6.21.2009

PAMERAN KEBAIKAN

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 13 Juni 2009
Bacaan : Matius 6:1-6, 16-18
Setahun: 2 Raja-raja 20-22
Nats: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu
(Matius 6:4)

Judul:
PAMERAN KEBAIKAN

Seorang konglomerat meninggal dunia. Jenazahnya disemayamkan di rumah
duka. Dalam tempo yang singkat, tempat itu penuh dengan papan ucapan
belasungkawa berhiaskan bunga-bunga. Dikirim dari berbagai
perusahaan. Ucapannya seragam: "Segenap pemimpin dan karyawan PT X
turut berdukacita ..." Logo dan nama perusahaan ditulis besar-besar,
untuk dipamerkan. Tuluskah ungkapan duka itu? Benarkah si pengirim
turut berdukacita? Atau, ini hanya upaya marketing agar perusahaan
mendapat nilai plus di mata keluarga yang berduka?

Banyak orang berbuat baik pada sesama, tetapi motifnya untuk
kepentingan pribadi. Perbuatan baik itu dipamerkan untuk menarik
simpati. Para pemimpin agama pada zaman Yesus suka melakukan hal-hal
rohani di depan orang agar tampak suci. Mereka memberi sedekah,
berdoa, dan berpuasa bukan untuk memuliakan Tuhan, melainkan untuk
mendapat pujian dan pengakuan. Mungkin saja pameran rohani ini
sukses. Banyak orang terkesan. Namun, Tuhan sama sekali tidak
terkesan! Dia menyukai orang yang murni hatinya. Mereka yang
beribadah dalam ketersembunyian; yang kebaikannya tidak ingin
dipamerkan. Ketulusan hati semacam inilah yang dihargai dan diberkati
Tuhan.

Jika Anda menolong orang, apakah Anda mengharap balasan? Jika Anda
melayani Tuhan, apakah Anda merindukan acungan jempol dan tepukan
tangan? Inginkah Anda menjadi pahlawan terkenal, atau rela menjadi
pahlawan tak dikenal? Lain kali, saat melakukan hal mulia,
renungkanlah: Akankah saya tetap melakukan hal ini, jika tak ada
orang yang mengetahuinya? --JTI

KEROHANIAN SEJATI DAPAT DIUKUR
DARI APA YANG ANDA LAKUKAN SAAT TIDAK ADA ORANG


Matius 6:1-6,16-18

1. "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di
hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu
tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau
mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di
rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya.
3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui
tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
5. "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang
munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam
rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya
mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka
sudah mendapat upahnya.
6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu,
tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu.

Matius 6:16

16. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti
orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat
bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
mereka sudah mendapat upahnya.
17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan
cucilah mukamu,
18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang
berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu."




e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: