6.11.2010

Mengatasi Nyeri Saat Bersetubuh

Nyeri saat berhubungan intim kadang tidak hanya terjadi pada saat malam pertama. Banyak yang mengalami nyeri saat bersetubuh dalam jangka waktu lama. Kenali penyebab nyeri dan cara mengatasinya sesegera mungkin.

Rasa nyeri saat berhubungan seksual dalam kamus kedokteran disebut dispareunia. Dispareunia merupakan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada wanita di area labial, vagina atau panggul, selama atau setelah berhubungan seksual.

Kata dispareunia berasal dari bahasa Yunani kuno yang bermakna 'pernikahan keras' atau perkawinan yang buruk. Orang Yahudi jaman dulu menganggap dispareunia sebagai alasan untuk perceraian. Tapi saat ini, penyebab dispareunia dapat dengan mudah ditemukan dan diobati.

Jumlah wanita yang mengalami dispareunia tidak diketahui, karena gejalanya sangat bervariasi. Tapi studi terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen wanita melaporkan sedang atau pernah mengalami dispareunia. Dan hanya kurang dari separuh wanita tersebut yang mengonsultasikan rasa nyerinya dengan dokter.

Ada banyak kemungkinan penyebab dispareunia. Seperti dilansir dari NetDoctor, Selasa (25/5/2010), berikut beberapa penyebab rasa nyeri saat berhubungan seksual:

1. Vaginismus
Vaginismus adalah kejang otot vagina, terutama disebabkan oleh rasa takut disakiti. Vaginismus dapat menyebabkan rasa sakit yang dalam dan dangkal, dan merupakan penyebab umum terjadinya nyeri saat berhubungan seksual.

Beberapa wanita dengan vaginismus tidak pernah dapat menyelesaikan hubungan seksual. Wanita-wanita ini juga cenderung sangat takut melakukan pemeriksaan vagina dan tes Pap (Pap smear untuk deteksi kanker serviks).

Vaginismus disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keterbatasan pendidikan seks dan menganggap seks sebagai hal jahat dan kotor, trauma seks seperti perkosaan dan pelecehan seksual, infeksi vagina, dan mungkin kegelisahan dengan pasangan.

2. Masalah pada leher rahim (serviks)
Penis dapat mendorong masuk ke leher rahim saat terjadi hubungan seksual. Hal ini dapat menyebabkan infeksi pada leher rahim dan menimbulkan rasa sakit saat penetrasi dalam. Ini disebut dengan 'dispareunia tabrakan'.

3. Masalah pada rahim
Berbagai gangguan rahim, seperti fibroid dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual.

4. Endometriosis
Gangguan ini sangat umum sering mempengaruhi rahim dan jaringan sekitarnya. Tekanan dari penis pada daerah endometriosis yang intens menyebabkan rasa sakit yang mendalam. Endometriosis sering terjadi pada wanita infertil (tidak subur).

5. Masalah ovarium
Kista pada ovarium dapat menyebabkan nyeri yang mendalam. Nyeri juga dapat disebabkan jika ujung penis menabrak posisi ovarium yang tak biasa.

6. Penyakit radang panggul atau Pelvic inflammatory disease (PID)
Ini disebabkan oleh infeksi, dan sering juga disebabkan karena bakteri klamidia. Jika klamidia tidak diobati, ada cukup kesempatan untuk PID berkembang. Pada PID, jaringan menjadi sangat meradang sehingga tekanan saat hubungan seksual menyebabkan rasa sakit yang mendalam.

7. Kehamilan ektopik
Ini berarti kehamilan di luar rahim, biasanya dalam tabung telur. Tekanan pada area ini dapat sangat menyakitkan.

8. Kurangnya pelumas
Hal ini dapat disebabkan oleh kegelisahan dan kegagalan untuk rileks. Biasanya juga terjadi karena kurangnya pemanasan.

9. Infeksi vagina
Infeksi seperti jamur atau penyakit radang panggul dapat membuat hubungan seksual yang menyakitkan dari permukaan sampai vagina.

10. Luka episiotomi
Luka episiotomi adalah bekas luka setelah melahirkan. Biasanya selalu menyakitkan pada masa-masa awal setelah melahirkan, tapi rasa sakit itu terus berlangsung selama beberapa bulan.

11. Vulvitis
Ini berarti peradangan pada vulva (pembukaan ke vagina). Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, termasuk bahan kimia di sabun mandi.

12. Haematoma clitoris
Yaitu memar atau kumpulan darah dalam klitoris, yang disebabkan oleh gesekan yang berlebihan. Ini hampir selalu membaik dalam waktu beberapa minggu.

13. Kekeringan
Hal ini mungkin karena kurangnya rangsangan atau kurangnya estrogen setelah menopause atau saat ibu sedang menyusui. Hal ini bisa lebih terasa pada waktu-waktu tertentu dari siklus wanita, dan cenderung menimbulkan rasa sakit saat hubungan seksual pada awal penetrasi.

Bagaimana mengatasinya?

Untuk mengatasi dan mengobati rasa nyeri saat berhubungan seksual tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa cara mengatasi rasa nyeri saat berhubungan seksual, seperti dilansir dari WebMD:

1. Latihan relaksasi vagina
Ini biasanya direkomendasikan dokter pada wanita dengan vaginismus, yaitu dengan terapi perilaku.

2. Gel pelumas
Gel pelumas diberikan pada wanita yang mengalami kekeringan vagina.

3. Terapi hormon
Terapi hormon diperlukan pada wanita yang mengalami menopause.

4. Obat antibiotik dan antijamur
Ini membantu mengatasi nyeri karena infeksi sehingga dapat menikmati hubungan seksual tanpa rasa nyeri.

5. Pemanasan atau foreplay
Pemanasan sangat dibutuhkan wanita untuk merangsang organ-organ wanita sehingga siap melakukan hubungan seksual. Selain itu, pemanasan akan membuat wanita lebih rileks.

6. Ganti posisi
Terkadang posisi yang salah juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Maka, carilah posisi yang paling membuat Anda dan pasangan merasa nyaman.

7. Hindari produk yang memicu alergi
Beberapa produk sabun atau pembersih terkadang dapat menyebabkan iritasi dan peradangan di vagina. Hindari produk-produk sabun yang memicu alergi Anda.

8. Jaga kebersihan
Kebersihan perlu dijaga untuk menghindari serangan jamur yang dapat menyebabkan infeksi.

9. Komunikasi yang baik dengan pasangan
Komunikasi sangat penting untuk membuat Anda dan pasangan lebih rileks sebelum melakukan hubungan seksual.

10. Pembedahan
Beberapa penyebab nyeri seperti kista atau struktur vagina yang abnormal, dapat diatasi dengan pembedahan.

No comments: