4.02.2010

Kompak Menuju Rumah Tangga Harmonis

Melangkah ke dalam dunia baru, pernikahan, tentu bukan perkara yang mudah. Apalagi jika mengingat pribadi atau karakter antar suami dan istri tidaklah sama. Untuk itu, selain faktor cinta yang mendasar, kekompakan saat menjalani pernikahan sangat diperlukan. Mulai dari mengambil keputusan sampai merencanakan masa depan.

Semua orang tentu menyadarai bahwa menyatukan dua kepala tidak semudah membalikan telapak tangan. Apalagi dalam menyamakan visi dan misi yang sama. Sebagai nahkoda, suami dituntut agar pandai mengambil keputusan. Meski begitu, bukan berarti wanita sebagai istri tidak memiliki wewenang dalam mengutarakan pendapatnya.

Meskipun telah melewati masa pacaran puluhan tahun, toh, masalah tetap saja terjadi. Biasanya, ketidak-cocokan mengambil keputusan menjadi masalah yang sering terjadi. Saat suami memilih langkah A, sementara sang istri keukeuh memilih langkah B.

Wah, kalau begitu apa yang terjadi? Mmmhh, Anda tentu tidak ingin mengalami kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi dalam rumah tangga Anda, bukan? Lantas, kemana perginya �cinta� yang sering diangung-agungkan itu?

Cinta dalam sebuah rumah tangga memang diperlukan. Maklum, cinta layaknya pondasi pernikahan, yang diawali dengan rasa saling percaya, suka sama suka dan melebar menjadi rasa sayang. Hal ini memang bisa dijadikan modal awal pernikahan. Tanpanya, menjalani bahtera rumah tangga tentu akan terasa sulit.

Namun, bukan berarti cinta menjadi garansi pernikahan yang langgeng dan awet hingga nenek kakek. Berbagai hal diperlukan guna memperkokoh pernikahan. Alangkah lebih baik, jika pernikahan tidak hanya didominasi oleh rasa cinta. Kemauan untuk saling menghargai, berkorban, pengertian, pemahaman, dan kesetiaan, merupakan resep menjaga kelanggengan rumah tangga. Termasuk, menjaga kekompakan!

Ibarat tanaman, tanaman akan hidup jika ia tidak pernah kekurangan air untuk menghilangkan kedahagaan, kekurangan pupuk untuk terus bertahan hidup dengan subur, serta pancaran sinar matahari sepanjang hari.

Begitu juga dengan pernikahan. Keberadaan cinta tentu akan semakin kuat dan kokoh dengan adanya kemauan dan niat tulus satu sama lain dalam menyingkirkan keegoisan dan mengutamakan perasaan pasangan, apalagi untuk mencapai tujuan bersama.

Tidak ada salahnya saling bahu membahu dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Jika istri tengah kelelahan tidak ada salahnya jika sementara waktu suami yang menggantikan pekerjaan rumah sang istri sementara waktu.

Percayalah, membangun sebuah kekompakan tidaklah sulit. Sebagaimana komitmen perkawinan yang telah menyatukan keduanya, itu tandanya menyatu juga semua yang berhubungan dengan pikiran, perasaan, dan tujuan untuk mewujudkan keluarga yang bahagaia, harmonis dan langgeng.

No comments: