8.22.2008

Kebahagian Sejati

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 23 Agustus 2008
Bacaan : Matius 5:1-12
Setahun: Yeremia 8-11
Nats: Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup
menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! (Mazmur 128:1)

Judul:
KEBAHAGIAAN SEJATI

Dalida adalah ratu kecantikan Mesir tahun 1955. Ia kemudian hijrah ke
Paris. Di sana ia berhasil menjadi penyanyi dan pemain film terkenal.
Kariernya sukses, kekayaannya berlimpah. Namun, toh Dalida merasa
hidupnya sangat malang. Suaminya, Lucien Morisse, meninggal karena
bunuh diri. Begitu juga Luigi Tenco, kekasihnya. Kenyataan itu
membuat Dalida sangat terpukul. Akhirnya di tengah ketenaran dan
kekayaannya, ia memutuskan untuk bunuh diri. Ia menulis sepucuk
surat: "Beban hidup sungguh tak tertanggungkan." Begitulah,
keberhasilan lahiriah bukan jaminan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak
diukur oleh seberapa besar kekayaan dan popularitas yang kita miliki.

Bacaan hari ini merupakan bagian dari khotbah Yesus di bukit (Matius
5-7) di bawah judul Ucapan Bahagia. Berulang-ulang dikatakan
"berbahagialah", yang dalam bahasa Yunaninya: makarios, yaitu
kebahagiaan yang lengkap, utuh, sempurna. Itulah kebahagiaan sejati.
Bagaimana meraihnya?

1. Hidup sepenuhnya mengandalkan kekuatan Allah (ayat 3).

2. Selalu bersedia peduli dan berbagi dengan sesama (ayat 4, 7).

3. Rendah hati dan panjang sabar (ayat 5).

4. Gigih berjalan dalam kebenaran, apa pun risiko yang harus
ditanggung (ayat 6,10).

5. Menjaga hati, menjauhi sikap bermusuhan dan pikiran buruk
terhadap orang lain (ayat 8,9).

Jadi jelaslah bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada hal-hal
di luar diri, seperti kekayaan, popularitas, dan jabatan. Kebahagiaan
sejati bersemi dalam hati, dan memancar keluar; dalam tindakan dan
ucapan -AYA

KEBAHAGIAAN SEJATI
TIDAK DAPAT DILEPASKAN DARI TUHAN



Matius 5:1-12

1. Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas
bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
3. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur.
5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi.
6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan
beroleh kemurahan.
8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan
melihat Allah.
9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah.
10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,
sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."




e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

No comments: