan, selama masa itu Tuhan tidak
melupakan janji-Nya kepada Abraham!

Dalam hidup ini, pengalaman dikecewakan oleh janji manusia tidak
perlu membuat kita meragukan janji Tuhan. Bahkan ketika kita lupa,
Tuhan tidak akan melupakan janji-Nya. Apa yang dikatakan-Nya pasti
akan digenapi. Janji Tuhan sepasti matahari yang terbit di pagi hari.
Kita tidak akan kecewa jika berpegang teguh pada janji-Nya. Dia belum
pernah mengecewakan, dan Dia tidak akan pernah mengecewakan -DBS

PERCAYA PADA JANJI TUHAN ADALAH HAL PALING BIJAKSANA
YANG BISA KITA LAKUKAN DALAM SEBUAH PENANTIAN



Kejadian 12:1-9

1. Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan
dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang
akan Kutunjukkan kepadamu;
2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan
memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan
menjadi berkat.
3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan
mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum
di muka bumi akan mendapat berkat."
4. Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN
kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur
tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.
5 Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan
segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang
diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu
sampai di situ.
6. Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat
dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang
Kanaan diam di negeri itu.
7 Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan
berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu."
Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah
menampakkan diri kepadanya.
8 Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur
Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai
di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN
dan memanggil nama TUHAN.
9 Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke
Tanah Negeb.




e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: