2.11.2009

Mewariskan Iman

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 8 Februari 2009
Bacaan : Yesaya 38:9-22
Setahun: Keluaran 38-40
Nats: ... seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada
anak-anaknya (Yesaya 38:19)

Judul:
MEWARISKAN IMAN

Lintang, salah satu bocah yang dikisahkan dalam film Laskar Pelangi,
berbakat luar biasa dalam bidang matematika. Ia sangat gigih
bersekolah. Setiap hari ia bersepeda dari pesisir ke sekolahnya di
pedalaman Belitong. Selain jauh, ia juga mesti melewati lintasan di
tepi rawa yang dihuni buaya. Sayang, tekadnya itu pupus di tengah
jalan. Ayahnya meninggal. Ia terpaksa putus sekolah dan bekerja untuk
membiayai adik-adiknya.

Film Laskar Pelangi, berbeda dari novelnya, membubuhkan epilog
menyentuh. Lintang ternyata tak patah arang. Setelah dewasa ia
menyekolahkan putrinya, dan menularkan semangat agar anaknya itu
tidak menyerah.

Seperti semangat yang ditularkan, iman adalah pusaka rohani yang
diteruskan secara turun-temurun. Hizkia berbicara tentang pentingnya
mewariskan iman dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita
sendiri menerima harta rohani yang berharga ini berkat kesetiaan para
pendahulu kita dalam menyebarluaskan firman Tuhan. Mereka
melakukannya tanpa putus asa meski menghadapi berbagai tantangan yang
tidak ringan. Kegigihan mereka menjadi sumber inspirasi dan teladan
iman yang menggugah.

Sekarang giliran kita untuk meneruskan iman itu. Kitalah pembawa
tongkat estafet iman yang bertanggung jawab untuk menyerahkannya
kepada generasi sesudah kita. Apabila Anda meluangkan waktu untuk
mengajarkan firman Tuhan dalam persekutuan di rumah atau di gereja,
bersaksi tentang sukacita hidup bersama Tuhan, dan, tentu saja,
meneladankan ketaatan kepada firman-Nya, Anda sedang menanamkan
warisan yang berharga -ARS

WARISAN IMAN DITANAMKAN
MELALUI PENGAJARAN, KESAKSIAN, DAN TELADAN



Yesaya 38:9-22

9. Karangan Hizkia, raja Yehuda, sesudah ia sakit dan sembuh
dari penyakitnya:
10 Aku ini berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi,
ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya
dari hidupku.
11 Aku berkata: aku tidak akan melihat TUHAN lagi di negeri
orang-orang yang hidup; aku tidak akan melihat seorangpun lagi di
antara penduduk dunia.
12 Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah
gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku
mengakhiri hidupku; TUHAN memutus nyawaku dari benang hidup. Dari
siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja,
13 aku berteriak minta tolong sampai pagi; seperti singa
demikianlah TUHAN menghancurkan segala tulang-tulangku; dari
siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja.
14 Seperti burung layang-layang demikianlah aku menciap-ciap,
suaraku redup seperti suara merpati. Mataku habis menengadah ke
atas, ya Tuhan, pemerasan terjadi kepadaku; jadilah jaminan
bagiku!
15 Apakah yang akan kukatakan dan kuucapkan kepada TUHAN;
bukankah Dia yang telah melakukannya? Aku sama sekali tidak dapat
tidur karena pahit pedihnya perasaanku.
16 Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau;
tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh!
17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan
bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan.
Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari
hadapan-Mu.
18 Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur
kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang
yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu.
19 Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap
syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa
memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.
20 TUHAN telah datang menyelamatkan aku! Kami hendak main
kecapi, seumur hidup kami di rumah TUHAN.
21 Kemudian berkatalah Yesaya: "Baiklah diambil sebuah kue ara
dan ditaruh pada barah itu, supaya sembuh!"
22 Sebelum itu Hizkia telah berkata: "Apakah yang akan menjadi
tanda, bahwa aku akan pergi ke rumah TUHAN?"




e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: