6.13.2010

Melepaskan Diri Dari Lingkaran KDRT

KDRT sering kali ditutupi oleh para korbannya. Dari luar mereka selalu menampilkan sosok rumah tangga yang bahagia. Padahal didalamnya, seringkali kekerasan terjadi.

Untuk memutuskan siklus KDRT memang tak mudah. Yang pertama harus dilakukan adalah menyadari bahwa Anda tengah menjadi korban.

Korban seringkali merasa, disakiti oleh pasangan atau orang tua adalah hal yang wajar. Mereka merasa kesalahan yang diperbuat membuatnya pantas disakiti. Hal itu sama sekali salah. Ada hal lain yang bisa dilakukan untuk menegur atau memberi hukuman. Bukan dengan cara menyakiti fisik maupun mental.

Kesulitan yang kedua adalah, pelaku tidak merasa bersalah. Menurutnya itu adalah haknya sebagai suami atau orang tua untuk memberi pelajaran pada anggota keluarganya.

Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dari korban, untuk mengungkap keadaannya kepada orang lain di luar keluarga inti. Jika tak ingin hal ini terlalu melebar, cukup minta saudara yang dituakan sebagai penengah masalah. Biarkan ia berbicara pada si pelaku kekerasan.

Awalnya akan sulit untuk si pelaku mengakui perbuatannya. Si korban pun perlu menyampaikan apa yang ia rasakan dengan harapan si pelaku akan mengerti. Anda juga bisa menyewa jasa pekerja sosial, psikolog atau konselor keluarga untuk menyelesaikan masalah.

Biarkan para profesional tadi membimbing pelaku, hingga ia bisa kembali menjadi dirinya sendiri sebelum melakukan kekerasan. Ingat, siklus bisa saja kembali, tak ada salahnya untuk terus berhubungan dengan para pekerja profesional tadi.

No comments: