6.21.2009

CINTA INI MILIKMU MAMA

"Rosa, bangun... sarapanmu udah mam siapin di meja."
Tradisi ini sudah berlangsung 26 tahun, sejak pertama
kali kau bisa mengingat, tapi kebiasaan mama ini tidak
pernah berubah. "Mama sayang, gak usah repot-repot
ma, aku sudah dewasa." pintaku pada mama di suatu
pagi. Wajah tua itu langsung berubah.

Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah
restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar
semuanya, ingin kubalas jasa mama selama ini dengan
hasil keringatku.. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa
mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku kesulitan
memahami mama karena sempat kubaca pada sebuah
artikel... orang yang lanjut usia bisa sangat sensitif dan
cenderung bersikap kanak-kanak, tapi entahlah... Yang
jelas niatku ingin membahagiakan malah membuat dia
sedih. Seperti biasa, mama tidak akan pernah berkata
apa-apa.

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya,"Ma, maafin
aku kalu telah menyakiti perasaan mama. Apa yg bikin
mama sedih?" Kutatap sudut-sudut matanya mama, di
situ terlihat ada genangan airmata. Terbata-bata mama
berkata,"Tiba- tiba mama merasa kalian tidak lagi butuh
mama. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri
sendiri. Mama tidak boleh lagi menyiapkan sarapan buat
kamu, mama tidak bisa lagi jajanin kamu. Semua sudah
bisa kamu lakukan sendiri."

Ah, ya Tuhan, ternyata buat seorang mama... bersusah
payah melayani putra-putrinya ialah suatu kebahagiaan.
Satu hal yang tidak pernah kusadari sebelumnya.. . Niat
membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tuaku
menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling
membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut
pandang masing-masing.

Diam-diam aku merenungkan. Apa yang telah kuberikan
untuk mama dalam usiaku sekarang? Adakah mamaku
bangga dan bahagia pada putrinya?

Ketika itu kutanya pada mama, ia menjawab,"Banyak
sekali nak kebahagiaan yang telah kamu berikan pada
mama. Kamu tumbuh sehat dan lucu ketika bayi itulah
kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah merupakan
kebanggaan buat mama. Setelah dewasa, kamu saat
ini berperilaku sebagaimana harusnya seorang hamba,
itu kebahagiaan buat mama. Setiap kali binar matamu
mengisyaratkan kebahagiaan disitulah kebahagiaan
orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap,"Ampuni aku ya Tuhan
kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan
kepada mama. Masih banyak alasan ketika mama minta
sesuatu." Betapa sabarnya mamaku melalui liku-liku
kehidupan... .

Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga,
merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif
seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan ke siapapun.
Ah, maafin kami mama... 18 jam sehari sebagai pekerja
seakan tak pernah membuat mama lelah... Sanggupkah
aku ya Tuhan?

-//-

"Rosa, bangun nak... sarapannya udah mama siapin di
meja.." Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar
dan kurangkul mama sehangat mungkin, kucium pipinya
yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat, sambil
kuucapkan,"Terima kasih mama, aku beruntung banget
memiliki mama yang baik hati, ijinkan aku bahagiakan
mama." Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan.

Cintaku ini milikmu, mama. Aku masih teramat sangat
membutuhkan mama. Maafkan aku yang belum bisa
menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu.

-//-

Sahabat... tak selamanya kata sayang harus diungkapkan
dengan kalimat,"Aku sayang padamu." Namun begitu,
Tuhan menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta
yang kita punya kepada orang yang kita cintai.

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai
kita, ibu.. walau mereka tak pernah meminta. Percayalah
kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan
bahagia.

-//-

"Ya Tuhan, cintailah mamaku, beri aku kesempatan untuk
bisa membahagiakan mama. Dan jika saatnya nanti mama
Kau panggil, terimalah dan jagalah ia disisiMU...
Titip mamaku ya Tuhan..."

No comments: