7.18.2008

Menikah Untuk Bahagia

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 17 Juli 2008
Bacaan : Efesus 5:22-33
Setahun: Mazmur 137-140
Nats: Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah
menghormati suaminya (Efesus 5:33)

Judul:
MENIKAH UNTUK BAHAGIA?

Apakah tujuan orang menikah? Supaya bahagia? Bagaimana jika tidak
bahagia? Banyak pasangan yang hidupnya susah setelah menikah. Ada
yang kesulitan menghadapi karakter pasangannya yang sulit diubah.
Akibatnya sering cekcok. Ada yang susah karena anaknya autis atau
cacat mental. Yang lainnya terus-menerus dihadapkan pada musibah.
Jika visi pernikahan Anda cuma demi mengejar kebahagiaan, bisa jadi
Anda kecewa!

Firman Tuhan memandang pernikahan lebih sebagai proses pembentukan
atau pendewasaan. Istri diminta "tunduk", artinya belajar menghargai
kepemimpinan suami. Dengan merendahkan diri, istri dapat menjaga
harga diri suaminya. Begitu pula suami diminta belajar mengasihi
istri seperti merawat tubuhnya sendiri. Bahkan seperti Kristus
mengasihi jemaat (ayat 25,29,32). Di zaman itu, budaya Romawi
menempatkan suami sebagai figur kepala keluarga dengan kuasa tak
terbatas. Lumrah jika suami bersikap sebagai tuan yang minta
dilayani. Namun, para suami kristiani tidak boleh begitu. Mereka
harus "mengasuh dan merawat" istri (ayat 28,29). Artinya menyediakan
waktu dan perhatian yang cukup. Rupanya, untuk mewujudkan pernikahan
kristiani dibutuhkan penyangkalan diri dari kedua pihak. Menikah
ibarat sekolah, yang melaluinya sifat-sifat kita dibentuk.

Dan, proses pembentukan itu menyakitkan! Gary Thomas, pengarang buku
Sacred Marriage (Pernikahan yang Kudus), berkata: "Tuhan merancang
pernikahan untuk membuat Anda suci, lebih daripada membuat Anda
bahagia." Kebahagiaan pernikahan adalah buah atau hadiah dari
perjuangan menyangkal diri. Ia tak akan datang sendiri -JTI

PERNIKAHAN KRISTIANI
MERUPAKAN SEKOLAH UNTUK MEMURNIKAN HATI


Efesus 5:22-33

22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus
adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus,
demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah
mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dan firman,
27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan
diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa
itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti
tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi
dirinya sendiri.
29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi
mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap
jemaat,
30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu
daging.
32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan
Kristus dan jemaat.
33 Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku:
kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah
menghormati suaminya.



e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: